IKGA / PEDODONSIA (Catatan UKMP2DG)

Pertumbuhan Gigi

1. Tahap Inisisasi / Bud Stage
Kelainan jumlah.
  • Jumlah Gigi Berkurang.
    • Agenesis: Tidak terbentuk 1 gigi. Tidak ada benih gigi.
      • Pada jaringan agenesis, umumnya sering tumbuh kista primordial / OKC.
    • Hipodonsia: Tidak terbentuk kurang dari 6 gigi. Tidak terbentuknya gigi M3 pada keempat regio termasuk kedalam hipodonsia.
    • Oligodonsia: Tidak terbentuk > 6 gigi. 
      • Kelainan yang umum terjadi dengan ciri oligodonsia: Ektodermal dysplasia --> Merupakan kelainan pada lapisan ektodermis. Klinis: Rambut kering, keriting, kulit bersisik (Kelenjar keringat tidak terbentuk dengan baik).
        • Ektodermal dysplasia unhidrotik --> Tidak ada kelenjar keringat.
    • Anodonsia: Tidak terbentuk semua gigi. 
  • Jumlah Gigi Bertambah / Supernumerary.
    • Mesiodens: Terletak di midline rahang atas. Ukuran gigi kecil dan berbentuk konus. Mesiodens termasuk kedalam peridens.
      • Perbedaan dengan gigi peg shape: Letak gigi  dan tidak ada kelainan jumlah.
    • Laterodens: terletak di lateral gigi insisif. Bentuk gigi normal.
      • Klinis: Gigi berjejal, gigi seri banyak. Bentuk dan ukuran terlihat normal. Bisa muncul unilateral ataupun bilateral.
    • Parapremolar: Terletak diantara gigi premolar.
    • Paramolar: Terletak diantara gigi molar. Bentuk giginya normal.
      • Jika terletak diantara P2 dan M1 termasuk ke paramolar.
    • Distomolar / Distodens: Terletak di distal gigi M3. Bentuk giginya normal.
      • Perbedaan dengan paramolar dilihat dari urutan erupsi giginya. 
    • Peridens: Gigi berlebih yang ukurannya lebih kecil dari normal.
    • Paradens: Gigi berlebih diantara 2 gigi dengan ukuran normal.

2. Tahap Proliferasi / Cap Stage
Penyatuan gigi.
  • Fusi / Sinodonsia: Penyatuan gigi di mahkota, gambaran memiliki 2 akar, 2 saluran akar.
  • Geminasi / Skizodonsia: 1 Gigi yang membelah menjadi 2 mahkota, memiliki 1 akar dan 1 saluran akar.
    • Fusi dan geminasi dibedakan dari jumlah gigi. 
      • Fusi ada pengurangan jumlah gigi.
      • Geminasi tidak ada pengurangan jumlah gigi.
    • Perbedaan fusi geminasi dengan makrodonsia.
      • Dilihat dari fisur dan groove. Unutk fusi geminasi masih memiliki fisur dan groove. Sedankgna makrodonsia tidak ada.
  • Concrescence: Penyatuan 2 akar yang berdekatan. Biasanya sering terjadi di gigi molar kedua dan ketiga. 

