IPM (Catatan UKMP2DG)

Jenis Lesi

  • Makula = Datar, warna berbeda dengan jaringan sekitar, ukuran < 1 cm.
  • Patch = Datar, warna berbeda dengan jaringan sekitar, ukuran > 1 cm.
  • Papula = Meninggi, permukaan datar, berisi jaringan, ukuran IO < 0,5 cm, EO < 1 cm.
  • Plaque = Meninggi, permukaan datar, berisi jaringan, ukuran IO > 0,5 cm, EO > 1 cm.
  • Nodula = Meninggi, dome shaped (Ukuran dasar lesi lebih besar dibandingkan puncak lesi), berisi jaringan.
  • Vesikel = Meninggi, berisikan cairan bening, ukuran IO < 0,5 cm, EO < 1 cm.
  • Bula = Meninggi, berisikan cairan bening, ukuran IO > 0,5 cm, EO > 1 cm.
  • Erosi (Sekunder) = Lesi sekunder akibat pecahnya vesikel atau bula, bisa juga akibat atrofi epitel, lesi datar, kemerahan.
  • Ulser / Ulkus (Sekunder) = Lesi cekung kedalam akibat defek atau hilangnya integritas epitelium, terdapat pseudomembran kekuningan / fibrin clot, ada haloerythema. Bisa diawali dari lesi papula dan vesikel.
  • Ptekie = Lesi datar kemerahan - keunguan akibat rupturnya pembuluh darah, multipel, ukuran 0,3 cm.
  • Purpura = Lesi datar kemerahan - keunguan akibat rupturnya pembuluh darah, multipel, ukuran 0,4-0,9 cm.
  • Ekimosis = Lesi datar kemerahan - keunguan akibat rupturnya pembuluh darah, multipel, ukuran > 1 cm.
  • Pustula = Lesi meninggi, berisikan pus.
Interpretasi Lesi: 
  1. Jenis.
  2. Bentuk.
  3. Ukuran.
  4. Lokasi.
  5. Warna lesi.
  6. Warna sekitar lesi.
  7. Konsistensi.
  8. Jumlah.
  9. Unilateral / bilateral.
  10. Indurasi.
  11. Sakit / tidak.

Infeksi Virus
Predileksi infeksi virus:
  • Ada pro-dormal seperti demam atau kelelahan.
  • Terdapat vesikel dan menjadi ulser.
Human Herpes Virus (HHV) --> Ada 8 jenis --> Disingkat 12VEC678.
  1. HHV 1 = HSV 1
  2. HHV 2 = HSV 2
  3. HHV 3 = Varicella Zoster Virus (VCV)
  4. HHV 4 = Epstein Bar Virus (EBV)
  5. HHV 5 = Cytomegalo Virus
  6. HHV 6 = HSV 6
  7. HHV 7 = HSV 7
  8. HHV 8 = KSHV (Kaposi's Associated with Herpes Virus
Penyakit mulut yang umum terjadi berkaitan dengan virus herpes:
  • Primary Herpetic Gingivostomatitis (PHG) --> HHV 1
    • Primary = Baru pertama kali terjadi.
    • Herpetik = Multipel ulserasi, bergerombol.
    • Gingivostomatitis =  Di mukosa berkeratin dan tidak berkeratin.
      • Non Keratin = Seperti mukosa bukal, dasar lidah.
      • Keratin = Seperti mukosa palatum, dorsal lidah, bibir.
    • Tidak ada manifestasi EO.
    • Pengobatan:
      • Antiviral: Diperlukan jika ulser belum fully blown (Masih ada vesikel yang belum pecah).
        • Acyclovir tab; 3 x 400 gram atau 5 x 200 mg; Selama 7-10 hari.
      • Multivitamin: Diberikan jika sudah fully blown dan ketika belum fully blown.
      • Terapi simtomatik: Diberikan karena sifat dari ulser ini memberikan rasa sakit pada pasien. Sediaan yang dipilih adalah obat kumur agar lebih efektif dalam penggunaannya.
        • Chlorheksidin glukonate 0,2%.
        • Benzidamine.
      • Paracetamol: Jika terdapat demam.
      • Pengobatan untuk infeksi apapun, tidak boleh kortikosteroid karena memiliki efek menurunkan sistem imun yang dapat memperparah kondisi pasien --> Tidak boleh pakai triamcinolone.
  • Reccurent Intraoral Herpes (RIH) / Stomatitis Herpetica --> HHV 1
    • Sudah pernah terjadi sebelumnya (Sekunder).
    • Sama seperti PHG: Multipel ulserasi di mukosa berkeratin dan tidak berkeratin.
