PROSTODONSIA (Catatan UKMP2DG)

Prinsip Preparasi

  • Biologis.
    • Konservasi struktur gigi.
    • Hasil preparasi tidak boleh terlalu tipis --> Minimal ketebalan gigi 2 mm.
      • Cek dengan foto periapikal paralel sebelum dipreparasi, khusus gigi vital.
    • Tidak boleh overcounturing --> TFO.
    • Margin supragingival.
    • Membentuk oklusi yang baik.
    • Tidak menyebabkan gigi lawan fraktur.
  • Mekanis.
    • Bentuk retensi.
    • Bentuk resistensi.
    • Mencegah deformasi.
    • Mencegah pergeseran gigi tetangga / drifting.
  • Estetik.
    • Margin subgingival.
    • Minimum display of metal.
    • Ketebalan maksimal untuk procelain.
      • Estetik: Pertimbangan fungsi dan keindahan menjadi perhatian.
      • Kosmetik: Pertimbangan hanya pada keindahan saja.
Ketebalan minimal untuk preparasi gigi vital:

Jika masih belum memperoleh ketebalan yang diperlukan, dan gigi mutlak harus estetik: Lakukan intentional endodontic treatment. 

Fixed Prosthetic / GTC
Partial Veneer Crown / Mahkota Tiruan Sebagian
  • Indikasi: Gigi yang mengalami defek struktur / defek karies hampir meliputi semua permukaan.
  • Jenis: 
    • 3/4 Crown: Menutupi 3 dari 4 dinding tegap gigi. 
      • Bisa untuk anterior dan posterior.
    • 7/8 Crown: Menutupi 3 dinding tegap, ditambah setengah distal bagian bukal atau melibatkan cusp distobukal
      • Hanya untuk posterior.
    • Labial Veneer Crown:
      • Jenis preparasi:
        • Preparasi biasa: Indikasi untuk proksimal yang sudah ada defek, ada diastema.
        • Window preparation: Proksimal baik, titik kontak normal, tidak ada diastema.

Full Veneer Crown

  • Indikasi: Kerusakan gigi kurang dari 1/2 servikoinsisal / serviko-oklusal, belum melibatkan pulpa.
  • Jenis:
    • All Metal: Untuk gigi posterior, beban kunyah besar, tidak mementingkan estetik, gigi yang pendek, tidak perlu estetik, kamar pulpa besar (Pasien dibawah 35 tahun).
      • Bahan: Base metal.
      • Ketebalan: 0,5 mm.
      • Tepi margin / preparasi: Chamfer.
    • Metal - Porcelain / PFM: Untuk gigi dengan compressive strength besar, perlu estetik.
      • Ketebalan preparasi: 
        • 1,5 mm di bagian yang porcelain-metal (Fasial).
        • 0,5 mm di bagian metal saja (Palatal / lingual).
      • Jenis Fully Veneered: Seluruh sisinya ditutupi metal dan porcelain.
        • Bentuk preparasi: Shoulder di semua sisi.
      • Jenis Partly - Veneered: Hanya sebagian yang ditutupi metal dan porcelain (Labial / bukal). Sisanya ditutupi metal saja.
        • Tidak boleh bertemu restorasi amalgam. Khusunya restorasi dengan jenis logam yang berbeda (Lihat tipe alloy) --> Galvanic shock.
        • Bentuk preparasi: Labial shoulder, sisanya chamfer.
    • All Porcelain: Tidak bagus untuk posterior (Brittle), untuk gigi anterior dengan ruang pulpa kecil.
      • Ketebalan preparasi: 2 mm.
      • Bentuk preparasi: Shoulder.
      • Semen yang digunakan: Resin cement.
  • Pertimbangan:
    • Usia dibawah 35 tahun, ingin estetik dan kuat --> PFM (Pertimbangan luas kamar pulpa).
    • Usia diatas 35 tahun, ingin estetik dan kuat --> Zirconia.
  • Balanced preparation
    • Pengurangan mesial-distal sama besar.
    • Pengurangan insisal sejajar bidang insisal yang dipreparasi.
    • Bidang insisal tegak lurus dengan daya kunyah gigi lawan (Miring sedikit ke arah palatal).
    • Servikoinsisal dipreparasi sebanyak 2/3 mahkota jaket (60%).
    • Singulum dipertahankan untuk retensi.
    • Sudut dibulatkan. 


Post-Core Crown / Mahkota Inti Pasak
  • Core: 
    • Full: Indikasi:
      • Pasca PSA.
      • Kerusakan lebih dari sama dengan 1/2 serviko-oklusal atau 1/2 serviko-insisal. 
      • Sisa jaringan sedikit.
    • Partial: Indikasi:
      • Pasca PSA.
      • Kerusakan kurang dari 1/2 serviko-oklusal atau 1/2 serviko-insisal. 
      • Sisa jaringan banyak.
  • Post:
    • Custom / Cast / Metal / Tuang: Indikasi:
      • Dilakukan preparasi terlebih dahulu, kemudian dilakukan pencetakan menggunakan inlay wax.
      • Saluran akar cenderung besar / flare.
      • Sisa jaringan yang tersisa sedikit
      • Bisa mengubah inklinasi.
      • Retensi bukan dari semen, tetapi dari panjang preparasi.
    • Prefabricated / Fiber: Indikasi:
      • Dilakukan penyesuaian ukuran saluran akar terhadap fiber.
      • Saluran akar  cenderung sempit.
      • Sisa jaringan masih banyak agar retensi pasak semakin besar.
  • Post-core: Jenis:
    • Attached / 1 Unit: 
      • Core, Post dan Crown menjadi 1. 
      • Cukup 1 kali sementasi. 
      • Indikasi: Ruang protesa kecil (Drifting gigi tetangga, deepbite, ekstrusi antagonis).
    • Detached / 2 Unit: 
      • Core-Post dan Crown terpisah. 
      • Sementasi 2 kali. 
      • Preparasi lebih banyak. 
      • Ruang protesa adekuat / normal.
  • Kesimpulan: Rehabilitas gigi "-" dengan mahkota pasak tipe (Full/Partial) core, (Cast/Fiber) post, (Attached/Detached) post-core dengan crown tipe (Full / Partial) berbahan (Metal Porcelain Fully atau Partly / All Metal / All Porcelain).
  • Rumus Panjang Kerja Pasak: Panjang sisa mahkota klinis setelah preparasi + 2/3 panjang akar.
    • Maka urutan pengerjaan adalah:
      • Pertama lakukan preparasi mahkota terlebih dahulu.
      • Kedua lakukan pengukuran panjang kerja.
      • Ketiga lakukan preparasi saluran akar.
  • Preparasi Ferrule.
    • Minimal tinggi 2 mm, lebar 1 mm.
    • Ferrule --> Mencengkram gigi --> Memproteksi bagian luar gigi yang tersisa dari wedging effect (Gaya pergerakkan ke dua arah yang berbeda jika tidak menggunakan ferrule).
    • Tujuan: Mencegah fraktur.
    • Syarat:
      • Apikal seal sempurna --> Sisa guttap minimal 2-3 mm.
      • Minimal enlargement --> Preparasi akar seminimal mungkin --> Jika terlalu lebar preparasinya, bisa mudah fraktur. Syarat preparasi saluran akar adalah 1/3 lebar saluran akar.
      • Panjangnya sesuai dengan panjang kerja pasak.
      • Horizontal stop digunakan saat preparasi mahkota --> Meminimalisasi wedging.
      • Anti rotation --> Harus ada dinding vertikal untuk mencegah pasak berotasi.
      • Margin extention --> Preparasi tepi harus ke gigi yang sehat, bukan hasil buildup.

