IKGM / KOMUNITAS (Catatan UKMP2DG)

Penelitian

Path Finder Survey Surveilens (WHO) 

Digunakan ketika belum memiliki data apapun. Pengambilan survei hanya berdasarkan usia-usia tertentu, yakni usia 5, 12, 15, 35-44, dan 65-74.

  • 5 Tahun: Gigi sulung awal. 
  • 12 Tahun
    • Mix dentition.
    • Gigi tetap awal.
    • Tren penyakit di anak-anak.
  • 15 Tahun
    • Bisa menggambarkan faktor-faktor yang mempengaruhi penyakit jaringan keras maupun lunak rongga mulut.
    • Bagaimana perjalanan awal penyakit periodontal.
  • 35-44 Tahun
    • Surveilens untuk tren penyakit usia dewasa. 
    • Kondisi periodontal di dewasa.
  • 65-74 Tahun
    • Menggambarkan kondisi gigi dan mulut sepanjang kehidupan. 
    • Menilai bagaimana kualitas dari suatu sistem pelayanan kesehatan.

Desain Penelitian
  • Berdasarkan Arah:
    • Prospektif / Maju: Diawal subjek penelitian belum ada penyakit hingga ada penyakit.
    • Retrospektif / Mundur: Diawal subjek penelitian sudah ada penyakit. Melihat ke belakang dengan data-data pasien atau rekam medis. 
    • Ada 3 jenis data berdasarkan cara mendapatkannya:
      • Primer: Mengambil data langsung kepada pasien. Contoh: Wawancara, pemeriksaan langsung.
      • Sekunder: Mengambil data melalui institusi pelayanan kesehatan, seperti RS, klinik, puskesmas. 
      • Tersier: Mengambil data dari institusi non-kesehatan
  • Berdasarkan Perlakuan:
    • Eksperimental: Ada perlakuan yang berbeda diantara kelompok yang diteliti. Perlakuan adalah segala hal yang memberikan dampak atau perubahan prilaku bagi subjek penelitian.
      • Pre-eksperimental / Pilot study: Eksperimen ini dilakukan sebelum eksperimen sesungguhnya. Tujuannya untuk melihat kecenderungan.
      • Quasi-eksperimental / Penelitian semu: Hasil dari penelitian ini semu karena validitas internalnya cukup rendah / banyak bias-nya. Eksperimen ini dilakukan di makluk hidup / in-vivo. Contoh: Penelitian ke tikus, manusia.
      • True-eksperimental: Validitas internal lenbih tinggi, bias lebih sedikit. Biasanya penelitian in-vitro. Contoh: Penelitian ke sel, bakteri
    • Observasional: Tidak ada perlakuan apapun. Hanya wawancara atau periksa saja. Memisahkan dua kelompok tanpa memberikan perlakuan termasuk ke observasional.
      • Cross-sectional: Data yang diambil hanya di satu titik saja, di saat itu saja. Indikasi: Penelitian dengan keterbatasan SDM, sarana, keuangan, dsb. Contoh: Kondisi kesehatan gigi dan mulut di suatu daerah yang belum pernah diteliti sebelumnya. 
      • Case control: Pengamatan / perbandingan terhadap dua atau lebih kasus yang berbeda dalam satu waktu. Contoh: Pengaruh oral hygiene terhadap karies.
      • Cohort / Studi longitudinal: Pengamatan dalam jangka panjang.
  • Berdasarkan Tujuan:
    • Deskriptif: Hanya menggambarkan kondisi. Distribusi dengan tabel saja.
    • Korelasional / Analitik: Melihat hubungan.

Teknik Sampling
  • Probability: Kemungkinan terpilihnya setiap sampel didalam 1 kelompok adalah sama.
    • Simple random: Secara acak.
    • Systematic: Ada teknik pemilihan tertentu. Contoh: Didaerah ada 100 rumah dengan nomor bilangan prima.
    • Stratified: Pemilihan sampel berdasarkan tingkatan di masyarakat, seperti tingkat pendidikan, sosial ekonomi. Contoh: Mau ambil sambel berdasarkan pendidikan terakhir.
    • Cluster / area: Pemilihan berdasarkan wilayah seperti kelurahan, kecamatan, kabupaten, kota, provinsi.
    • Multi stage: Gabungan diantara sebelumnya. 
  • Non-Probability: Kemungkinan terpilihnya setiap sampel didalam 1 kelompok adalah berbeda.
    • Judgement: Sesuai preferensi pribadi peneliti / individu.
    • Panel: Berdasarkan kesepakatan dari beberapa peneliti.
    • Convenience: Sampel yang ada didepan, langsung dipilih.
    • Quota: Mementingkan jumlah sampel yang terpenuhi. 
    • Purposive: Mementingkan kriteria inklusi dan eksklusi yang sesuai dengan tujuan penelitian.
    • Snowball: Member get member. Ada rekomendasi dari satu sampel ke sampel lain. 

Skala Variabel
  • Numerik: Skala yang bisa diukur / bisa dinyatakan dalam angka.
    • Rasio: Nilainya hanya satu.
    • Interval: Nilai varibelnya dalam bentuk range angka.
  • Kategorik: Skala yang tidak dapat diukur / dinyatakan dalam angka.
    • Nominal: Antara 1 dengan yang lain tidak memiliki perbedaan tingkatan / setara, contoh: Jenis kelamin, pasien dengan karies dan non karies, jenis bahan tambal.
    • Ordinal: Antara 1 dengan yang lain memiliki tingkatan / tidak setara, contoh: Tingkat kebersihan mulut.

Uji Statistik dapat dilihat berdasarkan tujuannya, yakni:
  • Untuk membandingkan / Komparatif.
  • Untuk mencari hubungan / Korelasi.

Uji Statistik Komparatif Numerik
  • Step 1: Berapa kelompok yang dibandingkan? 
    • Kelompok perlakuan 1.
    • Kelompok perlakuan 2.
    • Kelompok kontrol.
  • Step 2: Pasangan atau tidak? Apakah hanya sekali, atau 2 kali pengambilan? 
    • Jika hanya diambil sekali, maka disebut tidak berpasangan. 
    • Jika diambil sebelum dan setelah tindakan (2 kali), maka disebut berpasangan. 
  • Step 3: Uji normalitas yang dapat digunakan berdasarkan jumlah sampel:
    • Shapiro-Wilk: Sampel <= 50.
    • Kolmogorov-Smirnov: Sampel > 50.
  • Step 4: Apakah distribusi normalnya?
    • Uji normalitas > 0,05 = Distribusi normal
    • Uji normalitas < 0,05 = Distribusi tidak normal.
GLM Repeated Measure = Two Way Annova.
Paired T Test = Dependent T Test.


Uji Statistik Komparatif Kategorik
  • 2 Kelompok berpasangan:  McNemar
  • 2 Kelompok tidak berpasangan: Fisher Exact Test.
  • Lebih dari 2 kelompok: Pearson Chi-Square.

Uji Statistik Korelasi
Melihat variabel 1 dan variabel lain.
  • Numerik - numerik: Pearson
  • Numerik - kategorik: Spearman
  • Kategorik - numerik: Spearman
  • Kategorik - kategorik: Kendall's Tau

Koefisien Korelasi (R)
  • Tanda nilai R
    • (+) = Hubungan antar variabel adalah sebanding. Jika ada kenaikan variabel independen, maka variabel dependennya ikut naik.
    • (-) = Hubungan antar variabel adalah tidak sebanding / berbanding terbalik. Jika ada kenaikan variabel independen, maka variabel dependennya turun.
  • Angka korelasi: 0-1.
    • 0 - 0,199: Hubungannya sangat lemah.
    • 0,2 - 0,399: Hubungannya lemah.
    • 0,4 - 0,599: Sedang / cukup.
    • 0,6 - 0,799: Hubungan kuat.
    • >= 0,8: Hubungan sangat kuat.

Nilai Signifikansi (Nilai P)

  • Nilai P < 0,05: Berbeda bermakna secara statistik antara hipotesis 0 dengan hasil uji statistik. Hasil hipotesis berbeda dengan hasil uji yang dilakukan.
  • Nilai P >= 0,05: Tidak berbeda bermakna secara statistik antara hipotesis 0 dengan hasil uji statistik. Hasil hipotesis sama dengan hasil uji yang dilakukan.


Karaktersitik Wabah
  • Common source outbreak: Kejadian luar biasa yang muncul saat sekelompok orang berkontak dengan sumber yang sama.
  • Sporadik epidemik: Waktu muncul tidak jelas, perlahan, masa inkubasi dan lenyap yang lama.
  • Propagated / progresif epidemik: Penyebaran penyakit dari orang ke orang, baik secara langsung atau tidak langsung. Contoh: Penyebaran Covid-19.
  • Mix-source epidemik: Gabungan common source dan propagated.
  • Endemik epidemik: Kejadian sudah ada sejak lama, namun di satu daerah memiliki jumlah kasus yang banyak, sedangkan daerah lain sedikit.