    • Pengobatan:
      • Antiviral: Diperlukan jika ulser belum fully blown (Masih ada vesikel yang belum pecah).
        • Acyclovir tab; 3 x 400 gram atau 5 x 200 mg; Selama 5 hari. Dosis lebih rendah karena pasien dianggap imuno-kompeten sehingga reaksi obat lebih cepat.
      • Multivitamin.
      • Terapi simtomatik.
      • Paracetamol: Jika terdapat demam.
  • Reccurent Herpes Labialis (RHL) --> HHV 1
    • Sudah pernah terjadi sebelumnya (Sekunder).
    • Vesikel bergerombol di vermilion border bibir.
    • Pengobatan:
      • Antiviral:
        • Topikal: Acyclovir cream 5%; 5x sehari; Selama 4 hari.
        • Per oral: Acyclovir tab; 3 x 400 gram atau 5 x 200 mg; Selama 5 hari. Dosis lebih rendah karena pasien dianggap imuno-kompeten sehingga reaksi obat lebih cepat.
      • Multivitamin.
  • Herpetic Whitlow --> HHV 1
    • Muncul di jari, biasanya karena handscoon operator yang bolong dan terpapar virus herpes.
    • Pengobatan:
      • Antiviral topikal: Acyclovir cream 5%; 5x sehari; Selama 4 hari.
  • Varicella / Chicken Pox --> HHV 3
    • Prodormal, vesikel terdapat di EO (Hampir di seluruh tubuh seperti leher, dada, punggung, perut, tangan, kaki), menyebar secara bilateral di tubuh.
    • Ulserasi multipel didalam IO di mukoisa berkeratin dan non keratin. 
    • Pasien perlu diisolasi 5-7 hari setelah gejala.
    • Pengobatan:
      • Antiviral IO: 
        • Acyclovir tab; 5 x 800 mg; Selama 7 hari.
      • Antiviral EO:
        • Acyclovir cream 5%; 5x sehari; Selama 7 hari.
        • Calamin / Caladin cair (Untuk menghilangkan rasa gatal); 5x sehari; Selama 7 hari. 
      • Multivitamin.
      • Terapi simtomatik.
  • Herpes Zoster / Cacar Ular --> HHV 3
    • Sekunder dari Varicella.
    • Ciri khas: Unilateral, sisanya mirip dengan Varicella.
    • Pengobatan sama dengan Varicella.
    • Perkembangan dari penyakit ini:
      • Herpes Zoster Oticus / Ramsay Hunt Syndrome.
        • Ditandai dengan vesikel telah mencapai telinga, terdapat paralisis wajah.
        • Harus dirujuk ke Sp. Kulit Kelamin.
      • Post Herpetic Neuralgia.
        • Sakit kepala yang muncul setelah sembuh dari virus herpes.
        • Obat: Gabapentin.
          • Hari 1: 300mg sehari sekali
          • Hari 2: 300mg 2 kali sehari
          • Hari 3: 300 mg 3 kali sehari 
          • Maintenance: 600mg 3 kali sehari
  • Oral Hairy Leukoplakia --> HHV 4 / EBV
    • Ciri khas: Plak putih di pinggir lidah saja, vertikal, pra ganas.
    • Predisposisi: HIV, narkoba, ganti pasangan.
      • HIV dilakukan tes:
        • Tes CD4 dibawah normal (Normalnya: 500-1500).
          • Pasien HIV dapat dilakukan perawatan gigi jika CD4 = 500, dan sudah mengonsumsi obat HIV / ARV.
        • Tes Anti HIV
    • Rujuk ke Sp.PM.
  • Kaposi Sarkoma --> HHV 8 / KSHV
    • Ciri khas: Nodula keunguan, menyebar di seluruh tubuh (EO) dan rongga mulut (IO), keganasan.
    • Predisposisi: HIV.
Penyakit oral yang terjadi akibat virus lain:
  • Coxasckie Virus / A16 / Enterovirus 71
  • *Pengobatan virus Coxaskie tidak perlu menggunakan anti-viral dikarenakan tidak ada virus spesifiknya. Pasien perlu diisolasi selama 5 hari setelah gejala awal muncul (Demam).
    • Hand, Foot, Mouth Disease (HFMD)
      • Vesikel multipel yang hanya muncul di tangan, kaki dan mulut.
      • Predileksi di anak.
      • Ada demam.
      • Pengobatannya adalah rujuk ke Sp.PM.
        • Dikasih multivitamin.
        • Dipenhidramin HCL --> Obat sistemik, antihistamin dan bukan kortikosteroid
          • Cara kerjanya menghambat produksi histamin dan menekanan susunan saraf pusat dengan menembus Blood Brain Barrier / Sawar darah.