Gigi Tiruan Jembatan
  • Tipe Abutment:
    • Primary: Gigi abutment yang tepat berada di sisi lateral edentulus.
    • Secondray: Abutment yang ditambahkan disamping primary abutment untuk memenuhi hukum ante.
    • Intermediate: Pier-abutment.
    • Distant: Abutment yang jauh dari area edentulus --> Spring bridge.
  • Syarat Abutmen:
    • Gigi vital atau gigi non vital yang sudah PSA.
    • Tidak boleh ada lesi periapikal.
    • Periodontal: Tidak boleh ada kegoyangan, sesuai dengan hukum ante.
      • Hukum Ante: Luas jaringan periodontal harus sama dengan atau lebih kecil dibandingkan gigi yang menjadi abutment. 
      • Lihat jumlah root surface area. Untuk gigi anterior, harus seimbang kiri-kanan.
      • Konfigurasi akar tunggal yang konus / membulat --> Tulang di apikal tidak cepat rusak.
      • Konfigurasi akar jamak yang divergen --> Kemungkinn rotasi minimal.
      • Perbandingan minimal mahkota : akar = 1 : 1. Idealnya: 2:3.
      • Kemiringan maksimal 24 derajat.
      • Alternatif jika sudut berlebih: Upright ortodontic, gunakan pasak custom untuk memngubah inklinasi, ubah desain menjadi GTSL, implant.
Hukum Ante
  • Komponen:
    • Retainer: Mahkota di abutment.
      • Ekstrakoronal.
        • Full veneer crown.
        • Post-core crown.
      • Intrakoronal.
        • Partial veneer crown.
      • Intraradikular.
        • Post-core crown: Setelah perawatan saluran akar.
      • Kalau gigi sehat, boleh gunakan partial veneer.
    • Pontic: Mahkota yang menggantikan area edentulus.
      • Modified ridge lap: Labial kontak mukosa, palatal tidak kontak mukosa. Untuk pasien dengan ridge normal.
      • Conical: Untuk ridge yang lancip atau knife-edge, sehingga titik kontak berbentuk titik.
      • Sanitary / Hygienic: Mengambang, tidak berkontak dengan ridge. Tidak bisa untuk estetik. Untuk gigi posterior. Harus ada jarak minimal sebesar 2 mm antar ridge dengan pontik. 
        • Ketebalan minimal pontik diperlukan adalah 4 mm, semakin pendek maka semakin tinggi defeleksinya. Maka hanya boleh untuk pasien untuk resesi linggir. Jarak minimal dari linggir ke oklusal untuk hygiene pontic adalah 6 mm.
        • Moderate / Modified: Melengkung, lebih estetik.
        • Radikal: Kotak / jembatan.
      • Spheroidal: Berkontak dalam bentuk bidang. Alternatif terhadap modified ridge lap.
      • Ovate: Pasien yang gigi tiruannya estetik, terlihat keluar dari gusi, tidak ingin terlihat ompong. Pembuatannya segera setelah pencabutan. 
        • Cetak model studi sebelum ekstraksi --> Radir sampai batas servikal --> Buat gigi tiruan jembatan sementara di model studi --> Preparasi gigi abutmend --> Cabut gigi --> Insersi gigi tiruan jembatan sementara --> Kontrol dan relining (Permukaan apikal dari pontic ditambahkan selapis resin tipis setiap kontrol) hingga gingiva membentuk mangkok, sehat, sembuh --> Pencetakkan definitif. 
    • Connector: Penghubung retainer dan pontik.
      • Rigid: Abutmend inklinasi tegap.
      • Non rigid: Ada inklinasi, pada pier-abutment (Gigi abutment yang terletak diantara 2 area edentulus).
        • Pier-abutment: Memegang 2 tekanan gigi.
        • Didalam mulut ada ACF (Anterior Component of Force) --> Gigi cenderung inklinasi ke arah anterior.
        • Gaya terberat pada gigi abutment adalah di area distal karena menanggung ACF dan beban kunyah.
        • Oleh sebab itu, bagian distal pier abutmend akan selalu menjadi non-rigid konektor. Namun jika tidak memungkinkan, maka distl gigi kaninus yang dijadikan non-rigid.
        • Male ada di pontik, Female / Non rigid connector-nya ada di retainer.

