Perawatan Saluran Akar Endodontik (PSA) - TRI - Praktik Pasien Ringkas

Hasil Ekstirpasi (Dokumen Penulis). 

Pertemuan 1: Status dan Indikasi

  • Melakukan pemeriksaan terhadap gigi pasien yang mengalami keluhan.
  • Tes yang dilakukan: 
    • Tes dingin = Mengetahui vitalitas gigi 
    • Tes perkusi = Mengetahui kondisi periapikal gigi
    • Tes tekan = Mengetahui kondisi periodontal gigi
  • Dari tes yang dilakukan, maka dapat ditarik diagnosa pulpa dan diagnosa periapikal. Diagnosa yang digunakan adalah berdasarkan AAE. Penjelasan mengenai diagnosa dapat dipelajari dengan klik disini.
  • Selanjutnya dapat dilakukan caries removal dengan menggunakan ekskavator terlebih dahulu. Tujuannya adalah agar proses penegakkan diagnosa dapat dilakukan.
  • Untuk menegakkan diagnosa, maka dilakukan foto ronsen periapikal parallel. Teknik bisektris juga dapat dilakukan, namun harus dipastikan film tidak menekuk, sebab dapat menyebabkan elongasi atau shortening pada hasil fotonya. 
Sudut-Sudut untuk Melakukan Foto Periapikal
  • Penjelasan lengkap mengenai teknik radiograf dapat diakses dengan klik disini.

Pertemuan 2: Caries Removal, Ekstirpasi, Access Opening, Rewalling
  • Melakukan isolasi daerah kerja dengan menggunakan cotton roll atau rubber dam.
  • Melakukan evaluasi preanestesi dan informed consent.
  • Melakukan anestesi infiltrasi bukal dan palatal pada gigi 21. Namun sebenarnya, cukup dilakukan infiltrasi bukal saja karena saraf yang akan dianastesi adalah Anterior Superior Alveolar.
  • Membuat outline form access opening disesuaikan dengan removal of any caries.
  • Melakukan preparasi Access Opening dengan menggunakan bur diamond bundar dan fissure.
  • Melakukan ekstirpasi pulpa dengan jarum ekstirpasi / barbed broach.
  • Melakukan irigasi saluran akar dengan menggunakan NaOCl dan aquades.
  • Mengeringkan saluran akar dengan paper point.
  • Jika diperlukan rewalling, maka operator dapat menutup saluran akar terlebih dahulu dengan teflon tape. Tujuannya agar etsa dan bonding tidak masuk kedalam saluran akar.
    • Tujuan rewalling = Sebagai toilet of the cavity, yakni akses untuk mengeluarkan kotoran yang muncul akibat preparasi, seperti debris, ataupun jaringan nekrotik lainnya.
  • Setelah rewalling selesai, maka operator dapat menutup saluran akar dengan eugenol yang dibasahi pada cotton pellet. Jangan lupa untuk memeras eugenol di cotton pellet, sebab yang diinginkan adalah uap / gas dari obat eugenol untuk memberikan efek antibakteri, analgesik, antioksidan, dan antiinflamasi.
  • Menutup kembali dengan tambalan sementara.