Istilah
  • Kejadian luar biasa / Outbreak: Penyakit ini belum pernah ditemukan di daerah tersebut atau sebenarnya pernah dialam di daerah tersebut, namun tiba-tiba jumlah kasus meningkat tajam.
  • Pandemi: Kejadian yang telah menyebar ke beberapa daerah.
  • Endemik: Penyakit dengan angka tinggi secara konsisten di daerah tertentu saja.
  • Epidemik: Penyakit yang sudah lazim terjadi dan jumlahnya fluktuatif.

Perhitungan

Sensitivitas dan Spesifisitas
  • Sensitivitas: Seberapa akurat alat uji menunjukkan hasil positif.
  • Spesifisitas: Seberapa akurat alat uji menunjukkan hasil negatif.
    • Positif benar: Uji (+). Penyakit (+).
    • Positif palsu: Uji (+). Penyakit (-).
    • Negative benar: Uji (-). Penyakit (-).
    • Negative palsu: Uji (-). Penyakit (+).

Kapitasi

  • Didalam rasio utilisasi, total frekuensi yang dipakai adalah jumlah tahunan.

Jenis Cost
  • Variabel cost: Tidak ada batas bawah. Contoh: Gaji hanya berdasarkan jumlah pasien yang datang. Bersifat fluktuatif dan tidak ada kepastian.
  • Variabel semi-fixed: Ada gaji pokok, tapi ada bonus per penambahan pasien. Ada batas bawah.
  • Fixed cost: Gaji setiap bulannya pasti sama. Bersifat tidak berubah.

Rasio
  • Prevalensi: Total kasus lama dan baru / total populasi.
    • Point prevalence: Peneliti menentukan kasus baru/lama pada satu waktu itu saja.
    • Period prevalence: Peneliti melakukan surveilans dari januari hingga desember.
  • Insidensi: Total kasus baru / total populasi.
  • Attack Rate: Orang yg kejadian / populasi beresiko.
  • Case Fatality Rate: Orang yg mati dari populasi yang terkena kasus luar biasa / jumlah populasi yang kena kejadian.
  • Age Specific Birth Rate: Jumlah kelahiran di kelompok usia tertentu / Jumlah populasi di kelompok usia tertentu.
  • Angka Kelahiran / Kematian Total: Jumlah lahir atau mati / Populasi akhir tahun.
  • Angka Kelahiran / Kematian Kasar: Jumalh lahir atau mati / Populasi tengah tahun.
  • Angka Migrasi: Selisih keluar dan masuk / Jumlah populasi.
  • Resiko Relatif Perokok: Kalangan perokok (Atau penyakit lain) / Kalangan bukan perokok (Atau penyakit lain).

Perilaku - Kebutuhan

Perilaku: Dilihat dari pengetahuan, sikap, dan tindakan.
Jenis:
  • Health behaviour: Orang sudah aware dengan keseahatan. Tujuan datang ke dokter adalah untuk mencegah penyakit, menjaga kesehatan dan mendeteksi dini.
  • Sick behaviour / Illness behaviour: Orang datang ke dokter untuk memperoleh diagnosis. Datang ke dokter saat tidak enak badan.
    • 5 Stage:
      • Symptom experience: Masih bisa beraktivitas dengan baik.
      • Assumption of sick role: Merasa sakit, aktivitas terganggu, tidak masuk kerja/sekolah.
      • Medical care contact: Pasien sudah datang ke dokter untuk memperoleh pengobatan.
      • Dependent-patient role: Kondisi pasien masih bergantung pada obat-obatan / perawatan dari dokter.
      • Recovery rehabilitation: Pasien sudah sembuh total.
  • Sick role behaviour / Diseases behaviour: Orang sudah terdiagnosa sakit. Diberi KIE dan mengikuti arahan dari dokter. Perilaku orang yang terdiagnosa untuk memperoleh kesehatan kembali.

Teori Perubahan Perilaku
  • Intrapersonal.
    • Health Belief Model.
      • Ada faktor yang mempengaruhi perubahan perilaku:
        • Preceived susceptibility: Persepsi kerentanan seseorang untuk tertular penyakit. Semakin rentan, maka semakin tinggi dorongan untuk berubah.
        • Perceived severity: Persepsi seberapa parah kondisi / gnagguan yang telah dialami. Semakin parah, maka semakin tinggi dorongan untuk berubah.
        • Perceived benefits: Persepsi sebarapa besar keuntungan yang dapat diperoleh saat mengubah perilaku. 
        • Perceived barriers: Hambatan apa yang akan diperoleh saat mengubah perubahan.
      • Cues to action: Pemicu / pencetus untuk berubah.  
    • Stages of Change Model (SCM)
      • Untuk mengubah perilaku, maka ada beberapa tahapan yang perlu dilalui:
        • Precontemplation: Belum ada kesadaran, masih dengan kebiasaan lama.
        • Contemplation: Terdapat pemikiran untuk berubah, belum ada keinginan.
        • Preparation: Ada keinginan, fase mencari informasi sebanyak-banyaknya untuk mulai berubah, berniat.
        • Action: Pertama kali untuk mengubah perilaku.
        • Maintenance: Telah menjadi kebiasaan.
        • Relaps: Kembali ke titik 0 sebelum berubah.
    • Transteoritical Model (Mirip SCM): AIETA
      • Awareness: Pasien sadar bahwa tindakan sebelumnya salah.
      • Interest: Tertarik, bertanya, meminta bimbingan.
      • Evaluation: Setelah mendapat informasi, maka evaluasi ke diri sendiri.
      • Trial: Coba pertama kali.
      • Adoptation: Telah menjadi kebiasaan.
    • Consumer Information Processing Model
  • Interpersonal.
    • Social Cognitive Theory.
  • Komunitas.
    • Diffusion of Innovation Theory.
      • Bagaimana suatu inovasi bisa masuk ke masyarakat.
      • Ada 5 kelompok masyarakat:
        • Innovators / 2,5%: Masyarakat yang mendedikasikan diri untuk berinovasi. Akademisi, peneliti. Contoh: Steve Job bikin apple di US.
        • Early Adopters / 13,5%: Masyarakat yang langsung mengikuti inovasi yang dibuat. Contoh: Orang US yang langsung beli apple.
        • Early Majority / 34%: Masyarakat yang mengadopsi inovasi jika sudah melihat orang lain berubah. Contoh: Orang diluar US yang beli apple.
        • Late Majority / 34%: Mengadopsi setelah beberapa tahun.
        • Laggards / 15%: Tidak mengikut inovasi.
      • Ada 5 hal yang mempengaruhi adopsi:
        • Relative advantage: Keuntungan relatif.
        • Compatibility: Apakah perubahan yang diberikan cocok atau tidak. Melihat norma dan nilai yang berlaku di masyarakat.
        • Complexity: Seberapa sulit atau kompleks perubahan ini perlu dilakukan. Semakin kompleks, maka semakin sulit diadopsi.
        • Trialability: Perubahan yang dapat dicoba atau tidak. Jika bisa dicoba, maka masyarakat dapat lebih merasakan terlebih dahulu dan lebih senang.
        • Observability: Perubahan yang bisa dilihat atau obersvasi. 
    • Community Organization Change Theory.
    • Organizational Change Theory.

Bradford Hill's Causal Component Assestment
  • Konsep bahwa suatu hal bisa menjadi etiologi ketika memenuhi beberapa poin kriteria ini:
    • Strength: Koefisian korelasi,  semakin besar korelasinya, semakin besar kemungkinan menjadi etiologi.
    • Konsistensi: Beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan hal yang sama. Jika A tidak menggunakan vaksin, maka A akan terkena penyakit.
    • Specificity: Spesifik. A menyebabkan B, dan B hanya disebabkan oleh A.
    • Temporality: Suatu penyebab pasti datang / muncul terlebih dahulu dibandingkan penyakit.
    • Biological Gradient: Semakin besar paparan, semakin tinggi kemungkinan terkena penyakit.
    • Plausability: Mekanisme penyebab penyakit masuk akal. Sebab akibat yang masuk akal. Dibuktikan secara scientifik.
    • Koheren: Sesuai dengan pengamatan empirik / pengalaman.
    • Eksperimen: Sebab akibat ditunjukkan melalui percobaan. Pembuktian melalui satu eksperiment.
    • Analogy: Pengandaian. 

Bradshaw's Taxonomy of Need / Jenis Kebutuhan
  • Felt Need: Kebutuhan yang baru dirasakan, namun belum melakukan tindakan.
  • Expressed: Telah dilakukan tindakan.
  • Normative: Kebutuhan berdasarkan penilaian profesional / ahli / peneliti.
  • Comparative: Pembandingan kebutuhan antara satu individu dengan individu lain.

Quality of Life
Faktor yang mempengaruhi kualitas hidup seseorang. 
    Dilihat dari kesehatan general: Health Related QoL.
    Dilihat dari kesehatan gigi: OHQoL
    Dimensi:
  • Fungsi: Fungsi tubuh terganggu.
  • Pengalaman nyeri: Perbandingan pengalaman nyeri antar dua individu. Dikaitkan dengan pengalaman terdahulu. Dikaitkan dengan waktu.
  • Psikis: Psikologi internal seseorang. 
  • Sosial: Gangguan hubungan seseorang dengan eksternal.