3. Histodiferensiasi / Bell Stage
Kelainan struktur, pembentukan enamel / dentin tidak sempurna.
  • Amelogenesis Imprefecta: Pembentukan enamel yang tidak sempurna.
    • Etiologi: Herediter, sehingga bisa diturunkan ke anak --> Terpaut gen autosomal dominan.
    • Bersifat generalised: Berdampak kepada banyak gigi, bukan hanya 1 gigi.
    • Tipe:
      • Hipokalsifikasi: Kekurangan kalsium sehingga kepadatan gigi berkurang, kekuatan / hardness gigi berkurang. Warna kuning kecoklatan.
      • Hipoplastik generalisasi: Sel berkurang sehingga ketebalan enamel berkurang, namun permukaan gigi halus. Warna kuning kecoklatan.
      • Hipoplastik pitted: Sel berkurang sehingga yang menyebabkan permukaan gigi bergelombang, namun ketebalan gigi normal. Warna kuning kecoklatan.
      • Hipomaturasi: Permukaan kasar dan hardness berkurang (Gabungan hipoplastik pitted dan hipokalsifikasi). Warnanya diskolorasi putih opak.
        • Perbedaan dengan fluorosis adalah predisposisi. Fluorosis predisposisinya adalah intake fluor yang berlebih.
Ilustrasi Amelogenesis Imprefecta:
  • Dentinogenesis Imperfecta (DI). Pembentukan dentin yang tidak sempurna.
    • Etiologi: Herediter, sehingga bisa diturunkan ke anak --> Terpaut gen autosomal dominan.
    • Bersifat generalised: Berdampak kepada banyak gigi, bukan hanya 1 gigi.
    • Klinis:
      • Terdapat fraktur enamel --> Enamel tidak disupport dentin sehat.
      • Berwarna kuning keabuan, kuning kebiruan, keabuan. 
      • Pulpa mengalami obliterasi / penyempitan saluran akar.
    • Tipe:
      • 1: DI dengan osteogenesis imprefecta.
      • 2: DI tanpa osteogenesis imperfecta.
      • 3: Brandy-wine.
  • Dentin Dysplasia (DD).
    • Foto ronsen: Akarnya menghilang atau pendek sekali.
    • Keluhan: Gigi goyang namun memiliki struktur yang normal.
    • Bersifat generalised: Berdampak kepada banyak gigi, bukan hanya 1 gigi.
    • Diagnosa banding:
      • Perbedaan dengan periodontitis: DD memiliki akar yang kecil / hilang.
      • Perbedaan dengan resorbsi interna: DD melibatkan banyak gigi / bersifat generalised.
  • Regional Odontodysplasia.
    • Radiograf: Ghost-like appearance --> Kamar pulpa besar seperti gambar hantu Casper.
    • Klinis: Warna putih kekuningan.
    • Diagnosa banding:
      • Perbedaan dengan taurodonsia: RO melibatkan beberapa gigi / regional saja, sedangkan untuk tauro lokalis, warna gigi untuk tauro normal.

4. Morfodiferensiasi / Bell Stage
Kelainan bentuk dan ukuran. Struktur dan warna normal.
  • Macro-microdonsia:
    • Makro: Lebih besar, tidak ada groove.
    • Mikro: Lebih kecil, tidak ada groove.
  • Taurodontia: Ruang pulpa besar.
  • Mulberry Molar (Molar besar) dan Hutchinson Teeth (Insisal seperti tanduk): Pasien dengan sifilis kongenital.
  • Peg Shaped: Biasa terjadi di I2, konus, ukuran kecil.
  • Dens Evaginatus: Ada tonjolan yang keluar gigi, bersifat abnormal. Ada gigi didalam gigi, tapi menonjol keluar sehingga gambaran radiopak mixed. Tonjolan keluar yg abnormal disebut Talon Cusp.
  • Dens Invaginatus / Dens Indente: Ada tonjolan yang masuk kedalam gigi seperti pit / groove yang abnormal. Ada gambaran gigi didalam kamar pulpa. Radiopak mixed.
    • Diagnosa banding:
      • Pulp Stone: Lesi radiopak penuh berbentuk bulat didalam kamar pulpa.
      • Enamel Pearl: Lesi radiopak penuh berbentuk bulat diluar kamar pulpa
  • Dilaserasi: Akar gigi yang bengkok.

5. Aposisi
Kelainan struktur di tahap pematangan / deposisi matriks.
  • Enamel Hypoplasia.
    • Berwarna kecoklatan.
    • Terjadi pada gigi desidui / anak-anak.
    • Pasien sering mengonsumsi antibiotik.
    • Tipe:
      • Localized: Predisposisi lokal akibat infeksi atau trauma. Hanya mengenai 1-2 gigi saja.
      • Environtmental: Predisposisi dari sistemik.
  • Turner's Hypoplasia.
    • Berwarna kecoklatan.
    • Terjadi pada gigi dewasa.