Tipe Bridge
  • Konvensional.
    • Fixed-fixed / rigid fixed.
      • Konektor rigid keduanya.
      • Indikasi: Gigi abutment sama-sama tegap dant tidak ada kelainan.
    • Semi-fixed.
      • Satu rigid, satu non-rigid.
      • Indikasi: Gigi miring / inklinasi di salah satu gigi.
        • Konektor non-rigid / semi-rigid ditempatkan pada gigi abutment yang miring.
        • Konektor rigid ditempatkan pada gigi yang tegap.
      • Alternatif:
        • Mesial half crown di gigi yang miring --> Fixed-fixed.
        • Telescopic. 
          • Gigi miring dipreparasi hingga setenagh tegap --> Buatkan mahkota double coping (Coping diatas gigi dan coping di crown-nya yang bersifat saling mensejajarkan).
          • Untuk pasien dengan kamar pulpa kecil.
    • Cantilever.
      • Abutment pada satu gigi, beban kunyah ringan (Gigi insisif lateral RA, Gigi insisif RB).
      • Sudah tidak digunakan.
    • Spring-Cantilever / Spring-bridge.
      • Gigi abutment kiri-kanan goyang.
      • Untuk pasien yang memiliki diastema, atau ingin mempertahankan diastema.
    • Complex Bridge: GTJ yang melewati gigi kaninus dan pier abutment.
      • Contoh: Hilang 12,14, maka pier-abutment di 13, abutment lainnya 11,15.
    • Compound Bridge: GTJ yang belum melewati kaninus, tapi ada pier abutment.
      • Contoh: Hilang 14,16, maka pier-abutment di 15, abutment lainnya 13,17.
  • Sophisticated.
    • Adhesive.
      • Pasien tidak mau gigi diasah banyak. 
      • Beban oklusi / kunyah kecil / tidak besar.
      • Jenis Maryland: Gigi bagian palatal prominent / menonjol / bulky / tebel. Menggunakan rest-seat.
        • Rest seat:
          • Segitiga, alasnya ada di marginal ridge dengan puncak segitiga melingkar mengarah ke permukaan oklusal.
          • Lebarnya buko-palatal: Setengah buko-palatal gigi.
          • Lebar mesio-distal: 1/3/ - 1/2 mesiodistal gigi.
          • Sudut kurang dari 90 derajat.
          • Ketebalan bagian tipis minimal 0,5 mm, dan bagian paling tebal adalah 1 - 1,5 mm.
      • Jenis Rochette: Bagian palatal tidak prominent.
    • Implant-supported Bridge.
      • Abutment harus keduanya implant --> Jika 1 implant, 1 gigi, maka ada perbedaan kompresibilitas.  
      • Syarat jarak implant:
        • Tinggi minimal tulang: 10 mm.
        • Lebar buko-lingual dari ridge: 6 mm.
        • Ujung implant ke vestibulum nasal: 1 mm.
        • Jarak apikal implant ke superior kanalis mandibularis: 2 mm.
        • Batas anterior foramen mentalis ke apikal implan: 5 mm.
        • Implant ke gigi asli: 1 mm.
        • Implant ke implant: 3 mm.
Bentuk Margin Akhiran:
  • Supragingival: Bagus untuk OH.
  • Equigingiva: Ideal. OH mudah, estetik cukup baik.
  • Subgingival: Estetik baik, OH buruk.

Removable Prosthetic
Klasifikasi
Kennedy.
  • Jenis:
    • I = Free end bilateral.
    • II = Free end unilateral.
    • III = Bounded sadle.
    • IV = Midline.
  • Penentuan klasifikasi: Dilihat dari posterior.
  • Modifikasi: Jumlah span kosongnya.

Apple Gate.
  • Jenis:
    • I = Free end bilateral.
    • II = Free end unilateral.
    • III = Bounded saddle, kedua abutment kurnag ideal.
      • Gigi anterior dan M3 = Tidak ideal.
      • Kerusakan periodontal / kegoyangan gigi = Tidak ideal.
    • IV = Melalui midline.
    • V = Bounded saddle, 1 ideal, 1 kurang ideal.
    • VI = Bounded saddle, keduanya ideal.
  • Gigi partial-erupted, erupsi, impaksi tidak termasuk klasifikasi.
  • Modifikasi Apple Gate: Jumlah span kosong dan letaknya (Anterior, Posterior). Contoh:
    • Kelas 1 Apple Gate, modifikasi 1A.
    • Kelas V Apple Gate, Modifikasi 1A, 1P.
      • Ada keterlibatan gigi hilang C dan P1.

Ungkitan / Lever
  • Istilah:
    • P = Power, lengan kuasa, gaya.
    • F = Fulkrum, titik tumpuan.
    • R = Resistance, beban.
  • Jenis:
    • Kelas 1 = P - F - R.
      • Paling efisien untuk terjadinya rotasi.
      • Tidak digunakan.
    • Kelas 2 = F - R - P.
      • Lebih sulit rotasi dibandingkan kelas 1.
      • Digunakan di Kelas I dan II Kennedy.
    • Kelas 3 = F - P - R.
      • Lebih sulit rotasi dibandingkan kelas 2. 
      • Digunakan di Kelas III dan IV Kennedy.
  • Implikasi Kasus:
    • Kelas I, II = Awalnya Lever kelas 1 --> Diubah menjadi kelas 2, dibuat oklusal rest di mesial, fulkrum pindah ke mesial, berikan indirect retainer.
    • Kelas III, IV = Lefert Kelas 3.

Pencetakkan
  • Tahanan Jaringan --> Diperiksa menggunakan burnisher, lalu ditekankan pada permukaan ridge.
    • Jika tenggelem, tidak pucat = Tahanan jaringan tinggi.
      • Ridge datar / rendah, mukosa lebih banyak menerima beban. 
      • Bisa berubah saat diberikan penekanan.
      • Jika mencetak, maka gunakan bahan cetak muko-kompresif / muko-dinamik. 
        • Bahan super kental --> Elastomer heavy body atau putty.
    • Jika mukosa menjadi pucat = Tahanan jaringan rendah.
      • Ridge tinggi, tulang lebih banyak menerima beban.
      • Ridge tidak akan berubah bentuk saat menerima beban.
      • Jika mencetak, maka gunakan bahan cetak muko-statik. 
        • Alginate --> Area bergigi.
        • Pasta ZOE --> Fully edentulus.
  • Bahan cetak.
    • Tahanan jaringan rendah --> Muko-statik --> Mencetak jaringan pendukung gigi.
      • Alginate --> Area bergigi.
      • ZOE Paste --> Fully edentulus.
    • Tahanan jaringan tinggi --> Muko-kompresif --> Mencetak jaringan pendukung gigi.
      • Elastomer --> Heavy body/ putty.
    • Flabby --> Selective pressure --> Mencetak jaringan pendukung gigi.
      • Tahanan jaringan rendah --> Muko-statik.
      • Tahanan jaringan tinggi --> Muko-kompresif.
    • Free end --> Mucofunctional dengan Impression Compound untuk memperoleh peripheral seal.
      • Tooth-tissue supported.
      • Fungsi:
        • Peripheral seal.
        • Perluasan sayap gigi tiruan.
        • Pergerakkan otot saat berfungsi.
  • Sendok cetak.
    • Full edentulus = Tidak bersudut dan berlubang.
    • Partial edentulus / Masih ada gigi = Bersudut dan berlubang.
  • Teknik pencetakkan elastomer.
    • Single step: Viskositas tinggi - Viskositas rendah --> Tidak menggunakan seperator, langsung dicetak dengan 2 viskositas.
    • Putty wash / Two-step: 2 Viskositas yang dipisahkan dengan separator terlebih dahulu. 
    • Monophase: Hanya menggunakan medium body, 1 viskositas.