Lawrence Green 
Faktor yang Mempengaruhi Perilaku
  • Predisposing: Internal, berasal dari dalam diri pasien.
  • Enabling: Eksternal, sarana dan prasarana yang berlaku.
  • Reinforcing: Peraturan yang berlaku, UU.

Index
Indeks merupakan perhitungan yang digunakan untuk menggambarkan status seorang individu atau kelompok berkaitan dengan kondisi tertentu. Terdapat beberapa indikator didalam indeks, diantaranya: 1) Kriteria (Definisi, tujuan); 2) Keterangan; 3) Persiapan; 4) Cara memeriksa; 5) Cara mengukur; 6) Hasil; 7) Cara Interpretasi.  

Missing Treatment Index
Persentase kehilangan gigi tetap karena karies terhadap DMF-T.

DT / Decay Tooth: Karies, gigi dengan kode 1

  • Mahkota skor 0: Sehat
  • Kode 1: Ada karies aktif.
  • Kode 2: Tumpatan dengan karies, karies sekunder.
  • Kode B: Karies gigi desidui.
  • Kode C: Karies sekunder gigi desidui.
MT / Missing Tooth: Gigi hilang karena karies. Jika hilang karena periodontitis, tidak termasuk.
  • Kode 4: Hilang karena karies.
  • Kode 5: Hilang karena alasan lain --> Orto, prosto, perio.
  • Kode E: Hilang karena karies gigi desidui.
  • Jika usia dibawah 30 tahun, ada skor 5, maka tidak dihitung ke perhitungan M. Namun tetap dituliskan di tabel.
  • Jika usia >= 30 tahun dan ada skor 5, maka dihitung ke perhitungan M
  • Sisa akar termasuk ke kode 4, dan masuk ke perhitungan M.

FT / Filling Tooth: Sudah direstorasi dan tidak ada karies.

  • Kode 3: Tumpatan direct tanpa karies.
  • Kode D: Tumpatan direct tanpa karies, gigi desidui.
  • Jika di periode mix dentition, maka yang dihitung adalah gigi permanennya.

Penjelasan:

  • Kode 9: Kelainan struktur kongenital, bracket.
  • Lesi non karies:" - " , karena tidak termasuk kedalam kriteria status.
  • Abfraksi yang sudah ditambal: "-", karena tidak termasuk skor 3 sebab tidak termasuk kedalam kriteria status.
  • Jika akar tidak disebut, berarti tidak ada kelainan dan tidak terekspos. Hal ini termasuk kode 8.
  • Jika sudah terekspos namun tidak ada karies atau sehat, maka termasuk kode 0.
  • Restorasi sementara termasuk ke kode 1, belum termasuk kode 2 atau 3.
  • Yang dihitung dalam DMF-T adalah giginya. Jadi jika Mahkota 1, Akar 1, maka D adalah 1.



Cara menentukan interpretasi: Jumlah semua indeks DMFT / total sampel.
Interpretasi: Pengalaman karies di populasi tersebut mendapatkan skor sekian, dan nilai tersebut masuk ke kategori sangat rendah / rendah / moderat / tinggi.  Angka yang ada di indeks DMF-T sebenarnya adalah setiap orang di populasi tersebut memilki setidaknya 5 gigi yang mengalami karies atau pernah mengalami karies.


Indeks DMF-T (Decay, Missing, Filling - Tooth)

  • Definisi: Indeks yang menilai jumlah gigi permanen yang rusak akibat karies (Decay), hilang karena karies (Missing), atau ditambal karena karies (Filling). 
  • Tujuan: 1) Mengetahui derajat keparahan dari kondisi karies; 2) Mengetahui pengalaman kondisi karies; 3) Mengetahui jumlah gigi yang terlibat dalam kondisi karies.
  • Keterangan:
    • D = Decay = Jumlah gigi yang rusak akibat karies.
      • Gigi yang termasuk decay adalah gigi yang mengalami: 1) Diskolorasi; 2) Adanya lapisan lunak; 3) Terdapat kavitas; 4) Tambalan yang disertai karies sekunder.
      • Gigi yang tidak termasuk decay adalah gigi dengan lapisan yang keras/tidak lunak. 
    • M = Missing = Jumlah gigi yang hilang akibat karies.
    • F = Filling = Jumlah gigi yang ditambal/direstorasi akibat karies.
  • Persiapan:
    • Alat dan bahan: 1) Set alat dasar (Kaca mulut, sonde, pinset); 2) Probe CPI; 3) Headlamp; 4) Alat tulis dan kertas.
    • Operator: 1) Asepsis; 2) Menggunakan jas lab/ APD; 3) Menggunakan masker dan handscoon.
    • Pasien: 1) Duduk di dental chair; 2) Pencahayaan memadai.
  • Cara memeriksa:
    • Pemeriksaan dilakukan secara visual menggunakan bantuan alat dasar.
    • Bersihkan seluruh gigi yang kotor.
    • Lakukan pemeriksaan terhadap dampak kerusakan akibat karies, hilang karena karies, atau ditambal. Hal ini dilakukan dimulai dari segmen pertama gigi anterior menuju posterior.
    • Setiap gigi diperiksa sebanyak 1 kali, dan untuk gigi permanen, terdapat 32 gigi yang diperiksa. 
    • Setiap komponen, baik Decay (D), Missing (M), dan Filling (F), dilakukan secara terpisah, dan dicatat menggunakan kode angka. 
      • Gigi sulung hanya diperiksa mahkota giginya saja dan kode dituliskan dengan menggunakan alfabet.
    • Gigi yang dicatat adalah gigi yang mengalami kerusakan, kehilangan ataupun ditambal akibat sebab karies. Sebab lain tidak termasuk. 
    • Jika terdapat gigi sulung yang persisten bersamaan dengan gigi permanennya, maka yang diperiksa adalah gigi permanennya saja. 
    • Gigi permanen dengan akar yang terekspos akan dilakukan pemeriksaan untuk komponen akarnya, dan dicatat dengan kode angka.
      • Gigi sulung tidak dilakukan pemeriksaan akar.
  • Cara mengukur:
    • Kode untuk setiap kondisi:
    • Perhitungan indeks DMF-T:
      • Perorangan: D+M+F.
      • Komuniotas: (Jumlah D+M+F) / (Jumlah populasi yang diperiksa).
  • Interpretasi:
    • Usia 12 Tahun.
      • 0-1,1 = Sangat rendah.
      • 1,2-2,6 = Rendah.
      • 2,7-4,4 = Sedang.
      • 4,6-6,5 = Tinggi.
      • >6,5 = Sangat tinggi.
    • Usia 35-44 Tahun.
      • <5 = Sangat rendah.
      • 5-8,9 = Rendah.
      • 9-13,9 = Moderat.
      • >14 = Tinggi.


Indeks def-T (Decay, Extraction, Filling - Tooth)

  • Definisi: Indeks yang menilai jumlah gigi desidui/sulung yang rusak akibat karies (Decay), indikasi untuk dicabut akibat karies (Extraction), atau ditambal karena karies (Filling). 
  • Tujuan: 1) Mengetahui derajat keparahan dari kondisi karies; 2) Mengetahui pengalaman kondisi karies; 3) Mengetahui jumlah gigi yang terlibat dalam kondisi karies.
  • Keterangan:
    • d = Decay = Jumlah gigi yang rusak akibat karies.
      • Gigi yang termasuk decay adalah gigi yang mengalami: 1) Diskolorasi; 2) Adanya lapisan lunak; 3) Terdapat kavitas; 4) Tambalan yang disertai karies sekunder.
      • Gigi yang tidak termasuk decay adalah gigi dengan lapisan yang keras/tidak lunak. 
    • e = Indication for extraction = Jumlah gigi yang terindikasi untuk dicabut akibat karies.
    • f = Filling = Jumlah gigi yang ditambal/direstorasi akibat karies.
  • Persiapan:
    • Alat: 1) Set alat dasar (Kaca mulut, sonde, pinset); 2) Probe CPI; 3) Headlamp; 4) Alat tulis dan kertas.
    • Operator: 1) Asepsis; 2) Menggunakan jas lab/ APD; 3) Menggunakan masker dan handscoon.
    • Pasien: 1) Duduk di dental chair; 2) Pencahayaan memadai.
  • Cara memeriksa:
    • Pemeriksaan dilakukan secara visual menggunakan bantuan alat dasar.
    • Bersihkan seluruh gigi yang kotor.
    • Lakukan pemeriksaan terhadap gigi yang mengalami kerusakan akibat karies, terindikasi diekstraksi karena karies, atau ditambal. Hal ini dilakukan dimulai dari segmen pertama gigi anterior menuju posterior.
    • Setiap gigi diperiksa sebanyak 1 kali, dan untuk gigi sulung, terdapat 20 gigi yang diperiksa. 
    • Setiap komponen, baik Decay (d), Indication for extraction (e), dan Filling (f), dilakukan secara terpisah, dan dicatat menggunakan kode alfabet untuk gigi sulung. 
      • Gigi sulung tidak dilakukan pemeriksaan missing (M) karena tidak dapat ditentukan secara pasti penyebab kehilangan gigi akibat karies atau karena sebab lain.
    • Gigi yang dicatat adalah gigi yang mengalami kerusakan, indikasi dicabut ataupun ditambal akibat sebab karies. Sebab lain tidak termasuk. 
    • Jika terdapat gigi sulung yang persisten bersamaan dengan gigi permanennya, maka yang diperiksa adalah gigi permanennya saja. 