Pertumbuhan Maksila dan Mandibula
  • Maksila dan mandibula berasal dari arkus faringeal pertama.
    • Maksila terbentuk dari penyatuan 2 prosesus (Prosesus maksilaris dan prosesus nasal media --> Penyatuan kedua prosesus ini terjadi di minggu kedelapan.
      • Pusat pertumbuhan maksila: Sutura mediana palatina / sutura midpalatal.
      • Jika minggu kedepan tidak terjadi penyatuan --> Cleft Palatum
        • Dirawat dengan feeding plate.
          • Digunakan kepada pasien anak sebelum dilakukan rekonstruksi palatum, tujuannya untuk makan agar tidak masuk ke trakea. Defek kongenital.
          • Bersifat sementara.
          • Bagian dari feeding plate:
            • Hotz plate --> permukaan palatumnya sebagai feeding plate. Menutup palatum.
            • Nasoalveolar molding --> dipasang diatas Hotz plate agar mengecilkan jarak cleft.
          • Appliance lain yang bisa digunakan sebagai feeding plate: Hubberman feeder.
            • Indikasi: Jika pasien tidak bisa dibuatkan hotz plate.
            • Bentuk: Botol susu dengan penghisapnya yang lebih panjang. Jadi bayi diposisikan tegap, lalu botol ini dimasukkan kedalam mulut bayi dan orang tua memencet penghisapnya agar susu bisa langsung masuk kedalam kerongkongan.
        • Berbeda dengan obturator.
          • Digunakan untuk pasien dengan defek pasca operasi. Tujuannya agar pasien bisa makan.
          • Bersifat permanen.
Ilustrasi: (Kiri: Feeding plate); (Tengah: Hubberman feeder); (Kanan: Obturator)

    • Mandibula terbentuk dari kartilago Meckel yang muncul di arkus faringeal pertama. Kartilago Meckel akan osifikasi endokondral dan menjadi mandibula.
      • Pusat pertumbuhan mandibula: Processus condylus / Kepala kondilus.

Franchl Behaviour Rating Scale
  • 1: Definitely negative.
    • Tidak terkontrol, suka lempar barang, menolak keras.
  • 2: Negative.
    • Tidak membuka mulut / membuka mulut, diam-diam saja, cemberut/nangis tapi tetep buka mulut.
  • 3: Positive.
    • Mau membuka mulut, tidak cemberut, belum berani sendiri maunya ditemani orang tua, anak waspada.
  • 4: Definitely positive.
    • Tidak perlu ditemani orang tua, masuk langsung duduk di DU, komunikatif, tertarik. 

Wright Classification
  • Cooperative: Mengikuti instruksi.
  • Lacking in Cooperative Ability: Tidak kooperatif, anak berkebutuhan khusus, anak tidak / belum bisa komunikasi.
  • Potentially Cooperative: Sama seperti franchl yang "Negative".

Manajemen Prilaku
  • Tell-Show-Do.
    • Memberitahukan perawatan apa yang dilakukan --> Menunjukkan alat yang akan digunakan --> Melakukan perawatan.
    • Biasanya dilakukan untuk pasien yang pertama kali ke drg.
    • Istilah rasa takut:
      • Dental fear: Kecemasan bersifat objektif. Takut karena alat.
      • Dental anxiety: Kecemasan bersifat subjektif. Tidak ada alasan spesifik takut karena apa.
      • Dental phobia: Langsung paranoid. Tidak mau melihat apapun berkaitan dengan gigi.
  • Desensitisasi / Retraining.
    • Memberikan paparan yang bertingkat. Dimulai dari perawatan yang less-invasif / ringan.
    • Untuk pasien yang memiliki pengalaman trauma ke dokter gigi.
    • Pasien takut berlebih.
  • Modelling.
    • Memperlihatkan atau menunjukkan prosedur pada model terlebih dahulu, bisa kakaknya, pasien lain, atau video prosedural. 
    • Tujuannya untuk membuat pasien paham dan bisa mengerjakan apa yang diperlihatkan.
  • Distraksi.
    • Tujuan mengalihkan fokus pasien agar menjadi kooperatif.
  • Reinforcement.
    • Tipe:
      • Positive: Memberikan reward. Pujian, hadiah.
      • Negative: Memberikan punishment. Mengancam.
    • Tujuan: Untuk mempertahankan tingkat ke-kooperatifan pasien.
  • HOME / Hand Over Mouth Exercise.
    • Hanya dilakukan oleh Sp.KGA.
    • Indikasi: Pasien yang tidak kooperatif, bukan anak yang takut atau nangis.
    • Ketika  anak marah-marah, dokter akan menutup mulut pasien dengan sapu tangan, kemudian diberikan instruksi secara verbal oleh operator.
    • Harus dengan persetujuan orang tua / caregiver.
  • Stabilisasi / Restrain.
    • Hanya dilakukan oleh Sp.KGA.
    • Indikasi: Pasien yang tidak kooperatif, bukan anak yang takut atau nangis.
    • Anak tidak kooperatif kemudian ditahan / restrain / protective stabilisation dengan menggunakan alat papoose band.
    • Harus dengan persetujuan orang tua / caregiver.
  • Voice Control.
    • Pengaturan volume suara pada saat pasien menunjukkan perubahan prilaku.