Surveyor
Special Tools.
  • Analyzing rod --> Untuk mengetahui kesejajaran gigi abutment. Diletakkan di proksimal gigi abutment. Yang dianalisa adalah celah. Jika ada celah, berarti giginya miring. 
    • Jika miring, maka harus cari path of insertion dengan melakukan tilting ke arah berlawanan hingga proksimal gigi tegak lurus terhadap analyzing rod.
      • Miring mesial posterior, tilting ke posterior.
      • Miring distal posterior, tilting ke anterior.
  • Karbon marker --> Mengidentifikasi kontur terbesar gigi. Garis yang terbentuk adalah height of contour / garis kontur terbesar.
    • Bagian dibawah garis kontur --> Undercut, untuk dipasangkan direct retainer.
  • Undercut gauge --> Mengukur kedalaman undercut.
    • Bagian badan menyentuk garis kontur.
    • Bagian ujung menyentuh gigi.
  • Wax trimmer --> Untuk blocking out wax.
    • Menutupi bagian undercut yang tidak diinginkan / tidak menguntungkan. 

Kesejajaran dan Keseimbangan Galangan Gigit
Kesejajaran Tanggul RA:
  • Anterior sejajar dengan interpupillary
  • Posterior sejaja dengan Campers Line (Tragus ke alarnasi).
Garis puncak linggir posterior / Garis pont / Crestal line: Garis di puncak ridge yang berfungsi sebagai pedoman penyusunan gigi. 
  • Diatas puncak ridge terdapat Neutral Zone / Zona Netral --> Zona yang resultan gayanya 0. Fungsinya adalah untuk memperoleh stabilitas maksimal. Oleh sebab itu, penyusunan gigi dilakukan di zona ini.

Garis puncak linggir anterior, minimal berjarak dari labial ke papila insisivum untuk mendapat Neutral Zone = 8-12 mm. 
  • Jika kurang dari 8 mm, maka terdapat keluhan sakit di palatum dikarenakan tertekannya foramen insisivus --> Saraf nasopalatinus.
  • Jika lebih, stabilisasi tidak baik --> GT akan mudah lepas sebab akan terlalu menekan Orbicularis Oris, sulkus nasolabial dan filtrum hilang, sudut nasolabial kecil, profil cembung, gigi tiruan tidak stabil.
Setelah menentukan relasi sentrik / maksilomandibulo relation, maka dilanjutkan dengan fiksasi dan pengambaran garis-garis.
  • Midline 
  • Kaninus --> Sejajar dengan alarnasi / cuping hidung, sejajar bidang oklusi.
    • Fungsi untuk pedoman penyusunan cusp tip C.
    • Jika salah: Ukuran gigi anterior lebih besar / kecil.
  • Smile line --> Menentukan servikal gigi tiruan anterior.
    • Jika salah: Gummy smile.
    • Ukuran: 8-10 mm dari insisial galangan gigit.
Sayap Labial.
  • Open faced: Perpanjangan sayap labial dipotong sebatas servikal. Indikasi alveolar ridge prominent.
  • Close faced: Perpanjangan sayap labial sampai mukobukofold. Indikasi alveolar ridge normal.

Kemiringan Galangan Gigit 
  • Anterior: 15 Derajat. 
  • Posterior: 45 derajat. 

Penentuan Dimensi Vertikal dan Relasi Sentrik
  • DV oklusi bisa diubah-ubah.
  • DV istirahat tidak bisa diubah-ubah.
  • Selisih normal DV Istirahat dengan DV oklusi: 2-4 mm --> Free way space.
  • Penentuan DV istirahat / fisiologis: Bilang huruf M --> Huruf bilabial.
  • Penentuan DV oklusi: Posisi galangan gigit bertemu saat oklusi sentrik --> Bilang huruf S  (Huruf bidental)--> Celah yang terbentuk closes speaking space (1 mm).
    • Penentuan DV yang sudah benar atau belum: Jika berdesis, maka DVO terlalu tinggi.
  • Huruf F,V,W = Huruf labiodental.
    • Untuk melihat terlalu tinggi atau rendahnya galangan gigit.  
    • Untuk memeriksa inklinasi galangan gigit anterior.
  • Jarak antara galangan gigit anterior dengan low lip line adalah 2 mm.
    • Jika bisa bilang F,V,W, tinggi galangan gigit anterior sudah benar.
  • DV relatif / DV tentatif: DV yang ditentukan sebagai pedoman perawatan pre-prostetik.
    • Oklusis sentrik terlebih dahulu.
    • Galangan gigit dapat masuk sesuai dengan tinggi oklusi sentrik.
    • Jika terlalu tinggi --> Pre-prostetik --> Bisa occlusal adjustment.
    • Gigi ekstrusi --> Curve of spee --> Maka perlu dibuatkan DV tentatif untuk menentukan Curve of spee sementara.
      • DV tentatif --> Letakkan penggaris di pasien --> Pastikan penggaris sejajar dengan galangan gigit.