Pertemuan 3: UPK dan ERF
Teknik preparasi saluran akar yang akan digunakan: Teknik Crown Down, dengan alat Protapper. Teknik ini dapat dilakukan untuk gigi dengan kondisi akar yang lurus (Tidak belok). Hal ini dapat diketahui melalui hasil radiograf. Tahapan kerja:
  • Melakukan persiapan alat dan bahan, persiapan pasien dan persiapan operator.
  • Melakukan isolasi daerah kerja dengan menggunakan cotton roll atau rubber dam.
  • Melakukan eksplorasi 2/3 koronal akar menggunakan kfile #10 dan #15.
  • Melakukan flaring 2/3 koronal menggunakan protaper S1.
  • Melakukan flaring 2/3 koronal menggunakan protaper SX.
  • Melakukan pengukuran panjang kerja saluran akar dengan menggunakan apex locator hingga zero reading. UPK yang digunakan lebih baik dikurangi 0,5 mm dari zero reading untuk mencegah keluarnya debris saat preparasi menuju foramen apikal (Apical patency).
Zero Reading Pada Apex Locator (Dokumen Penulis)
  • Melakukan preparasi saluran akar menggunakan kfile #10 sesuai panjang kerja.
  • Melakukan preparasi saluran akar menggunakan kfile #15 sesuai panjang kerja.
  • Melakukan preparasi saluran akar menggunakan protaper S1 (Shaping 1). sesuai panjang kerja.
  • Melakukan preparasi saluran akar menggunakan protaper S2 (Shaping 2) sesuai panjang kerja.
  • Melakukan finishing saluran akar menggunakan protaper F1 (Final 1) sesuai panjang kerja, kemudian dilanjutkan F2 (Final 2), F3 (Final 3) sesuai panjang kerja. Penentuan file terakhir adalah dengan memastikan bahwa operator telah mendapatkan white dentin dengan tetap mempertahankan konstriksi apikal (Adanya sensasi tugback).
  • Melakukan rekapitulasi dan irigasi disetiap pergantian jarum. 
    • Irigasi dapat dilakukan dengan EDTA 17% dan NaOCl 2,5%, dengan diselingi aquades diantara kedua bahan untuk mencegah terjadinya kristalisasi. Cairan EDTA berperan untuk mengeluarkan debris, smear layer dan komponen anorganik lainnya. Sedangkan NaOCl berperan sebagai antimikroba, sterilisasi, dan mengeluarkan jaringan nekrotik dan tergranulasi. Terdapat 1 bakteri yang tidak dapat dihilangkan oleh NaOCl didalam saluran akar, yakni Enterococcus faecalis. Oleh sebab itu perlu dilakukan irigasi menggunakan CHx 2% diakhir preparasi saluran akar untuk menghilangkan bakteri tersebut.
    • Irigasi menggunakan endo needle atau kerap disebut sebagai Side Vent Needle karena lubangnya ada di sebelah jarum, bukan diujung. Hal ini disesuaikan dengan tujuan irigasi pada saluran akar, yakni untuk menggenangi saluran akar agar tidak mendorong debris kedalam apex. 
    • Gerakan irigasi yang digunakan adalah Agitasi (Naik-turun dan digetarkan). Tujuannya adalah untuk memastikan cairan irigan memasuki sepanjang saluran akar.
  • Mengeringkan saluran akar dengan paper point.
  • Mengaplikasikan pasta CaOH pada saluran akar dan menutupnya dengan tambalan sementara.
  • Instruksi pasca perawatan: Tidak makan minum selama 1 jam, memastikan tambalan sementara tetap bertahan untuk mencegah kontaminasi saluran akar (Saluran akar harus tetap steril), datang kembali untuk kontrol steril (2 Minggu).
Cara menggunakan apex locator (Merek Eighteeth):



Pertemuan 4: Kontrol Steril, Trial Obturasi, Obturasi
Kontrol Steril:
  • Persiapan alat dan bahan.
  • Melakukan tes perkusi dan tes tekan pada gigi.
  • Kontrol sterilisasi dengan mengeluarkan CaOH menggunakan Master Apical File (MAF). Dilanjutkan dengan irigasi untuk mengeluarkan debris.
  • Rekapitulasi saluran akar dilakukan menggunakan Master Apical File (MAF) diikuti dengan irigasi menggunakan larutan NaOCl 2,5% dan aquades.
  • Saluran akar dikeringkan menggunakan paper point.
    • Jika hasil tes perkusi dan tes tekan negative, maka menandakan tidak terdapat kelainan pada periapikal gigi dan saluran akar telah steril, sehingga dapat dilanjutkan dengan trial obturasi menggunakan guttap percha sesuai dengan MAF dengan panjang kerja sesuai UPK. Trial obturasi dilakukan dengan foto radiograf periapikal besektris. Setelahnya, dilanjutkan dengan obturasi.
    • Jika hasil tes perkusi dan tes tekan positive, maka mengartikan saluran akar belum steril, sehingga hal yang dilakukan adalah pembongkaran CaOH sebelumnya, lalu melakukan rekapitulasi dengan MAF. Setelahnya, aplikasikan CaOH kembali dan ditutup dengan tambalan sementara. Pasien pun dipulangkan kembali dan diinstruksikan untuk kontrol steril kembali 2 minggu setelahnya. Hal ini dilakukan terus hingga tes perkusi dan tekan negative, atau hingga lesi periapikal mengecil (Sesuai persetujuan DPJP).
Beberapa hal yang perlu diperhatikan saat foto trial:
  • Memastikan bahwa pasien tidak memiliki keluhan, serta tes perkusi dan tekan negative. 
  • Panjang Kerja yang akan digunakan harus sesuai dengan UPK.
  • Perlu dilakukan rekapitulasi terlebih dahulu, kemudian diikuti dengan irigasi dan pengeringan saluran akar sebelum dilakukan trial obturasi. 
  • Memastikan konstriksi apikal tetap terjaga (Menandakan bahwa preparasi yang dilakukan telah baik)
Syarat dari obturasi adalah: Hermetis dalam arti menutup rapat saluran akar sesuai dengan preparasi saluran akar dan panjang kerjanya.