Perawatan Non-Pulpa

TAF (Topical Apical Fluor)
  • Indikasi kepada pasien dengan kondisi gigi pasien sudah tidak berkaries. Bisa juga untuk pasien dengan pit fisur dalam, namun belum erupsi sempurna.
  • Jenis:
    • SNF: Pasta gigi
      • Sehari-hari sikat gigi odolnya mengandung ini.
    • APF / Acidulated Phosphatous Fluoride 1,3%
      • Pakai tray.
      • Pasien bisa berkumur atau meludah
      • Efikasi lebih baik karena memiliki zat asam, sehingga penetrasi fluor lebih baik.
    • NAF / Sodium Fluoride 5%
      • Mengoleskan dengan mikrobursh.
      • Pasien belum bisa berkumur.
    • PAF
  • Metode Knutson: Aplikasi fluor di usia 3 tahun, 7 tahun, 11 tahun dan 13 tahun.
    • Aplikasi TAF pakai NAF di gigi yang sudah erupsi, diaplikasikan 4 kali dengan selang 1 minggu.
Kadar fluor yang perlu digunakan berdasarkan kadar fluor air tanah dan usia pasien:

Pit Fissure Sealant (PFS)
  • Indikasi untuk pasien dengan fisur dalam, tidak ada karies, gigi telah erupsi sempurna.
  • Tipe berdasarkan resiko karies:
    • GIC tipe 4: Untuk resiko karies tinggi. 
    • Flowable resin / composite: Untuk resiko karies rendah.

Casein Phophopeptide-Amorphous Calcium Phosphate (CPP-ACP) / Tooth Mousse.

  • Indikasi: White spot.

Karies Tidak Meluas

  • Karies sudah mengenai keseluruhan pit fissure.
  • Menggunakan GIC --> Fluor release.
  • Tidak boleh pakai komposit.
    • Perawatan komposit pada anak tidak boleh menggunakan komposit, sebab bonding bersifat encer dan toksik pada pulpa sehingga dapat menyebabkan penetrasi pulpa sebab dentin pada gigi anak masih tipis.

Karies Meluas Anterior
Perawatan gigi desidui anterior yang all coverage.
  • Seluloid strip / strip crown
  • Polikarbonat crown 
  • Compomer crown

Karies Meluas Posterior 
Perawatan gigi desidui posterior yang all coverage --> SSC.
  • Preparasi --> Pilih crown --> Counturing (Sesuaiin tinggi SSC dengan gigi, ditandai dengan gingiva yang tidak pucat) --> Crimping (Menekuk tepi SSC kedalam) --> Try in --> Poles --> Sementasi.
  • Kecembungan bukal dipertahankan saat preparasi.

Preventive Resin Restoration (PRR) / Conservative Adhesive Restoration (CAR).

  • Indikasi: Ada karies namun masih ada fisur yang sehat, gigi tetap muda.
    • Tanda karies: Ada sangkutan pada sonde.
    • Gigi tetap muda: Apex belum tertutup.
    • Mix dentition.
  • Tipe:
    • A: Kavitas belum mencapai dentino enamel junction.
      • Aplikasi: Etsa + Unfilled resin.
      • Unfilled = Tidak ada filler.
      • Pengaplikasian unfilled resin meliputi pit-fissure yang sehat juga.
      • Bur round nomor 1/4 dan 1/2.
    • B: Kavitas telah mencapai dentino enamel junction.
      • Aplikasi: GIC (Liner) + Etsa + Bonding + Diluted resin.
      • Diluted = Filler sedikit, flowable.
      • Untuk GIC, tidak bisa one visit sebab harus menunggu GIC setting, baru bisa ditumpat resin. GIC bersifat water in - water out dengan waktu setting 24 jam. GIC yang akan mengeluarkan air, dan dapat mengganggu tumpatan diatasnya jika belum setting.
      • Jika mau RMGI, bisa one visit sebab saat curing langsung setting dan dapat ditumpat resin diatasnya.
      • Aplikasikan unfilled resin meliputi pit-fissure yang sehat juga.
      • Bur round nomor 1 dan 2.
    • C: Kavitas telah melibatkan dentin dan dentin yang tersisa tinggal selapis tipis.
      • Aplikasi: CaOH (Liner) + GIC (Base) + Etsa + Bonding + Filled resin.
      • Filled = Ada filler.
      • Aplikasikan unfilled resin meliputi pit-fissure yang sehat juga.
      • Bur round nomor 2 atau lebih besar. No.329, No.330.
    • Tidak boleh menggunakan zinc phosphat sebab bahan ini bersifat eksotermis / mengeluarkan panas --> Dapat mengiritasi  pulpa.