    • Herpangina
      • Ulser multipel yang muncul di bagian non-keratin posterior oral, seperti pilar tonsil, oro-faring, uvula, palatum mole.
      • Preduleksi di anak.
      • Pengobatan:
        • Multivitamin.
        • Terapi simtomatik.
        • Ibuprofen untuk menangani demam.
        • Rujuk ke Sp.PM.
      • Diagnosa banding: Difteri
        • Infeksi bakteri Corynebacterium diphteriae.
        • Klinisi: Selaput keabuan di pilar tonsil.
  • Human Papiloma Virus (HPV)
    • Papiloma Squamosa
      • Nodula bertangkai di mukosa bukal dan lidah, berbentuk seperti bunga kol. Bertangkai berarti bentuk lesi didasarnya lebih kecil dibandingkan puncaknya.
      • Predisposisi: HIV.
      • Pengobatan: Rujuk ke Sp.PM.
  • Paramyxovirus
    • Parotitis Epidemica / Sialadenitis Viral / MUMPS / Gondongan.
      • Pro dormal, pipi bengkak, tidak sakit gigi, cuping telinga terangkat, bilateral, inflamasi dibawah kuping.
      • Predileksi di anak --> Isolasi 5 hari setelah gejala.
      • Self-limiting disease --> Diberikan multivitamin saja.
  • Rubella Rubivirus
    • Rubella.
      • Mudah sembuh --> 3 hari sembuh.
      • Bercak di wajah dan IO --> Disebut Koplik Spot (Bintik putih).
      • Tidak ada manifestasi di mata.
      • Bisa menyebabkan defek kongenital.
  • Morbilivirus
    • Rubeola / Measles.
      • Sulit sembuh --> Lebih dari 3 hari, harus tatalaksana lebih lanjut.
      • Bercak di IO --> Koplik Spot (Bintik Putih).
      • Ada manifestasi di mata --> Konjungtivitis.
      • Bisa menyebabkan kematian.
Virus teratogenik --> Virus yang dapat menyebabkan defek kongenital, seperti cleft palate.
  • TORCH
    • Toxoplasma --> Radang otak.
    • Rubella.
    • Cytomegalo Virus.
    • Herpes.
  • Dicegah dengan vaksinasi, contohnya: Vaksin MMR --> MUMPS, Measles, Rubella.
Mekanisme kerja obat anti-virus:
  • Hambat polimerisasi / sintesis DNA virus.
    • Analog purin: Valacyclovir, Acyclovir, Ganciclovir, Cydoclovir, Adeclovir.
    • Analog pyrimidin: Telbivudine, Idoxuridune, Trifluridine.
  • Hambat polimerisasi M-RNA virus: Ribavarine, Remdesivir, Favipiravir.
  • Hambat proses uncoating dan proses penetrasi virus: Rimantadine, Amantadine, Docosanol.
  • Hambat reverse transkriptase: Stavudine, Zidovudine.
  • Inhibitor protease: Atazanavir, Darunavir, Amprenavir.
  • Imuno-modulator: Interferon, Imiquimop, Palivizumab, Ivermectin.
Dosis Acyclovir anak tergantung dari penyakitnya:
  • Dosis infeksi HSV neonatal
    •  >=34 minggu 20mg/kgBB IV 
      • 3x sehari selama 21 hari
    • < 34 minggu 20mg/kgBB IV 
      • 2x sehari selama 21 hari
  • Dosis infeksi HSV pediatrik
    • <12 tahun 10mg/kgBB IV
      • 3x sehari selama 7 hari
    • >=12 tahun 5-10mg/kgBB IV
      • 3x sehari selama 5-14 hari
  • Dosis infeksi Varicella pediatrik
    • >=2 tahun dan <40kg 20mg/kgBB/dosis PO 
      • 4x sehari selama 5 hari (nggak boleh lebih dari 800mg/dosis)
    • >=40kg 800mg/dosis PO
      • 4x sehari selama 5 hari

Infeksi Jamur
Predileksi infeksi jamur:
  • Penggunaan antibiotik / obat kumur jangka panjang.
  • Penggunaan kortikosteorid per oral.
  • Penggunaan kortikosteroid inhalasi.
  • Penggunaan GT yang pembersihannya tidak adekuat.
  • Kondisi imunosupresif: HIV, DM, penggunaan immunospresan, pasca transplan organ.
Penyakit mulut yang umum terjadi berkaitan dengan infeksi jamur:
  • Acute Pseudomembran Candidiasis / Oral Thrust (Jamur Candida).
    • Klinis: Lesi tipis berwarna putih, membentuk membran yang dapat dikerok dan meninggalkan area kemerahan setelahnya.