Langkah-langkah obturasi:
  • Melakukan rekapitulasi dengan Master Apical File (MAF) yang kemudian diikuti dengan irigasi NaOCl dan aquahides.
  • Melakukan pengeringan saluran akar dengan paper point.
  • Mempersiapkan guttap percha dengan ukuran yang sesuai dengan Master Apical File.
  • Mempersiapkan sealer dengan mengaduknya sesuai takaran pabrik diantara bubuk dan cairan (1:1).
  • Memasukkan guttap percha yang telah dipilih dengan sebelumnya dioleskan pada sealer.
  • Melakukan gerakan pumping untuk memastikan tidak ada udara yang terperangkap didalam sealer.
  • Teknik kondensasi yang dilakukan adalah dengan kondensasi lateral, yakni dengan memasukkan finger spreader kedalam rongga saluran akar yang masih memungkinkan, kemudian dimasukkan kembali guttap percha yang sesuai dengan ukuran spreader. Spreader yang digunakan adalah spreader dengan ukuran terbesar terlebih dahulu, kemudian semakin kecil hingga tidak bisa dimasukkan kembali.
  • Pemotongan guttap percha yang berlebih yakni 1 mm dibawah orifis.
  • Penutupan kavitas dengan selapis semen GIC dan tambalan sementara.
  • Melakukan foto periapikal bisektris untuk evaluasi.

Pertemuan 5: Kontrol Obturasi
  • Persiapan alat dan bahan.
  • Pemeriksaan tes perkusi dan tes tekan = Harus menunjukkan hasil negatif yang menandakan jaringan sekitar tidak ada kelainan.
  • Melakukan radiografi periapikal parallel untuk memastikan hasil.
  • Melakukan restorasi akhir pasca perawatan endodontik.
Follow Up: Tooth Restorability Index (TRI)
Membagi gigi menjadi 6 sextan, kemudian menilai skor 0-3 untuk setiap sextan, dengan ketentuan:
  • Skor 0 (None) = Tidak memiliki dinding dentin axial, tidak memiliki ketinggian dentin sehingga tidak dapat digunakan untuk retensi dan resistensi mahkota restorasi.
  • Skor 1 (Inadequate) = Terdapat dentin koronal, dinding dentin kurang dari 1,5 mm.
  • Skor 2 (Questionable) =  Terdapat dentin yang lebih banyak dari skor 1, namun masih dipertanyakan untuk retensi dan resistensinya. 
  • Skor 3 (Adequate) = Dentin koronal mencukupi dalam tinggi, ketebalan dan distribusi. Operator dapat yakin bahwa sextan ini akan memberikan retensi dan resistensi yang baik. 
Contoh:

Materi dan contoh laporan kasus dapat dilihat dengan klik disini.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Latihan Soal (Seluruh Departement)

BM / BEDAH MULUT (Catatan UKMP2DG)

PROSTODONSIA (Catatan UKMP2DG)