Perawatan Pulpa

Gigi Desidui
  • Pulpotomi Vital.
    • Indikasi: Gigi sulung, pulpa terbuka, reversible, tidak ada sakit spontan, tes vitalitas (+), tes perkusi (-), pasien kooperatif.
    • Jika kontaminasi bakteri tinggi (Contoh fraktur akibat trauma lebih dari 1 jam), meskipun vitalitas (+), perkus (-), tidak ada sakit berdenyut, tetap saja tidak boleh pulpotomi.
    • Jenis:
      • Total: Jika penyebab terbukanya pulpa adalah karies. Diambil hingga dasar ruang pulpa.
      • Parsial / Cvek: Jika penyebab terbukanya pulpa adalah fraktur / trauma kurang dari 1 jam. Diambil hanya setengah dari ruang pulpa.
    • Medikamen:
      • Formokresol: Hemostatic agent, bisa membentuk fiksasi jaringan / penggumpalan jaringan, gold standart.
        • Mumifikasi: Nama lain pulpotomi menggunakan formokresol.
      • Feric Sulfat: Hemostatic agent
  • Pulpotomi Non-Vital / Pulpotomi Mortal.
    • Indikasi: Sama seperti pulpotomi vital, ditambah pasien tidak kooperatif.
    • Menggunakan bahan devitalisasi pulpa --> Tunggu pulpa telah menjadi non-vital --> baru melakukan pulpotomi / potong pulpa hingga dasar kamar pulpa saja.
    • Konsep: Pulpa yang termumifikasi masih steril / tidak ada infeksi sehingga hanya memotong hingga dasar kamar pulpa.
    • Bahan devitalisasi: Depulpin.
  • Pulpektomi Vital.
    • Indikasi: Pulpa vital, irreversible, ada sakit berdenyut, resorbsi akar gigi tidak boleh melebihi 1/3 apikal.
      • Jika sudah ada resorbsi melebihi 1/3 apikal, maka dilakukan ekstraksi. Jika dipaksa pulpek, maka bisa instrusi bahan pengisi dan menghambat pertumbuhan gigi permanen dibawahnya.
    • Tanda inflamasi yang irreversible: pendarahan yang banyak saat amputasi pulpa.
    • Jika ada kasus polip pulpa, maka termasuk kedalam perawatan pulpektomi vital. 
    • Jika di soal hanya tertulis "Pulpektomi" tanpa diberikan informasi vital atau non vital, maka yang dimaksudkan adalah Pulpektomi Vital. 
  • Pulpektomi Non-Vital / PSA.
    • Indikasi: Pulpa non-vital / nekrosis, resorbsi akar gigi tidak boleh melebihi 1/3 apikal. 
  • Jika gigi desidui ada gambaran radiolusen di furkasi --> Ekstraksi.
  • Gigi desidui tidak boleh di pulp capping, sebab banyak sel mesekim yang belum berdiferensiasi. Ketika diberikan bahan pulp capping, dapat membentuk resorbsi akar.

Gigi Tetap Muda

  • Apeksofikasi.
    • Indikasi: Apikal belum tertutup sempurna, Reversible.
    • Bahan yang digunakan: MTA, biodentine, CaOH.
  • Apeksifikasi.
    • Indikasi: Apikal belum tertutup sempurna, Irreversible.
    • Bahan yang digunakan: MTA, biodentine, CaOH.

Trauma

Trauma Klasifikasi Ellis
  • Kelas 1: Fraktur email.
  • Kelas 2: Fraktur email, dentin.
  • Kelas 3: Fraktur email, dentin, pulpa vital.
  • Kelas 4: Frakutur hingga pulpa non vital.
  • Kelas 5: Avulsi.
  • Kelas 6: Fraktur akar.
  • Kelas 7: Migrasi patalogis (Palatoversi, labioversi).
  • Kelas 8: Fraktur mahkota endmask / remuk, menyisakan akar.
  • Kelas 9: Fraktur gigi sulung.