Indeks OHI-S (Oral Hygiene Indeks - Simplified)

  • Definisi: Indeks yang digunakan untuk mengukur tingkat kebersihan mulut pasien, dengan melihat keberadaan debris dan kalkulus yang menutupi permukaan gigi.
  • Tujuan: Mengetahui derajat kebersihan gigi individu atau kelompok.
  • Keterangan:
    • Perhitungan indeks OHI simplified akan menggunakan 6 gigi yang mewakili gigi anterior dan posterior. Gigi - gigi itu diantaranya: 1) Permukaan bukal gigi 16 dan 26; 2) Permukaan labial gigi 11 dan 31; 3) Permukaan lingual gigi 36 dan 46.
    • Jika gigi insisif (11 atau 31) hilang, maka dapat digantikan dengan gigi insisif sentral yang lainnya.
    • Gigi yang diperiksa adalah gigi yang telah erupsi sempurna. Jika gigi mengalami penurunan tinggi akibat trauma ataupun karies, maka gigi tersebut tidak termasuk kedalam perhitungan.
  • Persiapan:
    • Alat dan bahan: 1) Set alat dasar (Kaca mulut, sonde, pinset); 2) Probe CPI; 3) Headlamp; 4) Alat tulis dan kertas; 5) Disclosing solution; 6) Gelas kumur; 7) Tissue; 8) Polybib; 9) Sikat gigi dan pasta gigi.
    • Operator: 1) Asepsis; 2) Menggunakan jas lab/ APD; 3) Menggunakan masker dan handscoon.
    • Pasien: 1) Duduk di dental chair; 2) Menggunakan polybib; 3) Berkumur.
  • Cara memeriksa:
    • Pastikan seluruh permukaan gigi yang akan diperiksa telah erupsi sempurna, tanpa adanya pengurangan tinggi.
    • Teteskan disclosing solution sebanyak 3-5 tetes dibawah lidah pasien. Instruksikan pasien untuk menunggu selama 30 detik hingga saliva terkumpul. Pastikan pasien untuk tidak membuang atau menelan cairan tersebut.
    • Setelah terkumpul, instruksikan pasien untuk berkumur hingga seluruh permukaan gigi terpapar oleh disclosing solution, lalu buang cairan itu.
    • Instruksikan pasien untuk membuka mulut, dan operator dapat memeriksa plak dan kalkulus yang terdapat dipermukaan gigi pasien. 
      • Plak merupakan lapisan yang dapat dikeruk.
      • Kalkulus merupakan lapisan keras yang tidak dapat dikeruk. 
      • Lakukan pemeriksaan plak/debris dan kalkulus secara terpisah.
    • Setelah pemeriksaan, instruksikan pasien untuk menyikat gigi dan berkumur kembali agar pewarnaan dari disclosing solution hilang.
  • Cara mengukur:
    • Skor untuk debris: 
    • Skor untuk kalkulus:
    • Perhitungan untuk skor debris (Debris Index / DI): (Jumlah skor Debris)/ (Permukaan gigi yang diperiksa).
    • Perhitungan untuk skor kalkulus (Calculus Index / CI): (Jumlah skor Calculus)/ (Permukaan gigi yang diperiksa).
    • Setelah DI dan CI diperoleh, maka dapat dihitung indeks OHI-S dengan cara: DI + CI.
  • Interpretasi hasil:
    • Debris index (DI) dan Calculus index (CI).
      • 0-0,6 = Baik.
      • 0,7-1,8 = Sedang.
      • 1,9 -3 = Buruk.
    • OHI-S.
      • 0-1,2 = Baik.
      • 1,2-3 = Sedang.
      • 3,1-6 = Buruk.


Indeks CPI-Modified (Community Periodontal Index)

  • Definisi: Indeks yang digunakan untuk mengukur status periodontal pasien.
  • Hal yang diperiksa: Bleeding on probing (BOP), Kedalaman poket, attachment lost.
  • Persiapan:
    • Alat dan bahan: 1) Set alat dasar (Kaca mulut, sonde, pinset); 2) Probe CPI/WHO dengan spesifikasi berupa: Ball tip 0,5 mm, strip pertama 3,5-5,5, dan strip kedua 8,5-11,5; 3) Headlamp; 4) Alat tulis dan kertas.

    • Operator: 1) Asepsis; 2) Menggunakan jas lab/ APD; 3) Menggunakan masker dan handscoon.
    • Pasien: 1) Duduk di dental chair; 2) Pencahayaan memadai.
  • Cara memeriksa:
    • Pemeriksaan dimulai dari sekstan pertama, khususnya permukaan bukal distal molar kedua. 

Segmentasi / Sekstan Pada Gigi
    • Masukkan probe CPI dengan tekanan tidak melebihi 20 gram. Cara mengetahui tekanan 20 gram adalah dengan memasukkan probe ke sela-sela kuku hingga terlihat pucat. 
    • Masukkan probe CPI tegak lurus dengan sumbu panjang gigi, hingga terasa sensasi taktil.
    • Gerakkan probe menyusuri permukaan akar gigi sesuai dengan kontur anatomisnya. Pergerakkan dilakukan secara naik turun dari interproksimal distal menuju interproksimal mesial.
    • Pergerakkan probe akan menjadi sedikit miring saat mendekati interproksimal. Hal ini dilakukan untuk mempermudah operator. 
    • Lakukan hal yang serupa untuk permukaan lingual.
    • Jika pasien merasa sakit, maka dapat disimpulkan bahwa tekanan yang diberikan terlalu keras.
    • Amati kedalaman poket yang terlihat dari probe, serta amati pula respon pendarahan yang muncul. Kedalaman poket diukur dari margin gingiva menuju dasar poket. Setelah itu catat pada kertas sesuai dengan kode yang tepat.
    • Setelahnya, lakukan pemeriksaan attachment lost, dengan mengukur jarak diantara CEJ hingga dasar poket. Gigi yang diperiksa untuk pengukuran ini adalah gigi 16/17, 26/27, 36/37, 46/47, 11 dan 31.
  • Cara mengukur dan interpretasi:
    • Kode untuk kondisi bleeding on probing (BOP).
    • Kode untuk kondisi kedalaman poket.
    • Kode untuk kondisi attachment lost.


Indeks CPITN (Community Periodontal Index of Treatment Needs)

  • Definisi: Indeks yang digunakan untuk menentukan status periodontal pasien dan memperkirakan kebutuhan perawatannya.
  • Tujuan: 1) Mengetahui kedalaman sulkus pasien (Kedalaman probing, Bleeding on probing/ BOP, Kalkulus); 2) Mengetahui kebutuhan perawatan pasien; 3) Mengetahui status periodontal. 
  • CPITN tidak dapat digunakan untuk: 1) Mengetahui perjalanan penyakit; 2) Kedalaman resesi tulang alveolar.
  • Keterangan:
    • Sekstan gigi:

    • Pemeriksaan untuk permukaan distal molar ketiga tidak dilakukan.
    • Setiap sekstan yang diperiksa harus memiliki minimal 2 gigi.
    • Jika hanya terdapat 1 gigi pada 1 sekstan, maka gigi tersebut dipindahkan ke sekstan yang berdekatan, dan sekstan yang ditinggalkan akan diberi tanda "X".
    • Jika didalam 1 sekstan tidak memiliki gigi, maka diberi tanda "X".
    • Pemeriksaan berdasarkan usia:
      • Usia <15 tahun: Tidak dilakukan pemeriksaan kedalaman poket. Hanya dilakukan pemeriksaan bleeding on probing dan kalkulus.
      • Usia 15-19 tahun: Pemeriksaan kedalaman poket, BOP, dan kalkulus dilakukan. Gigi yang diperiksa adalah 16, 26, 11, 31, 36, 46. Gigi molar kedua tidak digunakan untuk menghindari false pocket yang mungkin ada.
      • Usia >20 tahun: Pemeriksaan kedalaman poket, BOP, dan kalkulus dilakukan. Gigi yang diperiksa adalah 16, 17, 26, 27, 11, 31, 36, 37, 46, 47. Gigi molar kedua diperiksa.
  • Persiapan:
    • Alat dan bahan: 1) Set alat dasar (Kaca mulut, sonde, pinset); 2) Probe CPI/WHO dengan spesifikasi berupa: Ball tip 0,5 mm, strip pertama 3,5-5,5, dan strip kedua 8,5-11,5; 3) Headlamp; 4) Alat tulis dan kertas.
    • Operator: 1) Asepsis; 2) Menggunakan jas lab/ APD; 3) Menggunakan masker dan handscoon.
    • Pasien: 1) Duduk di dental chair; 2) Pencahayaan memadai.
  • Cara memeriksa:
    • Pemeriksaan dimulai dari sekstan pertama, khususnya permukaan bukal distal molar kedua. 
    • Masukkan probe CPI dengan tekanan tidak melebihi 20 gram. Cara mengetahui tekanan 20 gram adalah dengan memasukkan probe ke sela-sela kuku hingga terlihat pucat. 
    • Masukkan probe CPI tegak lurus dengan sumbu panjang gigi, hingga terasa sensasi taktil.
    • Gerakkan probe menyusuri permukaan akar gigi sesuai dengan kontur anatomisnya. Pergerakkan dilakukan secara naik turun dari interproksimal distal menuju interproksimal mesial.
    • Pergerakkan probe akan menjadi sedikit miring saat mendekati interproksimal. Hal ini dilakukan untuk mempermudah operator. 
    • Lakukan hal yang serupa untuk permukaan lingual.
    • Jika pasien merasa sakit, maka dapat disimpulkan bahwa tekanan yang diberikan terlalu keras.
    • Amati kedalaman poket yang terlihat dari probe, serta amati pula respon pendarahan yang muncul. Kedalaman poket diukur dari margin gingiva menuju dasar poket. Setelah itu catat pada kertas sesuai dengan kode yang tepat.
  • Cara mengukur dan interpretasi:

CPITN Verbal
Alat: Probe WHO tekanan <20g, ujung ada ball (3,5 - 5,5 - 8,5 - 11,5). Dimasukkan kedalam sulkus, sejajar sumbu gigi.
Pasien usia diatas 15 tahun.
Yang dilihat: BOP dan PPD
Dibagi mejadi 6 sextan. Periksa dari setiap sextan dan tentukan skor terparah. 

Yang pertama kali dilakukan adalah isolasi area kerja. Kemudian dilakukan pemeriksaan dimasing-masing sextan. Sextan pertama yang diperiksa adalah gigi 17-14. Masukkan probe WHO kedalam sulkus gingiva dengan tekanan ringan, tekanan kurang dari 20 g, di permukaan bukal dan lingual, sejajar dengan sumbu panjang gigi. Lalu, lakukan penelusuran sulkus gingiva di area tersebut. Amati kondisi sulkus gingiva setelah pemeriksaan. Setelah itu, tentukan skor dari masing-masing sextan dengan penilaian berikut. Bernilai 0 jika tidak ada perubhana sama sekali atau tidak ada patologis. Bernilai 1 jika terdapat pendarahan gingiva setelah probing. Bernilai 2 jika terdapat kalkulus saat dialkukan probing dengan kedalaman poket kurang dari 4 mm. Bernilai 3 jika bagian probe telah mencapai pita hitam namun  masih terlihat atau kedalaman sekitar 4-5 mm. Bernilai 4 jika bagian probe warna hitam sudah tidak terlihat. Kemudian lakukan pencatatan skor di formulir dengan mencatata skor dari masing-masing sextan yang paling parah. Kebutuhan perawatan periodontal ditentukan melalui skor tertinggi dari masing-masing sextan. Dari keenam sextan yang diperiksa, skor tertinggi adalah sekian di sextan keberapa., sehingga kebutuhan perawatan pada pasien tersebut adalah perbaikan oral hygiene dan skeling profesional. 

Penentuan perawatan didapati dari skor terparah dari semua sextan. 
Sextant 4 dan 6 kebalik ya


Indeks Fluorosis (CFI/ Community Fluorosis Index)

  • Definisi: Indeks yang digunakan untuk mengukur tingkat fluorosis yang terjadi pada populasi tertentu.
  • Keterangan: 
    • Pemeriksaan dilakukan pada populasi.
    • Pemeriksaan dilakukan dengan menentukan kondisi fluorosis pasien menggunakan index Dean, yakni memberikan poin sesuai dengan tingkat keparahan florosis. Tingkatan itu diantaranya:
      • Normal = 0 poin.
      • Questionable Fluorosis = 0.5 poin.
      • Very Mild Fluorosis = 1 poin.
      • Mild Fluorosis = 2 poin.
      • Moderate Fluorosis = 3 poin.
      • Severe Fluorosis = 4 poin.
  • Cara memeriksa:
    • Instruksikan pasien untuk beroklusi sentrik dan periksa permukaan gigi berdasarkan tingkat keparahan fluorosis yang diderita:
      • Normal: Tidak ada kelainan.
      • Questionable fluorosis: Enamel mengungkapkan sedikit penyimpangan dari enamel normal, mulai dari beberapa bintik putih hingga bintik putih sesekali. Klasifikasi ini digunakan dalam kasus-kasus di mana diagnosis pasti dari bentuk fluorosis paling ringan tidak dibenarkan dan klasifikasi 'normal' tidak dibenarkan.
      • Very mild fluorosis: Area putih kertas buram kecil tersebar tidak teratur di atas gigi tetapi tidak melibatkan sebanyak 25% dari permukaan gigi. Sering termasuk dalam klasifikasi ini adalah gigi yang menunjukkan tidak lebih dari sekitar 1-2 mm opasitas putih di ujung puncak cusp bicuspid atau geraham kedua.
      • Mild fluorosis: Area opak putih pada email gigi lebih luas tetapi tidak melibatkan sebanyak 50% dari gigi.
      • Moderate fluorosisSemua permukaan email gigi terpengaruh, dan permukaan yang mengalami atrisi menunjukkan keausan. Noda coklat sedikit sering merupakan fitur yang menodai.
      • Severe fluorosis: Semua permukaan email terpengaruh dan hipoplasia sangat mencolok sehingga bentuk umum gigi dapat terpengaruh. Tanda diagnostik utama dari klasifikasi ini adalah diskrit atau confluent pitting. Noda coklat tersebar luas (Hampir kena semua) dan gigi sering kali terlihat seperti berkarat.
  • Cara mengukur:
    • Indeks CFI: (Jumlah poin yang diperoleh dari komunitas) / (Jumlah populasi yang diperiksa)

Ergonomi
Konsep Pembagian Wilayah Kerja: Clock Concept.
  • Operator zone: Tempat operator duduk.
    • 7-12.
  • Static zone: Tidak terjadi pergerakkan. Pertukaran alat berat / besar.
    • 12-2.
  • Assistant zone: Tempat asisstant bergerak.
    • 2-4.
  • Transfer zone: Tempat pertukaran alat kecil dan ringan, pasien tidak memiliki rasa cemas.
    • 4-7.
Jika dokter bekerja dengan assistant, maka lemari alat berada di belakang asistant, kiri DU.
Jika dokter bekerja sendiri, maka lemari alat ada di belakang operator, belakang kanan DU.

Posisi Bekerja (Non-Ekstraksi)
  • Regio 2 dan 4: Jam 7-8
  • Regio 1 dan 3: Jam 9-11

PUSKESMAS - RS - UKGS

Asas Puskesmas
  • Pemberdayaan masyarakat: Mendorong peran aktif masyarakat dalam pelaksanaan program.
  • Keterpaduan: Program harus bisa lintas program dan lintas sektoral.
    • Lintas program: Memanfaatkan program dari pemerintah.
    • Lintas sektoral: Bekerja sama dengan sektor lain, seperti pendidikan.
  • Rujukan: Ketika tidak bisa menangani kasus, maka dilakukan rujukan berdasarkan institusi dan masalahnya.
    • Institusi:
      • Horizontal: Rujuk ke institusi yang setara. Klinik ke klinik.
      • Vertikal: Rujuk ke institusi yang tingkatan lebih tinggi. Posyandu ke Balikmas, dirujuk lagi ke RS Tipe D/C --> RS Tipe B --> RS Tipe A. 
    • Masalah:
      • Rujukan medis: Merujuk pasien dengan alasan medis yang tidak bisa ditangani oleh dokter. Bahan pemeriksaan, ronsen.
      • Rujukan kesehatan masyarakat: Teknologi berkaitan dengan pelayanan kesehatan masyarakat (Bukan medis), alat bantu pendidikan, sarana, operasional.
  • Pertanggungjawaban wilayah: Puskesmas bertanggung jawab penuh terhadap kesehatan masyarakat di daerah kerjanya. Cakupan wilayah kerja. 
    • Kasus emergensi bisa dimana saja, tidak memperhatikan wilayah kerja.

Jenis Pelayanan Puskesmas
  • Pasien secara individu / Upaya kesehatan perseorangan (UKP) = Individual. Tindakan antar individu berbeda-beda.
    • Ibu hamil.
  • Masyarakat Upaya kesehatan masyarakat (UKM) = Intervensi ke masyarakat, semua tindakannya sama.
    • UKS, UKGS.
    • Posyandu.
    • Imunisasi.
    • Penyuluhan.
    • Vaksin.
Puskesmas / RS milik pemerintah = Melayani UKM dan UKP pemerintah.
RS Swasta = Hanya melayani UKP swasta.