Kesalahan yang Mungkin Terjadi
  • Garis midline tidak berhimpit, oklusi normal --> Salah penyusunan gigi.
  • Garis midline tidak berhimpit, openbite --> Salah relasi sentrik.
  • DVO terlalu tinggi: 
    • S berdesis.
    • Saat mengigit terdapat rasa sakit.
    • Rasa pegal.
    • Saat ngomong ada bunyi.
    • Sulit menelan.
    • Sulit mengunyah.
  • DVO terlalu rendah:
    • 1/3 wajah bawah lebih pendek.
    • Sulkus nasolabial terlihat jelas.
    • Muka pasien terlihat lebih tua.
    • Luka disudut bibir / angular cheilitis.
    • Bentuk wajah kotak.

Cara Memindahkan Lilin ke Artikulator
  • Tentukan garis midline artikulator.
  • Tentukan garis midnline galangan gigit dan model.
  • Sejajarkan dengan vertical pin artikulator.
  • Tinggi galangan gigit RB: 1/2-2/3 retromolar pad.

Anatomical Landmark
  • RA
    • Primary retention: Posterior palatal seal --> Tekanan atmosferik.
      • Fovea palatina.
    • Primary support: 
      • Palatum durum.
      • Tuberositas maksilaris.
      • Alveolar ridge.
    • Secondary support: Ruggae palatinal.
  • RB
    • Primary retention: Ruang retromylohyoid.
    • Primary support / Stabilisasi: 
      • Buccal shelf.
      • Alveolar ridge.
      • Retromolar pad.
Ruang retromylohyoid RB bisa dalam dan bisa dangkal. Jika dangkal, membahayakan retensinya, maka sayap di lingual posterior tidak boleh dilakukan perluasan.
  • Diperiksa dengan kaca mulut nomor 3 ke area retromylohyoid dan minta pasien menggerakkan lidah mebasahi bibir atas.
  • Jika terangkat, tidak boleh perluasan sayap.
Pemeriksaan Stabilisasi
  • Menelan ludah.
  • Berbicara.
  • Menggerakan otot pengunyahan.
  • Makanan untuk mengunyah --> Apakah ada rocking / ketidakstabilan saat artikulasi.
Pemeriksaan Retensi:
  • RA: Meretraksi otot bukal dan labial.
  • RA: Menarik gigi tiruan ke arah oklusal.
  • RB: Menjilat bibir atas.

Konektor Mayor
  • Konektor Mayor RA.
    • Complete Palate.
      • Ada permasalahan periodontal, gigi goyang.
      • Ada efek splinting.
    • U-Shaped / Horse Shoe.
      • Torus palatinus yang besar
        • Besar: Meluas hingga vibrating line / AH line / batas palatum durum dan mole.
    • Anteroposterior Strap.
      • Palatum dangkal.
      • Palatum normal.
      • Torus kecil.
      • Jika perlu pasang komponen anterior dan posterior.
    • Anteroposterior Bar.
      • Palatum dalam.
      • Jika perlu pasang komponen anterior dan posterior.
    • Palatal Strap.
      • Palatum dangkal.
      • Palatum normal.
      • Torus kecil.
      • Ada 2 jenis: Posterior dan Anterior.
      • Tidak perlu komponen anterior / posterior.
    • Palatal Bar.
      • Palatum dalam.
      • Ada 2 jenis: Posterior dan Anterior.
      • Tidak perlu komponen anterior / posterior.
  • Syarat:
    • Batas margin gingivia RA dengan batas mayor konektor minimal 6 mm.
    • Ridge rendah --> DM --> Kemungkinan relining semakin sering --> Maka pakai akrilik.
    • GTSKL --> Konduktor panas --> Lebih nyaman.
  • Konektor Mayor RB.
    • Lingual Bar.
      • Dasar mulut dalam.
      • Dalam: Dasar mulut lebih dari sama dengan 8 mm.
      • Ketebalan bar minimal 5 mm.
      • Batas margin gingivia dengan batas mayor konektor minimal 3 mm --> Self cleansing baik. Jika kurang, maka ada food retention.
      • Kekuatan mekanik yang diperlukan: Transverse strength.
        • Kekuatan pelintir / gaya yang berlawanan hadir untuk menahan beban kontralateral.
    • Lingual Plate.
      • Dasar mulut dangkal.
      • Dangkal: Dasar mulut kurang dari 8 mm. Diukur dari model studi (Margin gingiva - Mukosa bergerak dan tidak bergerak).
      • Gigi goyang --> Ada fungsi splinting permanen.
    • Double Lingual Bar.
      • Dasar mulut dalam.
      • Gigi goyang.
    • Labial Bar.
      • Inklinasi insisi retroklinasi.
      • Torus di lingual.

Konektor Minor
Minor konektor: Menggabungkan komponen anasir, bagian lain dari GTSL dengan konektor mayor.

Direct Retainer
Komponen yang berfungsi mencegah displacement oklusal. Pemilihan berdasarkan kasus.
  • Bounded Saddle.
    • Akrilik.
      • 3 Jari.
        • Ada kehilangan gigi posterior.
      • Half Jackson paradental.
        • Gigi abutment memiliki kontak dengan gigi lain --> Ada lengan resiprokal lingual.
        • Tidak ada kehilangan gigi posterior.
      • G-Late / Jilet.
        • Gigi kaninus atau anterior
        • Cengkram C, ada peninggian basis di palatal, tidak ada lengan resiprokal. 
        • Menghadap posterior untuk estetik.
    • Metal Framework.
      • Akers / Supra bulge clasp / Circumferential clasp --> Mirip 3 jari di kawat.
        • Untuk retensi pada di sisi gigi edentulus. 
      • Double akers / Embrasure clasp.
        • Untuk retensi di posterior pada gigi non-edentulus
        • Bentuknya seperti 3 jari tapi bolak balik. 
      • C-Clasp
        • Retensi di gigi kaninus.
  • Free-End.
    • Akrilik.
      • 2 Jari
        • Tidak memiliki oklusal rest di mesial. Bisa bergerak ke arah apikal, bisa resesi gingiva. 
        • Tidak memiliki fungsi support. 
      • 2 Jari modifikasi
        • Memiliki oklusal rest untuk fungsi support.
    • Metal Framework
      • RPI (Rest Proksimal Plate + I Bar)= Gigi P, C.
        • Rest di mesial.
      • RPT (Rest Proksimal Plate + T Bar)=  Gigi M.
      • RPY (Rest Proksimal Plate + Y Bar)= Gigi M.