Klasifikasi Andreansen
  • Hanya melihat letak fraktur apakah mengenai mahkota saja atau hingga akar. 
  • Kemudian melihat perluasan fraktur apakah mencapai pulpa atau tidak.
    • Jika sampai pulpa: Complicated
    • Jika tidak sampai pulpa: Uncomplicated.
  • Jadi jenisnya adalah:
    • Fraktur mahkota uncomplicated.
    • Fraktur mahkota complicated.
    • Fraktur mahkota-akar uncomplicated.
    • Fraktur mahkota-akar complicated.

Perawatan Terhadap Trauma Gigi Sulung
  • Fraktur.
    • Mahkota --> Mencapai pulpa maka dilakukan perawatan pulpa.
  • Malposisi.
    • Intrusi.
      • Apakah mengenai benih gigi tetap?
        • Ya = Ekstraksi.
        • Tidak = Observasi 2-6 bulan.
    • Ekstrusi.
      • Reposisi ringan --> Gigit cotton roll ringan.
    • Palato / linguo / labioversi.
      • Apakah menghambat oklusi?
        • Ya = Ekstraksi.
        • Tidak = Reposisi ringan --> Gigit cotton roll ringan.
    • Tidak boleh splinting untuk gigi desidui --> Ganggu pertumbuhan rahang ke lateral dan bisa menyebabkan ankylosis.
    • Jika sudah mencapai puncak pertumbuhan tulang --> Boleh splinting.
      • Diperiksa dengan foto sefalometri lateral --> Melihat pertumbuhan vertebra.
      • Diperiksa juga dari tulang tangan --> Foto karpal.
  • Avulsi.
    • Dibiarkan saja.
    • Gigi sulung tidak boleh replantasi.

Physiological Space
  • Primate space (4-6 Tahun): Celah diantara gigi.
    • RA: Diantara I2 dan C sulung.
    • RB: Diantara C dan M1 sulung.
    • Jika rapat, maka kemungkinan gigi permanennya akan berjejal.
  • Ugly Duckling Space (8-10 Tahun).
    • Diastema yang ada di gigi anterior RA, yang akan menutup sendiri ketika gigi kaninus telah erupsi sempurna.
    • Jika masih ada space setelah gigi C erupsi, maka dilakukan retraksi.
      • Retraksi dulu, baru frenektomi.
      • Jika frenektomi dulu, bisa menimbulkan scar diantara midline dan menyebabkan sulitnya pergerakkan giginya.
  • Lee Way Space.
    • Selisih ruang diantara gigi mesiodistal gigi kaninus sulung, M1 sulung dan M2 sulung dengan C tetap, P1 tetap, dan P2 tetap.
    • Nilai normal: Gigi permanen harus lebih besar dibandingkan gigi desidui. Jika sama, maka bisa crowding.
    • Lebih besar Lee Way Space bawah.

Space Maintainer
  • Urutan erupsi gigi desidui:
    • RA dan RB sama: I1, I2, M1, C, M2.
  • Urutan erupsi gigi permanen:
    • RA: M1, I1, I2, P1, P2, C, M2.
      • M1 = 6-7 
      • I1 = 7-8
      • I2 = 8-9
      • P1 = 10-11
      • P2 = 10-12
      • C = 11-12
      • M2 = 12-13
      • M3 = 17-21
    • RB: M1, I1, I2, C, P1, P2, M2.
Jenis
  • Aktif --> Menghasilkan ruang / Space Regainer.
    • Indikasi: Ketika butuh ruang 2-3 mm per regio.
  • Pasif --> Tidak menghasilkan ruang / Space Maintainer.
    • Indikasi: Ketika butuh ruang 1-2 mm per regio dan terdapat premature loss.
    • Jenis:
      • Semi-fixed.
        • Indikasi:
          • Jumlah abutment: 1 gigi.
          • Jumlah premature lost: 1 gigi.
        • Jenis:
          • Band loop --> Abutment tidak ada karies sama sekali.
          • Crown loop --> Abutment ada karies.
            • Walaupun karies sedikit, tetap pakai SSC sebagai crownnya, sebab gigi desidui rentan terkena karies kembali.
          • Distal Shoe --> Bentuk free end. 
            • Meskipun gigi permanennya sedang erupsi namun belum menembus tulang, tetap harus pakai distal shoe.
      • Fixed.
        • Indikasi:
          • Jumlah abutment: 2 gigi.
          • Jumlah premature lost: Lebih dari 1 gigi.
          • Pasien tidak kooperatif.
        • Jenis:
          • RA
            • Nance Holding Arch.
              • Indikasi: Ada torus besar
            • Transpalatal.
              • Indikasi: Tidak ada torus.
          • RB
            • Lingual Holding Arch.
      • Removeable.
        • Indikasi:
          • Jumlah abutment: 0 gigi.
          • Jumlah premature lost: Lebih dari 1 gigi
          • Pasien kooperatif.
        • Jenis:
          • Functional --> Ada elemen gigi artifisial.
            • Indikasi: Kehilangan gigi anterior (Estetik dan fonetik), ruang protesanya cukup (Jika ada yang ekstrusi, tidak bisa)
          • Non-Functional --> Tidak ada elemen gigi artifisial.
            • Indikasi: Ruang protesanya tidak cukup, ada gigi ekstrusi.