    • DD/ Coated tongue / Tongue coating
      • Ditandai dari membran yang dapat dikerok, namun tidak meninggalkan area kemerahan pada dasarnya. 
      • Terjadi hanya karena hipertrofi papila filiformis --> Penumpukan debris.
  • Acute Atrophic Candidiasis / Acute Erythematous Candidiasis (Jamur Candida).
    • Atrofi berarti sel mengecil, sehingga pembuluh darah akan lebih dekat dengan permukaan dan memberikan gambaran klinis kemerahan. 
    • Predisposisi: Kondisi akut, seperti penggunaan obat kortikosteroid inhalasi.
    • Klinis: Kemerahan di palatum. 
  • Chronic Atrophic Candidiasis / Denture Stomatitis (Jamur Candida).
    • Predisposisi: Kondisi kronis, seperti penggunaan GT jangka panjang yang tidak terkontrol.
    • Tipe:
      • 1: Localised = Terlokalisir, bentuk lesi erosi.
      • 2: Generalised = Menyebar di palatum, bentuk lesi erosi.
      • 3: Papilary hyperplasia / Granular = Granula nodul di tengah palatum.
  • Chronic Hyperplastic Candidiasis / Candida Leukoplakia (Jamur Candida).
    • Klinis: Plak putih, tidak bisa dikerok, dikelilingi dengan area kemerahan, umumnya di dorsal lidah.
  • Median Rhomboid Glositis (Jamur Candida).
    • Klinis: Lesi merah tepat ditengah lidah.
    • Patogenesis: Ketika kondisi diam, lidah bagian tengah akan menyentuh palatum dan menyebabkan kondisi anaerob. Kondisi ini akan menjadi area ideal untuk tumbuhnya jamur. Ditambah, vaskularisasi di tengah lidah lebih sedikit dibandingkan perifer lidah, sehingga meningkatkan sifat oportunistik jamur.
  • Angular Cheilitis (Jamur Candida dan Bakteri Streptococus Aureus).
    • Klinis: Lesi pendalaman fisura di sudut mulut.
    • Predisposisi:
      • Trauma.
      • Kebiasaan menjilat sudut bibir.
      • Kehilangan dimensi vertikal akibat kehilangan gigi.
      • Defisiensi vitamin B2 / Riboflavin.
        • Vitamin B2 berfungsi untuk meningkatkan regenerasi sel, sehingga mencegah flora normal menginfeksi.
    • Pengobatan:
      • Disesuaikan dengan predisposisi awal:
        • Trauma: Hilangkan predisposisi, berikan vaseline. Jika 1 minggu tidak sembuh, berikan Nystatin.
        • Kebiasaan menjilat sudut bibir: Hilangkan predisposisi, berikan Nystatin.
        • Kehilangan dimensi vertikal akibat kehilangan gigi: Nystatin.
        • Defisiensi vitamin B2 / Riboflavin: Pemberian multivitamin dan vaselin.
      • Jika ada rasa sakit, dapat diberikan terapi simtomatik dengan Alloclair.
Proses patogenitas jamur Candida albicans:
  • Awal adhesi di epitel, bisa membentuk hifa untuk mengambil makanan dari jaringan sekitar atau pembuluh darah.
  • Hifa: Tidak langsung tembus kedalam jika tidak memilki enzim hidrolitik.
    • Proteinase
    • Fosfolipase
  • Membran sel tubuh dihancurkan oleh enzim jamur sebelumnya yang bersifat hidrolisis.
  • Terbentuk jalan menuju sumber makanan: Kapiler, pembuluh darah.
  • Mengambil makanan menggunakan hifa.
  • Itulah mengapa ketika dikerok, akan meninggalkan area kemerahan (Pada kasus acute pseudomembran), karena epitel dibawah lesi candida tersebut telah hancur.
Dosis obat Antifungal:
  • Topikal
    • Nystatin
      • 400.000-600.000 unit (4-6ml) kulum telan/kulum buang 4 kali sehari 7-14 hari
        • Dikulum selama 1 menit.
        • Kulum telan bagi pasien normal.
        • Kulum buang untuk pasien yang memiliki gangguan hepar, DM (Karena meningkatkan glukosa tubuh) dan wanita hamil (Karena obat golongan C).
    • Clotrimazole
      • 10 mg tablet hisap 5 kali sehari 7-14 hari
  • Sistemik
    • Fluconazole
      • Hari 1: 200mg sehari sekali
      • Hari 2: 100mg 4 kali sehari 7-14 hari
    • Itraconazole
      • 200mg 4 kali sehari 7-14 hari
Urutan pemberian Antifungal:
  • 1st Liner:
    • Nystatin
    • Clotrimazole
  • 2nd Liner:
    • Fluconazole
    • Itraconazole
  • 3rd Liner (Jarang)
    • Amphotericin
    • Voriconazole

Infeksi Bakteri
Predileksi:
  • Umumnya berbentuk soliter atau tunggal.