Tipe Rumah Sakit
  • Tipe A
    • Pelayanan medik 4 spesialis dasar (Obgyn, Interna, Anak, Bedah).
    • Pelayanan 5 penunjang medik spesialis.
    • Pelayanan medik 12 spesialis lain selain spesialis dasar.
    • Pelayanan medik 13 subspesialis.
  • Tipe B
    • Pelayanan medik 4 spesialis dasar (Obgyn, Interna, Anak, Bedah).
    • Pelayanan 4 penunjang medik spesialis.
    • Pelayanan medik 8 spesialis lain selain spesialis dasar.
    • Pelayanan medik 2 subspesialis.
  • Tipe C.
    • Pelayanan medik 4 spesialis dasar (Obgyn, Interna, Anak, Bedah).
    • Pelayanan 4 penunjang medik spesialis.
  • Tipe D.
    • Pelayanan medik 2 spesialis dasar (Obgyn, Interna, Anak, atau Bedah).
    • Pelayanan 1 penunjang medik spesialis.

Asas Portabilitas SJSN
 
Jika memiliki BPJS, maka dimanapun bisa datang untuk dirawat.
SJSN diselenggarakan berdasarkan pada 9 prinsip:
  • Kegotong-royongan; prinsip kebersamaan antar peserta dalam menanggung beban biaya jaminan sosial, yang diwujudkan dengan kewajiban setiap peserta membayar iuran sesuai dengan tingkat gaji, upah atau penghasilannya.
  • Nirlaba; prinsip pengelolaan usaha yang mengutamakan penggunaan hasil pengembangan dana untuk memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi seluruh peserta.
  • Keterbukaan; prinsip mempermudah akses informasi yang lengkap, benar dan jelas bagi setiap peserta.
  • Kehati-hatian; prinsip pengelolaan dana secara cermat, teliti, aman dan tertib.
  • Akuntabilitas; prinsip pelaksanaan program dan pengelolaan keuangan yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.
  • Portabilitas; prinsip memberikan jaminan yang berkelanjutan meskipun peserta berpindah pekerjaan atau tempat tinggal dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
  • Kepesertaan bersifat wajib; prinsip yang mengharuskan seluruh penduduk menjadi peserta jaminan sosial, yang dilaksanakan secara bertahap.
  • Dana amanat; bahwa iuran dan pengembangannya merupakan dana titipan dari peserta untuk digunakan sebesar-besarnya bagi kepentingan peserta jaminan sosial.
  • Hasil pengelolaan Dana Jaminan Sosial (DJS) dipergunakan seluruhnya untuk pengembangan program dan untuk sebesar-besar kepentingan peserta;  bahwa hasil dividen dari pemegang saham yang dikembalikan untuk kepentingan peserta jaminan sosial.

Jenis UKGS
  • Tahap I (Paket Minimal)
    • Cuma penyuluhan sama pelatihan guru, sikat gigi bersama setiap hari kelas 1-3, program dokter kecil.
  • Tahap II (Paket Standar)
    • Tahap I + screening + ekstraksi gigi sulung di kelas 1 + pengobatan darurat kasih obat + pertolongan pertama / darurat.
  • Tahap III (Paket Optimal)
    • Tahap II + tindakan medik dasar kedokteran gigi kelas 1-6.
  • Tahap IV UKGS Inovatif.
    • Surface protection. 
    • Aplikasi CPP-ACP.
    • Identifikasi faktor risiko karies (Donut Irene).

Pelayanan Kesehatan

Elemen Sistem Pelayanan Kesehatan
  • Input: Subelemen yang diperlukan untuk sistem berfungsi.
  • Proses: Mengubah subelemen masukan menjadi hasil.
  • Output: Akibat yang dihasilkan dari suatu tindakan.
  • Feedback: Hasil yang dijadikan input untuk cycle berikutnya.
  • Environment: Lingkungan luar sistem yang mempengaruhi sistem.

Service Quality Aspect
  • Realibility: Dapat diandalkan.
  • Responsiveness: Gercep.
  • Empathy: Menangani sepenuh hati.
  • Tangible: Perawatan dapat dilihat dan diukur. Perawatan nyata.
  • Assurance: Memberikan rasa aman kepada pasien.

Tipe Pasien / House
  • Philosophical: Patuh, baik, mengikuti instruksi dengan baik.
  • Exacting / Critical Mind: Banyak permintaan, membandingkan dengan dokter lain.
  • Indifferent: Tidak mengikuti instruksi dokter.
  • Histeris: Meronta-ronta, tempramen.

Prilaku Pasien
  • Shopping: Pasien suka mencari second opinion ke dokter lain.
  • Fragmentation: Pasien suka mencari second opinion ke pengobatan alternatif.
  • Self-medication: Mengobati diri sendiri.
  • Procrastination: Pasien suka menunda perawatan.
  • Discontinuity: Pasien tidak melanjutkan perawatan dengan alasan apapun.

Metode Penentuan Prioritas
  • Matriks
    • PAHO: MSVC
      • M: Magnitude --> Besarnya masalah / prevalensi.
      • S: Severity --> Keparahan.
      • V: Vulnerability --> Sarana prasarana.
      • C: Community Concern --> Kondisi masyarakat / politik terhadap masalah yang dihadapi.
    • SWOT.
      • S: Strength --> Kekuatan internal.
      • W: Weakness --> Hambatan internal. 
        • Internal: Dilihat dari POV individu dan masyarakat. 
      • O: Opportunity --> Kekuatan eksternal.
      • T: Threats --> Hambatan eksternal.
        • Eksternal: Dilihat secara global, lokasi, pemerintah dan diluar masyarakat.
    • Hanlon (SSEF).
      • Size: Besarnya masalah.
      • Seriousness: Keparahan.
      • Effectiveness: Dampak masalah terhadap masyarakat.
      • Feasibility: Kemudahan penyelesaian. Mungkin / tidaknya diselesaikan.
  • Diagram
    • Fishbone.
      • Identifikasi masalah spesifik dan kemudian disimpulkan kesimpulan masalah yang general. Masalah general ini yang akan ditangani.
    • Decision Tree.
      • Satu masalah general lalu di-breakdown menjadi kecil-kecil / spesifik. Masalah kecil ini yang akan ditangani.
  • Nominal Group Technique.
    • Penentuan prioritas masalah dengan  voting dan rating.
Teknik Penentuan Masalah lain
  • ABC.
    • Antecendent: Segala sesuatu yang memicu prilaku seseorang --> Individu, lingkungan, dll.
    • Behaviour: Perilaku yang telah ada.
    • Consequences: Konsekuensi dari tindakan yang dilakukan. 
  • USG.
    • Urgency: Penting tidaknya masalah untuk diselesaikan.
    • Seriousness: Dampak pada masyarakat.
    • Growth: Pertumbuhan masalah cepat atau lambat.
  • Delphi.
    • Mengundang ahli untuk menentukan masalah.
    • Prioritas masalah ditentukan secara kuantitatif terbuka. 
    • Berdiskusi dengan staf ahli.
  • Delbecque.
    • Mengundang ahli untuk menentukan masalah.
    • Prioritas masalah ditentukan secara kualitatif tertutup. 
    • Staf ahli saja yang berdiskusi, diskusi tertutup. 
  • Analisis PICO
    • P: Populasi atau sekelompok orang yang akan diamati.
    • I: Intervensi atau exposure contoh pertanyaannya: apa perlakuan yang akan diberikan kepada subjek yang diteliti atau apa paparan yang diterima subjek yang diamati jadi contoh pertanyaan penelitiannya: Apa masalah yg dihadapi dan siapa yang mengalami masalah yang ingin diteliti ini.
    • C: Comparison/perbandingan contoh pertanyaannya: dengan apa peneliti membandingkan hal yang ingin diamati.
    • O: Outcome contoh pertanyaannya: apa yang terjadi pada subjek setelah menerima paparan atau bagaimana outcome dari subjek yang diamati.

Problem Solving Cycle
  • Analisis situasi: Mengumpulkan semua data fenomena-fenomena apa saja yang terjadi di masyarakat.
  • Identifikasi masalah: Contoh, jumlah prevalensi masing-masing penyakit gigi dan mulut apa aja yang jadi masalah di masyarakat.
  • Prioritas masalah: Melihat urgensi penyelesaian masalah dengan metode PAHO, Hanlon, SWOT dll.
  • Tujuan dari masalah yang sudah kamu prioritaskan untuk diselesaikan, contohnya kamu pilih karies yg akan diselesaikan berarti tujuan utamanya menurunkan insidensi karies di masyaralat.
  • Alternatif pemecahan masalah: Di sini kamu cari beberapa cara untuk menyelesaikan msalah yg udh kamu pilih tadi sesuai dengan tujuan yg sudah ditetapkan.
  • Rencana operasional program:
    • Isinya teknis pelaksanaan, PIC (person in charge), indikator keberhasilan dari masing-masing program, serta timeline dan target di sini juga di analisis saran dan prasarana untuk pelaksanaan program nama lainnya assessment of resource.
  • Pelaksanaan, monitoring, dan evaluasi.
  • Setelah program selesai dan dievaluasi ada timbul masalah baru apa pascaprogram yang kembali dilakukan step step dari awal makanya disebut problem solving cycle.