Komponen Retensi
  • Lengan retentif: Di bukal. Ada dibawah kontur terbesar di bukal. Bisa mendorong kearah lingual.
  • Lengan resiprokal: Di palatal/lingual. Tepat berada di garis kontur terbesar. Menjaga lateral destructive force  yang dihasilkan lengan retentif yang dapat merusak jaringan periodontal bukal.
  • Oklusal rest: Mesial butressing (Menyebarkan gaya yang diterima ke arah peletakkannya). Diletakkan di mesial gigi dengan catatan, ada titik kontak dengan gigi sebelahnya, untuk menyebarkan gaya ke mesial. 
    • Syarat rest: lebar 1/3-2/3 mesiodistal.

Indirect Retainer
  • Fungsi: Mencegah rotasi ke arah vertikal.
  • Jenis:
    • Peninggian plat.
    • Oklusal rest.
    • Cingulum rest.
    • Incisal rest.
  • Tahapan:
    • Harus menentukan garis fulkrum utama terlebih dahulu sebelum indirect reteiner: 
      • Diambil dari titik mesial gigi abutment paling posterior.
    • Mengetahui titik perputaran yang terjadi di GT.
    • Setelah itu tarik garis tegak lurus dari garis fulkrum utama ke gigi anterior.
    • Titik paling jauh dari garis fulkrum akan menjadi penempatan indirect retainer.
    • Indirect retainer yang paling umum digunakan / universal adalah peniggian plat hingga 1/3 servikal.

Jenis Oklusi / Skema Oklusi
  • Bilateral balance occlusion: Saat oklusi, balancing dan working site berkontak.
  • Group function / Unilateraly balance occlusion: Saat oklusi, hanya working site yang berkontak.
  • Cuspid protected / Canine guidance: Hanya gigi kaninus yang berkontak.
  • Anterior guidance / Mutually protected occlusion / Christensen: Saat oklusi, hanya gigi anterior yang kontak, posterior tidak ada yang kontak.

Pemilihan Gigi
  • Anatomis.
    • Ridge normal.
  • Semi anatomis.
    • Pasien muda.
    • Tonus otot normal, tidak ada spasme.
  • Non Anatomis.
    • Ridge knige edge / lancip.
    • Tonus otot tidak normal, terlalu kencang.

Penyusunan Gigi
  • Cuspid Teeth 20-30 Degree.
    • Hubungan rahang kelas 1.
  • Lingualized Occlusion.
    • Hubungan rahang kelas 3.
  • Monoplane Zero Degree.
    • Ada deviasi rahang.
    • Parafungsional habit,
  • Flat Teeth with Compensating Curve.
    • Ada deviasi rahang bawah.
    • Tidak ada parafungsional habbit.

    Kriteria Penyusunan Gigi
    • RA Anterior:
      • Gigi I1: Sumbu gigi tegak lurus bidang oklusal atau sejajar garis median, insisal menyentuh bidang oklusal, labial sesuai kontur bite rim.
      • Gigi I2: Sumbu gigi membentuk sudut 5-10 derajat terhadap garis median (servikal lebih ke arah distal), insisal 0,5-1mm di atas bidang oklusal, labial sama atau sedikit lebih dalam dari bite rim.
      • Gigi C: Sumbu gigi tegak lurus bidang oklusal atau sejajar insisivus 2, ujung cusp menyentuh bidang oklusal, dari anterior 1/2 mesiolabial yang terlihat, servikolabial lebih ke arah palatal dari I1.
      • Permukaan labial I1 berjarak 8-10 mm dari titik tengah papila insisivum.
    • RB Anterior:
      • Gigi I1: Sumbu gigi sejajar garis median, insisal 2mm di atas bidang oklusal, overjet 2-4mm, servikal di atas prosesus alveolaris, labial condong ke labial tidak melebihi mucobuccal fold.
      • Gigi I2: Sumbu gigi agak condong ke mesial, insisal 2mm di atas bidang oklusal, overjet 2-4mm, servikal lebih labial dari I1 bawah, labial lebih tegak dari I1 bawah.
      • Gigi C: Sumbu gigi agak condong ke mesial, ujung cusp di antara gigi I2 dan C RA, ujung cusp 2mm di atas bidang oklusal, servikal lebih ke labial dari insisal, dan lebih labial daripada I2 bawah.
      • Incisal edge mengikuti bentuk lengkung gigi.
    • RA Posterior
      • P1: Cusp bukal menyentuh bidang oklusi. Cusp palatinal berada ± 0,5 mm di atas bidang oklusi. Aspek bukal dan proksimal terlihat sumbu gigi tegak lurus.
      • P2: Cusp bukal dan palatal menyentuh bidang oklusi. Aspek bukal dan proksimal terlihat sumbu gigi tegak lurus.
      • M1: Cusp mesio palatalm enyentuh bidang oklusi. Cusp mesio ukal ± 0,5 mm di atas bidang oklusi. Cusp disto bukal ± 1 mm di atas bidang oklusi. Cusp disto palatal ± 0,5 mm di atas bidang oklusi. Aspek bukal dan proksimal terlihat kemiringan sumbu gigi 5 derajat terhadap garis vertikal. 
      • M2: Cusp mesiopalatal ± 1 mm di atas bidang oklusi. Cusp mesiobukal ± 1,5 mm di atas bidang oklusi. Cusp distobukal ± 2 mm di atas bidang oklusi. Cusp distopalatal ± 1,5 mm di atas bidang oklusi. Aspek bukal dan proksimal terlihat kemiringan sumbu gigi 15 der jat terhadap garis vertikal. 
    • RB Posterior
      • Aspek bukal : relasi molar kelas 1 yaitu cusp mesiobukal M1 RA terletak pada fissura bukal (mesio bukal – developmental groove) M1 RB.
      • Aspek proksimal : cusp palatinal gigi RA terletak pada fissura gigi RB.
      • Tinggi gigi RA akan semakin tinggi (mendekati puncak ridge) ke arah posterior sedangkan pada RB mengikuti lengkung RA.
      • Garis retromolar pad hingga ke distal gigi kaninus RB merupakan tempat kesejajaran fissura gigi RB.
      • Penyusunan gigi-gigi posterior harus mengikuti garis anteroposterior curve/ curve of spee/ garis kompensasi sagital untuk tercapai stabilitas gigi tiruan ; garis lateral curve / curve of wilson / garis kompensasi lateral untuk mengikuti gerakan mandibula saat mengunyah (cusp palatinal menyentuh bidang oklusi).