  • Bisa menyebabkan demam setelah gejalan-gejala.
Penyakit mulut yang umum terjadi berkaitan dengan infeksi bakteri:
  • Sifilis (Troponema pallidum)
    • Predisposisi:
      • Sering berganti pasangan / HIV.
      • Bersifat kongenital: Ditularkan dari ibu ke anak.
    • Pemeriksaan:
      • VDRL: Veneral Disease Research Laboratory.
      • TPHA: Treponema Pallidum Hema Aglutination.
    • Stage:
      • 1: Primer.
        • Ciri khas: 
          • Terdapat Chancre yang merupakan lesi datar kemerahan, asimtomatik / tidak sakit di tengah lidah. Umumnya di dorsal lidah, namun bisa juga di ventral.
          • Chancre dapat berkembang menjadi ulkus durum dengan tepi berindurasi dan tidak sakit / asimtomatik.
      • 2: Sekunder.
        • Ciri khas IO:
          • Split papule: Papul terbelah dua yang ada di sudut bibir, simtomatik / ada rasa sakit.
          • Mucous patch: Plak, simtomatik / ada rasa sakit.
          • Kondyloma lata: Nodul, multipel, di dorsal lidah, berindurasi
        • Ciri khas EO:
          • Hyperpigmentation kutaneous: Papula multipel, berwarna kecoklatan, permukaan berisik di telapak tangan.
      • 3: Laten.
        • Ciri khas:
          • Tidak terjadi apapun. Tidak ada tanda-tanda atau gejala. Namun, jika diperiksa dengan VDRL dan TPHA menunjukkan hasil positive.
      • 4: Tersier.
        • Ciri khas:
          • Terdapat Gumma
            • Jaringan nekrotk, granulomatosa, menyebar, dan destruktif.
            • Di IO biasanya memberikan gambaran lubang yang menembus RM dengan rongga hidung.
    • Perawatan: 
      • Rujuk Sp.PM untuk penanganan infeksi bakterinya.
      • Rujuk Sp.BM untuk penanganan pasca Gumma dengan metode bedah. Namun jika tidak mau dibedah, maka rujuk Sp.Prosto untuk dibuatkan obturator.
  • Tuberculosis (Mycobacterium tuberculosis)
    • Klinis: 
      • Batuk kronis yang tidak kunjung berhenti.
      • Ada keringat di malam hari (Diaforesis).
      • Adanya penurunan berat badan yang drastis.
      • Demam yang turun naik.
      • IO: Terdapat ulser soliter, indurasi dan simtomatik / sakit.
      • EO: Ada Scrofula (Benjolan yang dapat keluar nanah di leher pasien).
    • Pemeriksaan:
      • Uji Mantoux / Uji Tuberkulin.
      • Uji pewarnaan bakteri tahan asam / Uji Ziehl Neelsen.
    • Antibiotik: RIPES
      • Rifampisin (5 mg/KG BB) --> Dapat menyebabkan kencing berwarna merah.
      • Isoniazid (10 mg/KG BB)
      • Pirazinamid (15 mg/KG BB)
      • Etambutol (20 mg/KG BB)
      • Streptomisin (25 mg/KG BB)
  • Gonorrhoeae (Neisseria gonorrhoeae)
    • Klinis:
      • IO: Gingiva nekrosis, ada perdarahan, ada nanah.
      • EO: Ada purulent discharge dari orifisium urethra eksterna (OUE) --> Urehtritis Gonorrhoeae.
    • Pemeriksaan:
      • Kultur bakteri dengan medium Thayer Martin.
      • Nucleic Acid Amplification Test --> Untuk melihat DNA bakteri.
    • Pengobatan:
      • Rujuk Sp.PM.
      • Obat yang dapat diberikan: Cefixime.

Non-Infectious Disease
Erat kaitannya dengan hipersensitivitas. Beberapa tipe hipersensitivitas:
  • Hipersensitivitas tipe I
    • Alergen berkontak dengan dendritic cell dan sel limfosit B mengaktifkan sel limfosit T naive dan T-helper 2. Sel limfosit B teraktivasi menjadi sel plasma. Sel plasma mensekresikan IgE yang akan berikatan dengan FceRI di sel mast yang memicu sintesis mediator inflamasi. 
    • Contoh: syok anafilaktik, reaksi hipersensitif muncul <24 jam setelah paparan.