5 Levels of Prevention
  • Health promotion (Primary) 
    • Penyuluhan saja.
    • Belum ada tindakan ke pasien.
    • OHI, DHE.
  • Specific protection (Primary)
    • Perlindungan khusus.
    • Diberikan kepada pasien yang belum sakit untuk mencegah terjadinya penyakit. Contoh: TF, Imunisasi, Fluoridasi, Cara menyikat gigi bersama, ortho-preventif (SM Passive, Penambalan proksimal gigi sulung).
  • Early diagnosis and prompt treatment (Secondary)
    • Dilakukan perawatan awal pada pasien yang sudah mengalami penyakit ringan. Contoh: SRP, PRR. CPP-ACP, restorasi belum melibatkan pulpa
    • Memberikan penanganan terlebih dahulu.
  • Disability limitation (Secondary)
    • Orto cekat, Orto lepasan, SM aktif, ekstraksi, PSA, restorasi dengan perlindungan pulpa atau berhubugan dengan pulpa, splinting sementara.
  • Rehabilitation (Tertiary)
    • Perawatan menggantikan gigi yang hilang atau rusak (Splinting tetap, GTL, GTSL, bridge.

Oral Health-Related Indexes
  • Required treatmend index --> Index yang menggambarkan kebutuhan perawatan atau kerusakan yang belum ditangani di masyarakat. Semakin tinggi, maka semakin banyak kebutuhan perawatan dan semakin banyak gigi yang rusak.
  • Performed treatment index --> Index yang menggambarkan perawatan yang telah dilakukan. Semakin tinggi, maka semaki sedikit kebutuhan masyarakat dan semakin sedikit gigi yang rusak. Motivasi masyarakat mempertahankan gigi.

Strategi Promosi Kesehatan (Promkes)
  • Pemberdayaan masyarakat (empowerment): Pelatihan kader, bikin masyarakat yang tadinya nganggur jadi kader kesehatan.
  • Advokasi (advocacy): ngedeketin pemerintah/pembuat kebijakan supaya nanti pemerintahnya bikin program yang sesuai dengan masalah yang ada.
  • Social support: Mendekati orang yang dipandang didalam komunitas, seperti pemuka agama.
  • Bina suasana: Bikin masyarakat aware/ sadar sama kesehatan, kayak penyuluhan dll. 
  • Semangat kemitraan: puskesmas kerjasama dengan pihak lain untuk mensukseskan program program kesehatan.

5 Konsep Pelayanan Dokter Gigi Keluarga
  • First contact = Drg keluarga nya yg pertama kali melayani setiap ada keluhan sebelum dirujuk apabila ada kasus sulit.
  • Personal care: Bersifat pribadi, promotif preventif personal.
  • Pelayanan paripurna: Promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif.
  • Paradigma sehat = Menumbuhkan paradigma sehat di masyarakat secara individu, kontrol rutin, mencegah penyakit.
  • Pelayanan berkesinambungan = Tidak cuma satu kali visit tapi terus menerus, rutin.

Tugas Pokok Dokter Gigi
  • Operator.
  • Edukator.
  • Advisor.
  • Manager.
  • Supervisor.

Pemberian Kabar Buruk / Bad News
Singkatan: SPIKES
  • Setting = Tempat tenang dan private.
  • Patents perception = Pasien melihat kondisi sendiri. 
  • Invitation = Menanyakan mengenai informasi apa yang pasien ingin ketahui.
  • Knowledge = Memberikan informasi sesuai dengan keinginan pasien.
  • Emotion = Berempati pada pasien, menenangkan pasien.
  • Strategy = Memberikan solusi perawatan.

Derajat Kesehatan - Hendrick Blum
  • Lingkungan: Tempat tinggal, geologis.
  • Perilaku: Kebiasaan penduduk.
  • Herediter: Bersifat keturunan, berasal dari orang tuanya.
  • Pelayanan kesehatan: Jarak dengan fasilitas kesehatan.

Manajamen Kesehatan

Unsur Komunikasi
  • Pemberi
  • Saluran: Sarana yang digunakan.
  • Gangguan
  • Pesan
  • Penerima
  • Umpan balik

Kriteria Komunikasi
  • Credibility of the provider.
  • Content.
  • Context.
  • Clarity.
  • Channel.
  • Capability of the audience.
  • Continuity.
  • Consistency.

Komunikasi
  • Disease centered communication: Berfokus pada kepentingan dokter dalam menegakkan diagnosa.
  • Ilness centered communication: Berfokus pada apa yang dirasakan pasien, pengalaman unik pasien.
    • Pendapat, kekhawatiran, harapan.

Hambatan Komunikasi Ludlow
  • Semantik: Perbedaan arti atau makna bahasa.
  • Status effect: Pasien merasa derajatnya lebih rendah daripada dokter, hubungan boss dan bawahan.
  • Culture: Perbedaan budaya.
  • No Feedback: Tidak ada timbal balik dari komunikasi yang diberikan.
  • Perception distortion: Perbedaan pandangan.

Tingkatan ECCS (Empathy Comunication Coding System)
  • Level 0 = Dokter menolak sudut pandang pasien. 
    • Membuat pernyataan yang bertentangan dengan pasien.
  • Level 1 = Dokter mengenali sudut pandang pasien sambil lalu. 
    • Sambil membereskan alat.
    • Sambil menulis.
    • Sambil mengerjakan hal lain.
  • Level 2 = Dokter mengenali sudut pandang pasien secara implisit.
    • Menanyakan kembali berkaitan dengan statement pasien.
  • Level 3 = Dokter menghargai pendapat pasien.
    • Dokter menggali lebih dalam mengenai pengalaman pasien.
  • Level 4 = Dokter mengkonfirmasi kepada pasien.
    • "Saya mengerti seberapa besar usaha anda untuk tetap berolahraga".
  • Level 5 = Dokter berbagi perasaan dan pengalaman dengan pasien.
    • Dokter menceritakan pengalamannya.
Anamnesa sistemik: History taking, communication information, patient education.


Unsur Sistem
  • Input: Data awal yang ada, prevalensi, insidensi.
  • Process: Perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, penilaian.
  • Output: Hasil, keberhasilan, perubahan pengetahuan masyarakat, prevalensi setelah program.

Tipe Kepemimpinan
  • Demokratik: Mengajak diskusi.
  • Otokratik: Memaksa.
  • Laissez Faire: Acuh tak acuh, tidak peduli.

Tahap Manajemen
  • Planing: Tujuan, sasaran
  • Organizing: Penentuang ketua, sekretaris, wakil, job desk.
  • Actuating: Pelaksanaan program.
  • Controling: Memastikan aktivitas berjalan dengan baik.
  • Evaluasi: Keberhasilan terhadap indikator, dibandingkan dengan program sebelumnya.

Fungsi Perencanaan Manajer menurut Louis A Allen
  • Forecasting: Meramal kondisi yang akan terjadi, masalah yang mungkin timbul, disusun sistematis dan berkesinambungan.
  • Establishing Objective: Tujuan utama, bersifat tegas.
  • Programming: Menyusun program atau langkah yang akan dilakukan berdasarkan prioritas.
  • Scheduling: Membuat time-line.
  • Budgeting: Mengatur sumber dana dari masing-masing program yang akan dilakukan.
  • Developing Procedure: Langkah-langkah disusun dengan sistematis dan efektif, mudah dijalankan.
  • Establishing and Interpreting Policy: Dapat menafsirkan kebijakan dan melakukan evaluasi terhadap hasil tafsiran dan evaluasi tersebut.

Subsistem dalam Management Kesehatan 
  • Subsistem pembiayaan kesehatan.
    • Tatakelola belanja dan alokasi sumberdaya keuangan untuk mencapai derajat kesehatan setinggi-tingginya.
  • Subsistem pemberdayaan masyarakat.
    • Upaya menghimpun individu, kelompok, dan masyarakat untuk mencapai derajat kesehatan setinggi-tingginya.
  • Subsistem upaya kesehatan.
    • Upaya kesehatan masyarakat (UKM) dan upaya kesehatan perseorangan (UKP) yang terpadu dan mendukung pencapaian derajat kesehatan setinggi-tingginya.
  • Subsistem SDM/personalia.
    • Pengelolaan sumberdaya manusia dalam operasional yang efektif dan efisien untuk tercapainya derajat kesehatan setinggi-tingginya.
  • Subsistem obat dan perbekalan kesehatan.
    • Pengelolaan obat dan sarana-prasarana kesehatan untuk tercapainya derajat kesehatan setinggi-tingginya.
  • Subsistem manajemen kesehatan.
    • Tatakelola sistem kesehatan yang terintegrasi dan efisien untuk tercapainya derajat kesehatan setinggi-tingginya.

Level of Evidence
  • 1 = Sistemik review.
  • 2 = RCT.
  • 3 = Cohort.
  • 4 = Case control.
  • 5 = Expert opinion.

Kejadian yang Tidak Diinginkan
  • Potensi Cedera: Setiap tindakan dokter yang memungkinkan terjadinya cedera.
  • Kejadian Nyaris Cedera: Belum terjadi kejadian, dan ditanggulangi.
  • Kejadiran Tidak Cedera: Kejadian terjadi, namun tidak membuat kecacatan atau kesakitan.
  • Cedera Sentinel: Kejadian cedera serius yang membuat kecacatan atau kematian.