    Konfigurasi Konstruksi
    • Quadrilateral: Titik penyeimbang ada di 4 titik pada rahang tersebut.
      • Kelas Kennedy: 1, 3, 4.
    • Tripodal: Titik penyeimbang ada di 3 titik pada rahang tersebut.
      • Kelas Kennedy: 2.
    • Bipodal: Titik penyeimbang ada di 2 titik pada rahang tersebut.

    Overdenture
    • Retensi: Coping abutment (Tambahkan magnet atau bar).
    • Penentuan with atau without endodontic theraphy: 
      • Lihat rasio mahkota:akar minimal 1:1 atau rasio mahkota yang lebih kecil dari akar
        • Jika mahkota lebih kecil dari akar atau 1:1 = Without endodontic theraphy.
        • Jika mahkota lebih besar dari akar (2:1, 3:1) = With endodontic theraphy.
          • Karena akan dilakukan penyesuaian tinggi mahkota hingga 1:1 dengan akar. Ditakutkan adanya perforasi ke ruang pulpa, maka dilakukan intentional endodontic theraphy.

    Post Insertion Modification
    • Relining.
      • Longgar saja.
      • Bahan:
        • Tissue conditioner = Sakit, tidak ada mukosa tajam, iritasi karena GT.
        • Soft liner = Sakit, mukosa tajam, iritasi karena mukosa tajam.
        • Hard liner = Tidak sakit dan Tidak ridge tajam.
    • Direct Relining.
      • Longgar.
      • Tidak mau fase ompong / mau cepat.
      • Bahan: Soft liner.
    • Rebasing.
      • Longgar.
      • Perubahan warna.
      • Bahan: 
        • Heat cured acrylic.
        • Self cured acrylic (Jika mau cepat).
    • Reparasi.
      • Patah, tanpa perubahan DV.
    • Pembuatan baru.
      • Permukaan oklusi aus.
      • Perubahan DV.
    • Relief.
      • Torus besar.
    • Recontouring.
      • Tepi tajam.

    Sindrom Kombinasi / Sindrom Kelly
    • RA: Full edentulus, RB: Partial edentulus.
    • Terbiasa mengunyah di anterior dan tidak diajarkan cara megnunyah yang benar.
    • Kondisi:
      • RA:
        • Resorbsi tulang anterior.
        • Flabby ridge anterior --> GT Mudah lepas.
        • Tuberosity overgrowth --> Dampak dari GT anterior yang ering terpakai untuk oklusi.
      • RB: 
        • Gigi anterior ekstrusi.
    • Perawatn: 
      • Memastikan oklusi seimbang.
      • Mengajarkan cara mengunyah yang baik.
    Vestibulum Rendah / Ridge Dangkal = Vestibuloplasti.
    Flabby Tissue = Eksisi

    Desain Immediate Denture
    • Immediate Konvensional: Setelah dicabut, akan langsung dipasangkan GT definitif. Nantinya pasien akan sering kontrol untuk melakukan relining, sebab terjadi proses penyembuhan luka pencabutan.
      • Indikasi: Gigi anterior saja yang masih ada.
    • Immediate Intermediet / Interim / Transitional: Setelah dicabut, pasien akan diberikan GT sementara untuk menunggu luka pencabutan sembuh. Setelah sembuh, maka akan dibuatkan GT efinitif.
      • Indikasi: Gigi anterior dan posterior masih ada.

    Temporo Mandibular Joint (TMJ) 

    Otot Membuka Mulut: Pterigoid Lateral.
    Otot Menutup Mulut: Pterigoid Medial, Masseter, Buccinator, Temporalis.

    Pergerakan TMJ
    • Pergerakan Normal: Otot pterigoideus lateralis akan berkontraksi sehingga leher kondil tertarik ke arah anterior dan kepala kondil akan berotasi di dalam fossa glenoid. Lama kelamaan gerakan rotasi akan berubah menjadi gerakan translasi seiring melebarnya bukaan mulut pasien, sehingga kepala kondil dan articular disk akan meluncur ke arah anterior melewati lereng dan puncak eminensia artikularis dan posisi kepala kondil berada tepat di anterior eminensia artikularis saat mulut membuka maksimal.
    • Keadaan Abnormal: Kontraksi otot pterigoideus lateralis menyebabkan articular disc meluncur sebelum kepala kondil meluncur ke anterior sehingga terdapat loncatan saat kepala kondil kembali berkontak dengan articular disk di bagian anterior eminensia artikularis. Hal tersebut yang menyebabkan timbulnya bunyi patologis sendi seperti clicking, popping, dan krepitasi.
      • Clicking: Memiliki karakteristik high pitched seperti klik saat pasien membuka mulut. Hal ini menunjukkan gesekan yang terjadi antara articular disk yang sudah menipis dengan kepala kondil saat kondil meluncur ke arah anterior
      • Popping: Memiliki karakteristik low pitched hal ini juga menunjukkan gesekan yang terjadi saat articular disk yang masih tebal berkontak dengan kepala kondil saat meluncur ke arah anterior. 
      • Krepitasi: Memiliki karakteristik bunyi multiple yang disebabkan gesekan antara permukaan articular disk yang tidak rata dengan kepala kondil saat meluncur ke arah anterior.
    • Jika loncatan sendinya terjadi terus menerus, gesekan antara kepala condyle dan diskus artikularis bisa bikin diskus lama-lama jadi tipis. Kalo diskus tipis, beban yg harusnya ditahan sama diskus malah kena ke retrodiscal tissue. Beban yang berat itu membuat inflamasi di retrodiscal tissue makanya secara klinis pasien yg TMD nya parah bisa disertai rasa sakit saat sendi bergerak. 
    • Dislokasi: Kepala condyle yg harusnya bisa meluncur melewati lereng posterior eminensia melewati puncak eminensia ke anterior eminensia dan balik lagi ke fossa glenoid, tapi dia ketahan di anterior eminensia artikularis makanya nggak bisa nutup mulut pasiennya
      • Penanganan: Reposisi dengan mendorong mandibula ke inferior hingga melewati puncak eminensia artikularis, kemudian didorong ke posterior melewati puncak dan didoromg ke superior agar bisa masuk kembali ke fossa glenoid.