  • Hipersensitivitas tipe II
    • Sel target akan diselimuti oleh autoantigen di permukaan membran sel (Proses opsonisasi), setelah itu sel target akan difagosit oleh neutrofil dan makrofag sehingga sel mengalami kerusakan. Diperantarai IgG. 
    • Contoh: Anemia hemolitik, Erythroblastosis fetalis, Pemfigus Vulgaris.
  • Hipersensitivitas tipe III
    • Complex imun. Sel limfosit B berijatan dengan antigen bebas dalam sirkulasi darah. Sel B teraktivasi menjadi sel plasma. Sel plasma akan menghasilkan antibodi. Antibodi akan berikatan dengan antigen bebas dalam sirkulasi darah membentuk kompleks antigen-antibodi yang akan terikat dengan komplemen. Neutrofil akan berikatan dengan kompleks antigen-antibodi yang telah terlebih dahulu berikatan dengan komplemen sehingga neutrofil melepaskan enzim lisosomal yang akan merusak jaringan. 
    • Contoh: Sistematic Lupus Erithromatous (SLE).
  • Hipersensitivitas tipe IV
    • Antigen presenting cell akan mengaktifkan sel CD4 sehingga sel CD4 akan melepaskan sitokin pro inflamasi yang menginduksi cedera pada jaringan. Selain CD4, antigen presenting cell akan mengaktifkan sel CD8 sehingga sel CD8 (sitotoksik) akan menyebabkan kerusakan sel dan cedera jaringan. Muncul dengan predileksi waktu yang lambat.
    • Contoh: EM, Stomatitis Venenata, Stomatitis kontakta, OLR
    • Tipe:
      • Hipersensitivitas tipe 4A
        • T Helper 1 mengaktivasi monosit untuk melepaskan interferon gamma.
      • Hipersensitivitas tipe 4B 
        • T Helper 2 mengaktifkan eosinofil dan  melepaskan IL 4, 5, dan 13.
      • Hipersensitivitas tipe 4C
        • T sitotoksik bermigrasi ke jaringan menyebabkan kematian sel.
      • Hipersensitivitas tipe 4D 
        • Sel T memediasi respon inflamasi neutrofil.

Penyakit mulut yang umum terjadi berkaitan dengan non-infeksius:
  • Reccurent Aphtous Stomatitis (RAS).
    • Predisposisi: Stress, defisiensi vitamin B12 / Kobalamin, trauma
    • Klinis: 
      • Ulser, tepi reguler.
      • Menyerang epitel berkeratin saja.
      • Minimal terjadi 3-4 / tahun
      • Lokasi berpindah-pindah.
    • Tipe:
      • Minor: Ukuran <10 mm.
      • Mayor: Ukuran > 10 mm.
      • Herpetiform: Berjumlah lebih dari 10 ulser.
    • Pengobatan:
      • Bisa diberikan kortikosteroid seperti Triamcinolone acetonid karena bukan infesi.
      • Catatan:
        • Untuk pasien DM tidak boleh diberikan kortikosteorid karena dapat meningkatkan glukosa didalam tubuh pasien.
        • Pengobatan dapat diganti dengan:
          • Asam hyaluronad, seperti Alloclair.
          • Chlorheksidin gluconate 0,2%.
  • Ulkus Traumatikus.
    • Predisposisi: Orto lepasan, GT, trauma.
    • Klinis:
      • Ulser, tepi ireguler.
      • Menyerang epitel berkeratin atau non keratin.
      • Terjadi bisa berkali-kali tergantung predisposisi. Selama belum dihilangkan predisposisinya, akan tetap terulang.
      • Lokasi tetap dan tidak berpindah-pindah.
    • Pengobatan:
      • Bisa diberikan kortikosteroid seperti Triamcinolone acetonid karena bukan infeksi.
  • Stomatitis Venenata / Kontakta.
    • Predisposisi: Alergi terhadap bahan yang berkontak, seperti pasta gigi atau lipstik.
      • Bahan alergen: Bahan yang memberikan reaksi yang berbeda antar setiap individu.
    • Pengobatan:
      • Menghilangkan predisposisi.
      • Boleh menggunakan kortikosteroid.
  • Chemical Burn.
    • Predisposisi: Reaksi terhadap zat iritatif atau bahan kimia.
      • Bahan iritatif: Bahan yang memberikan reaksi yang sama hampir di semua pasien.
      • Contoh: NaOCl persentase tinggi yang mengenai lidah, akrilik yang mengenai mukosa.
    • Klinis: Ulser, tepi ireguler, pasca kontak dengan barahn iritatif.
  • Thermal Burn.
    • Predisposisi: Reaksi terhadap panas.
      • Contoh: Sonde panas, air panas.