Sistem Pembiayaan
  • Kapitasi Prospektif = Ada third party, pasien membayar iuran terlebih dahulu setiap bulan agar nanti jika sakit akan langsung digantikan oleh third party.
    • BPJS = Managed care = Bayar terlebih dahulu untuk nanti jika sakit, sekarang tidak sakit --> Kapitasi Prospektif
  • Cost sharing = Ada thrid party, pembayaran 50:50 atau 60:40, ada yang dibayarkan asuransi dan ada yang dibayarkan sendiri oleh pasien.
  • Reimbursement = Ada third party, pasien bayar dulu sendiri, kemudia meminta receipe, nantinya akan digantikan oleh third party / asuransi.
  • Per-Diem = Pembayaran per hari untuk rawat inap.
  • Out of packet = Pasien membayar sendiri, langsung bayar dengan uang pribadi setelah perawatan.

Penyuluhan

1. Penyuluhan Sikat Gigi
Hal yang diajarkan:
  • Deskripsikan alat yang digunakan. 
    • Batang lurus.
    • Berujung bulat.
    • Bulu sikat halus.
  • Penggunaan pasta gigi sesuai dosis.
  • Kumur maksimal 1 kali, tidak lebih dari 10 detik. 
    • Fluor yang ada dimulut bisa larut jika kumur kebanyakan.
  • Waktu penyikatan: 2 kali --> 30 menit setelah sarapan pagi, malam sebelum tidur.


Teknik Menyikat Gigi Sesuai Kasus.
  • Horizontal scrub: Posisikan ujung brush tegak lurus dengan permukaan bukal atau labial gigi. Lalu, gerakkan sikat secara maju mundur secara perlahan. Per regio minimal 1-2 menit. 
  • Rolling method: Posisikan brush sejajar sumbu panjang gigi, lalu gerakkan sikat menyapu dari arah apikal ke arah oklusal, sambil sedikit memutar pergelangan tangan. Hingga posisi akhir brush tegak lurus terhadap permukaan gigi. 
  • Bass method: Posisikan ujung brush tegak lurus permukaan gigi, dengan sebagian bulu brush masuk kedalam sulkus / saku gusi. Lalu getarkan brush secara pendek dan ringan dengan gerakan maju mundur.
  • Stillman method: Posisikan brush sejajar sumbu panjang gigi, setelah itu gerakkan brush / bulu sikat secara zigzag dari apikal ke oklusal. Sambil memutar pergelangan tangan dengan kemiringan 45 derajat. 
  • Fone's method: Untuk teknik ini, instruksikan kepada pasien untuk mengigit penuh. Lalu, posisikan ujung brush tegak lurus dengan permukaan gigi. Gerakkan sikat atau brush secara memutar meliputi seluruh permukaan gigi atas dan bawah secara perlahan.
  • Charters method: Paska bedah perio. Posisikan brush 45 derajat terhadap permukaan gigi ke arah oklusal. Lalu, gerakkan brush secara perlahan ke arah oklusal. Sulkus tidak terkena penyikatan.
  • Watanabe's tooth-pick method = Brush diposisikan tegak lurus dengan permukaan gigi. Lalu getarkan brush secara ringan dengan arah zigzag sambil menekan brush ke arah lingual / palatal. Fungsi untuk membersihkan implan sehingga sisa makanan bisa terdorong ke lingual. 
  • Jika ada kata "modified" artinya ditambahkan gerakan ke oklusal. Gerakkan sikat menyapu ke arah oklusal. 

Alat Bantu Dental Floss
  • Kalo dental floss siapin benang sepanjang 15mm dan dililitkan di kedua jari telunjuk di kedua tangan terus benang dituntun dengan kedua jari melalui daerah titik kontak perlahan-lahan dan kemudian melingkari permukaan interproksimal pada setiap gigi dengan bergantian untuk menghilangkan plak. Pake jari-jari telunjuk kedua belah tangan untuk mengendalikan benang waktu membersihkan daerah interdental rahang bawah. Buat gigi atas, jari-jari yang dianjurkan untuk dipakai adalah jari telunjuk dan ibu jari. Kasi tau pasiennya bagian benang yang digunakan harus bersih untuk menghindari kemungkinan perpindahan mikroorganisme dari satu sisi ke sisi lainnya.

Alat Bantu Sikat Lidah
  • Kalo sikat lidah siiapin alat penyikat lidah dan pastikan alat bersih dengan mengalirkan air ke sikat, taro perlahan bagian sikat lidah di posterior lidah terus tarik sikat ke arah anterior dengan tekanan ringan dari satu sisi ke sisi lidah lainnya. suruh pasiennya lakukan di depan cermin hingga seluruh permukaan lidah bersih.

2. Penyuluhan Ibu Hamil
  • 3 Trisemster: Kehamilan normal 9 bulan 10 hari.
  • Perubahan sistemik dan intraoral: Pasti akan fluktuasi hormon sehingga ada morning sickness di trisemester 1, muntah-muntah. Muntah ini bersifat asam sehingga dapat menyebabkan erosi pada gigi. Hal ini dapat dicegah dengan cara berkumur air putih dengan tujuan mencegah terkikisnya gigi. Hindari makan makanan yang asam. Jika sudah muntah, jangan langsung sikat gigi, tunggu 30 menit setelah kumur-kumur. 
  • Perubahan psikologis: Akibat fluktuasi hormon juga. 
  • Fluktuasi hormon: 
    • Diabetes gestasional --> Menyebabkan gingivitis dan kegoyangan gigi. Diet rendah gula dan meningkatkan kalori dan protein, karbo diturunkan. 
    • Epulis gravidarium --> Tonjolan yang muncul di dalam mulut, secara normal akan hilang jika melahirkan. Yang penting jaga kebersihan gigi dan mulut. 
  • Perawatan invasif di trisemester 2 (Minggu 13-24).
  • Jaga OH, nutrisi, rutin kontrol drg 3 bulan sekali / setiap akhir trisemester.
  • Patogenitas, bagaimana cara jaga OH, tindakan cuman bisa dilakukan di trisemester 2 atau emergensi. Bisa ditunda hingga kelahiran.

3. Penyuluhan Pasien Diabetes Melitus / DM
  • Patogenitas singkat: 
    • I / II: Pankreas tidak bisa produksi insulin.
  • Sehingga gula yang dimakan tidak bisa diubah jadi tenaga, maka gula ini akan menumpuk di darah. Jika gula terlalu tinggi di darah, maka dapat terjadi kerusakan-kerusakan di tubuh. Contohnya adalah kerusakan tulang yang memegang gigi pasien. Sehingga gigi terasa goyang.
  • kedua, jika gula tinggi, sistem imun menjadi lemah. Hal ini menyebabkan tubuh tidak bisa membunuh bakteri, jamur atau virus. Hal ini menyebabkan kondisi tubuh mudah terinfeksi. Oleh sebab itu sering ada putih-putih di lidah.
  • Cara menanganinya adalah harus sering kontrol ke IPD untuk diberikan obat pengontrol gula.
  • Tidak boleh makan gula banyak-banyak. Jangan makan nasi kebanyakan, bisa diganti dengan karbo lain seperti kentang.
  • Percuma jika makan obat diabetes tapi tetap makan manis.
  • Jika mau manis, bisa menggunakan gula khusus untuk penderita DM.
  • Jika tidak kontrol dengan baik kondisi gigi dan gula, bisa menjadi komplikasi kemana-mana. Bisa ke jantung, ginjal, mata.
  • Maka harus rutin kontrol rutin ke drg agar kesehatan gigi dan mulut baik dan rutin minum obat.
  • Kondisi gigi yang kotor bisa menyebabkan DM juga. Mulut kotor, gula menjadi meningkat dan DM semakin parah.
    • Mediator inflamasi --> kerusakan sel beta --> kerusakan reseptor insulin. Mulut ibu radang, peradangan bisa menyebabkan penurunan produksi hormon insulin. Jadi kondisi bisa semakin parah. 
  • Jadi KIE: Sikat gigi, kurangi gula, jika ada kandidiasis boleh kasih nystatin tapi kulum buang, rutin berolahraga, rutin kontrol. 

Universal Precaution
Urutan Donning APD Level 3:
  • Cuci tangan 6 langkah WHO.
  • Pasang inner glove --> Glove biasa yang pendek.
  • Pasang surgical cap.
  • Pasang masker N95.
  • Pasang googles.
  • Pasang face shield.
  • Pasang cover all.
  • Pasang outer glove --> Glove yang panjang.
  • Pasang boot.

Urutan Doffing:
  • Lepas outer glove.
  • Pasang outer glove yang baru.
  • Pakai handrub, 6 langkah WHO.
  • Lepas sepatu boot, handrub.
  • Lepas cover all, handrrub.
  • Lepas google dan faceshield, handrub.
  • Lepas masker, handrub.
  • Lepas headcap, hanrub.
  • Lepas semua glove.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Latihan Soal (Seluruh Departement)

BM / BEDAH MULUT (Catatan UKMP2DG)

PROSTODONSIA (Catatan UKMP2DG)