    Klasifikasi TMJ Disorder
    • Masticatory muscle disorders: Protective co-contraction, local muscle soreness, myofascial pain, myospasm, sama centrally mediated myalgia.
    • Temporomandibular joint disorder.
      • Derangement complex condyle-disc.
      • Structural incompatibility of the articular surfaces.
      • Inflammatory disorders.
      • Inflammatory disorders of associated srructures.
    • Derangement.
      • Disc displacement.
        • Dislokasi mandibula.
      • Disc dislocation with reduction.
        • Pasien yg clicking terus belum disertai rasa sakit, belum ada deviasi, dan masih bisa buka mulut normal.
      • Disc dislocation without reduction.
        • Disertai rasa sakit, udh ada deviasi rahang, dan ada keterbatasan buka mulut.
    • Structural incompatibility of articular surfaces.
      • Deviation inform (disc, condyle, atau fossa).
      • Adhesion (disc to condyle atau disc to fossa).
      • Subluixation.
      • Spontaneous dislocation,
    • Inflammatory disorders.
      • Synovitis
      • Retrodiscitis
      • Athritides (osteoarthritis, osteoarthrosis, sama polyarthritides)
        • Osteoarthritis = Peradangan sendi yang disertai permukaan yg tidak rata pada sendinya, tidak ada sklerosis, tidak kasar permukaannya.
    • Inflammatory disorders of associated structures. 
      • Temporal tendonitit.
      • Stylomandibular ligament inflammation.
      • Coronoid impendance.
    • Growth disorders.
      • Congenital and developmental bone disorders.
        • Agenesis, hypoplasia condylar, hyperplasia condylar, neoplasia.
      • Congenital and developmental muscle disorders.
        • Hypothrophy, hypertrophy, neoplasia.

    Catatan Tambahan
    Klasifikasi resorbsi berdasarkan Shiberg:
    • Kelas 1: Resorbsi bukal-lingual.
    • Kelas 2: Resorbsi apiko-oklusal / apiko-insisal.
    • Kelas 3: Kombinasi.

    Klasifikasi American Collage of Prostodontic
     = Prostodontic Diagnostic Index (Menggunakan radiograf):
    • Tipe 1: Tinggi ridge >=21 mm.
    • Tipe 2: Tinggi ridge 16-20 mm.
    • Tipe 3: Tinggi ridge 11-15 mm.
    • Tipe 4: Tinggi ridge <= 10 mm.

    4 Sifat Mental Pasien:
    • Philosophical: Baik, mengikuti arahan, memiliki awareness yang baik.
    • Exacting / Critical mind: Pasien banyak mau, suka membandingkan.
    • Indiferent: Tidak peduli, tidak menginginkan perawatan, apatis, dateng karena disuruh.
    • Histerical: Pasien penakut, paranoid

    Klasifikasi Palatal House:
    • Kelas 1: Sudut palatum mole - durum < 30 derajat.
      • Menggunakan: Posterior palatal seal U-Shaped, kedalaman 1-1,5 mm.
    • Kelas 2: Sudut palatum mole - durum 30 - 60 derajat.
      • Menggunakan: Posterior palatal seal U-Shaped, kedalaman 1-1,5 mm.
    • Kelas 3: Sudut palatum mole - durum >60 derajat.
      • Menggunakan: Posterior palatal seal V-Shaped, kedalaman 2-2,5 mm.

    Skema Oklusi:
    • Bilateral balanced occlusion: Gerakan lateral, balanching dan working terkena.
    • Canine guidance: Gerakan lateral, hanya gigi C yang kontak.
    • Mutually protected occlusion: Gerak protrusif, hanya gigi anterior berkontak, poste tidak.
    • Group function: Gerakan lateral, yang berkontak hanya working side.

    Garis:
    • Midline: Menyesuaikan midline gigi tiruan dengan wajah.
    • Garis senyum: Menentukan batas servikal gigi tiruan agar tidak gummy smile. Servikal terlihat semua jika tidak ditentukan dengan benar
    • Garis kaninus: Batas kaninus di kanan dan kiri. Jika salah, maka jarak mesiodistal akan bertambah / berkurang maka terlihat lebih besar atau lebih kecil.

    Bahan Kawat:
    • Kawat orto cekat: NiTi.
    • Kawat orto lepasan: Stainless steel.
    • Jenis:
      • Austenitic: Paling tahan korosi --> Bahan orto lepasan.
      • Ferritic: Jarang dipake --> Kaku dan mudah mengalami deformasi di suhu panas. 
      • Martensitic: Kurang tahan korosi. 

    Kasus:
    • Proses resorbsi tulang = Mengecil tulang = sel Atrofi.
    • Vestibulum rendah / ridge dangkal / alveolar ridge = Vestibuloplasti.
    • Jika ridge rusak secara vertikal = Bisa bone graft.
    • Flabby tissue = Eksisi.
    • Close speaking space = Metode penentuan dimensi vertikal oklusal dengan membunyikan huruf S --> Harus jelas.
    • GTSKL yang sering direndam di cairan pembersih (Sodium perborat) --> Ion peroksida dari sodium peroksida dapat mengonksidasi GTSKL --> Mudah patah.
    • Jika ada kasus restorasi cekat dan mau dibuatkan GTSL, maka semua perawatan cekat harus ditunda terlebih dahulu hingga DV definitif ditentukan.
      • Pasang mahkota sementara untuk perawatan cekat.
    • Pasien DM --> Derajat resorbsi tinggi --> Akan lebih sering relining pada GT --> Maka desainnya pakai yang konvensional.

    Komentar

    Postingan populer dari blog ini

    Latihan Soal (Seluruh Departement)

    BM / BEDAH MULUT (Catatan UKMP2DG)