  • Burning Mouth Syndrome / Glossodynia.
    • Predisposisi: Pasien menopause, pasien DM.
    • Klinis: Tidak memiliki kelainan apapun baik pada gigi ataupun mukosa, namun terasa panas pada mulut secara tiba-tiba.
  • Stomatitis Nicotinic / Nikotina / Smoker Palate.
    • Klinis: Papula titik-titik merah di palatum akibat inflamasi kelenjar saliva minor di palatum karena merokok, kasar, perih.
    • Predisposisi: Merokok.
    • Pengobatan:
      • Menghilangkan predisposisi.
      • Bisa kortikosteroid.
  • Erthema Multiformis (EM).
    • Predisposisi:
      • Alergi obat.
      • Alergi virus.
    • Klinis:
      • Krusta kehitaman di bibir pasien.
      • Terdapat lesi bull's eye / lesi target di EO pasien.
    • Tipe:
      • EM Minor: Melibatkan 1 mukokutan.
      • EM Mayor: Melibatkan >1 mukokutan.
        • Permukaan mukotan merupakan area yang mengandung 2 jenis lapisan yakni mukosa dan kutan. Area itu diantaranya: Bibir, genital, anus.
      • HAEM (Herpes Associated with Erthema Multiformis): Akibat alergi terhadap virus herpes, terdapat riwayat infeksi herpes.
    • Komplikasi:
      • Steven Johnson Syndrome (SJS)
        • Bull's eye berubah menjadi bula dan ketika pecah, terbentuk epidermolisis (Epitel yang terkelupas dari dermis). Hal ini menyebabkan hilangnya proteksi kulit sehingga rentan terhadap infeksi, sepsis dan dehidrasi.
        • Jenis:
          • SJS: Epidermolisis <10%.
          • Overlap SJS-TEN: Epidermolisis 10-30%.
          • TEN (Toxic Epidermal Necrolysis): > 30%.
        • Pemeriksaan SJS:
          • Nikolsky sign (+): Pemeriksaan dengan menekan bula dan terlihat menyebar, bukan pecah.
        • Pengobatan dengan obat racikan dari Sp yang mengandung:
          • Antibiotik, antiinflamasi, dan antihistamin.
  • Oral Lichen Planus (OLP).
    • Predisposisi: Stress, autoimun, idiopatik.
    • Klinis: 
      • IO: Ada wickham striae (Lesi putih berbentuk seperti jala, retikuler), umumnya bilateral.
      • EO: Papula datar keunguan dengan permukaan bersisik / deskuamasi. 
    • Jenis:
      • Retikular: Lesi putih menjalar di mukosa kanan/kiri (Wickham Striae).
      • Erosive: Retikular + ulserasi/kemerahan, ada rasa sakit.
      • Eritematous/Atrofik: Retikular + kemerahan tanpa ulserasi.
      • Plaque-like: Retikular + seperti plak yang meninggi.
      • Bullous: Retikular + bulla pada mukosa.
    • Pengobatan:
      • Rujuk ke Sp.PM untuk diberikan kortikosteroid per oral.
  • Oral Lichenoid Reaction.
    • Predisposisi: Alergi obat, alergi bahan tambal seperti amalgam.
    • Klinis: Ada wickham striae.
    • Pengobatan: Hilangkan predisposisi.
  • Atrophic Glositis.
    • Klinis: Lidah licin, atrofi papila filiformis, beefy tongue (Terlihat seperti daging), sensitif terhadap pedas dan panas.
    • Predisposisi: Erat kaitannya dengan anemia.
  • Smoker Melanosis.
    • Predisposisi: Merokok --> Memicu produksi melanin dari sel melanosit di stratum basalis.
    • Klinis: Kehitaman diseluruh mukosa mulut.
    • Pengobatan: Depigmentasi pada Sp.Perio dengan menggunakan blade / laser / bur.
  • Amalgam Tatoo.
    • Klinis: Hiperpigmentasi hitam, terlokalisir, dekat dengan tambalan atau bahan amalgam.
      • Yang menyebabkan perubahan warna adalah zat silver pada amalgam, bukan merkuri. Hal ini dikarenakan merkuri telah berikatan dengan Alloy, sehingga yang menyebabkan diskolorasi adalah zat silvernya.
    • Predisposisi: Bahan amalgam yang bisa berada sebagai tambalan di oklusal atau di apikal gigi pasca perawatan apikoektomi. 
    • Perawatan:
      • Menghilangkan faktor predisposisi.
        • Pasca apikoektomi: Diganti bahan amalgam di apikalnya dengan MTA.
        • Restorasi oklusal: Re-treatment diganti komposit.
      • Depigmentasi ke Sp.Perio.