Posisi Anak
  • Lap to lap: Diantara operator dan orang tua.
  • a = Posisi Fowler.
  • b = Posisi Semi-Fowler.
  • c = Posisi Supine.
  • d = Posisi Trendelenburg.
  • Kiri bawah = Posisi Semi-supine --> Telentang, kaki diangkat melipat.

Early Childhood Caries
ECC = Karies Pasien dibawah 6 Tahun
  • AAPD
  • Whein:
    • Mild-moderate
      • Hanya melibatkan beberapa permukaan gigi anterior RA.
      • Gigi RB belum terkena karies.
    • Moderate-severe
      • Hampir seluruh permukaan gigi anterior RA terkena karies.
      • Gigi RB belum terkena karies.
    • Severe
      • Gigi RA dan RB terkena karies.
      • Meskipun RB baru 1 gigi saja yang terkena karies, tetap termasuk severe.

Drug of Choice
Urutan Pemilihan Antibiotik dari Awal hingga Akhir:
  • Amoxicilin.
  • Clindamycin atau Eritromycin.
  • Azitromycin.
  • Metronidazole.
  • Moxifloxacin.
  • Linkomycin.
  • Sefalosporin.
Jika ada penyakit lambung atau pakai obat Antasida:
  • Tidak boleh Tetracyclin --> Antasida menghambat efek antibiotik Tetracyclin.
Jika ada penyakit hepar:
  • Tidak boleh Clindamycin.

Anastesi
  • Topikal
    • Indikasi: Goyang derajat 3.
  • Infiltrasi
    • Indikasi:
      • Goyang derajat 1 atau 2.
      • Perawatan 1 gigi saja
    • Kepadatan tulang anak lebih rendah dibandingkan dewasa, oleh sebab itu infiltrasi pada RB anak masih dapat bekerja.
  • Blok
    • Indikasi:
      • Perawatan untuk beberapa gigi.
    • Perbedaan mandibular blok anak dan dewasa
      • Arah jarum untuk pasien dibawah 10 tahun: Lebih rendah daripada bidang oklusi (0,5-1 cm). Foramen mandibularis anak lebih bawah dari bidang oklusi.
      • Ujung jarum diarahkan ke arah bawah dari dataran oklusal RB.
    • Lingual: Disuntik di interdentalnya, jangan langsung di lingual sebab banyak pembuluh darah. 

Catatan Tambahan
Abses pada anak:
  • Abses periapikal: Belum melibatkan EO.
  • Abses dentoalveolar: Telah melibatkan EO, ada edema yang terlihat secara EO.
Terminologi:
  • Gumboil = Fistula
  • Embedded tooth = Gigi yang tidak bisa erupsi, namun tidak ada yang menghalangi.
  • Impacted tooth = Gigi yang tidak bisa erupsi, dengan ada yang mengahalangi.
  • Natal teeth = Anak lahir, langsung punya gigi.
  • Neo-Natal teeth = Anak lahir, tunggu sebulan, baru tumbuh gigi.
  • Apikal fenestrasi = Kelainan pada gigi dimana apikal gigi menembus gingiva.
  • Ulkus dekubitus = Kelainan pada gingiva akibat gigi yang "apikal fenestrasi".

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Latihan Soal (Seluruh Departement)

BM / BEDAH MULUT (Catatan UKMP2DG)

PROSTODONSIA (Catatan UKMP2DG)