  • Sistematic Lupus Erythematous (SLE).
    • Klinis: 
      • EO: Butterfly rush.
      • IO: Ulser multipel, ada wickham striae.
    • Perawatan:
      • Steroid sistemik.
        • Bisa memberikan efek berupa pipi chubby atau disebut sebagai cushing syndrome.
    • Ciri klinis lainnya:
  • Leukoplakia.
    • Klinis: Plak putih, penyebab tidak jelas, tidak bisa dikerok, plak terdefinisi, sepertu bludru, lesi pra-cancer.
    • Histopatologi: Hiperplasia, Hiperkeratinisasi.
    • Predisposisi: Rokok, Alkohol.
    • Jenis:
      • 1: Homogenus --> Plak putih saja.
      • 2: Non-Homogenus / Eritro-leukoplakia --> Plak berwarna putih dan merah, bisa di mukosa berkeratin dan tidak berkeratin.
      • 3: Proliferative Verrucous --> Menonjol, irreguler.
  • Eritroplakia. 
    • Klinis: Pra-cancer, lesi berwarna merah, tingkat keganasan yang lebih tinggi dari leukoplakia, berbatas tidak jelas.
    • Predisposisi: Rokok, Alkohol.
    • Pemeriksaan: Biopsi.
  • Squamous Cell Carsinoma.
    • Klinis: Keganasan, ulserasi di mukosa atau lidah tepi indurasi, mudah berdarah, bentuk tidak beraturan, sulit sembuh, disertai penurunan berat badan, KGB keras.
    • Predisposisi: Rokok, Alkohol, Menyirih.
    • Pemeriksaan:
      • Histopatologi:
        • Displasia: Perkembangan sel atau jaringan abnormal (Fix ganas).
        • Hiperkromatin: Nukleus yang lebih hitam.
        • Pleumorfik: Berbeda bentuk dengan sel normal.
    • Bentuk:
      • Endofitik: Masuk kedalam, berbentuk cekung (Masuk kedalam).
      • Eksofitik: Menonjol keluar, seperti papula, berbentuk jamur, dsb.
  • Oral Submucus Fibrosis.
    • Klinis: Terdapat pita fibrotic, membuat pasien sulit membuka mulut, suka mengunyah sirih.
    • Predisposisi: Mengunyah sirih.
      • Kandungan sirih yang menyebabkan perubahan jaringan: Arecolin
    • Histopatologis: Terdapat proliferasi fibroblast secara yang disertai dengan hialinasi.
    • Termasuk lesi pra-ganas.
    • Rujuk ke Sp.PM.
  • Stomatitis Medicamentosa.
    • Predisposisi: Obat-obatan per oral.
    • Klinis: Multipel ulserasi.
    • Tatalaksana:
      • Menghilangkan predisposisi.
        • Tidak semua obat dapat langsung diberhentikan. Jika obat diperoleh dari dokter spesialis lain, harus konsul ke dokter sebelumnya dulu.
        • Jika pasien beli dari warung, bisa langsung diberhentikan. Jika beli antibiotik sendiri, harus beri KIE agar tidak melakukan hal itu sebab antibiotik harus melalui resep.
        • Rujuk ke dokter lain jika pasien memiliki alasan khusus hingga nekat beli obat sendiri.
      • Non infeksius = Boleh menggunakan obat kortikosteroid.
  • Actinic Cheilitis / Solar Cheilitis.
    • Cheilo =  Bibir, Itis = Peradangan.
    • Klinis: Tanda-tanda edema di bibir, vermilion bibir hilang, terkadang ada eksfoliasi / terkelupas bahkan bisa hingga berdarah.
      • Cara membedakan dengan Eksfolitive Cheilitis (EC) = Lihat predisposisinya. Untuk EC predisposisinya adalah stress.
    • Predisposisi: Paparan sinar UV, bekerja diluar ruangan (Tambang batu bara, pengembang perumahan, kernet bus, supir bus)
    • Pengobatan:
      • Krim / pelembab bibir atau protecting agent yang mengandung SPF (Sun Protecting Factor).
      • KIE: Jangan terlalu lama diluar ruangan, atau gunakan pelindung (Seperti topi, masker) sebab harus menghilangkan predisposisi kontak sinar UV.
      • Indikasi pemberian vitamin:
        • Tubuh lemas, ada tanda-tanda kekurangan nutrisi / defisiensi nutrisi, sistemik pasien kurang baik.
  • Exfoliative Cheilitis.
    • Predisposisi: Stress
    • Klinis: Tanda-tanda edema di bibir, terkadang ada eksfoliasi / terkelupas bahkan hingga berdarah.
    • Perbedaan cheilitis dengan cheilosis.
      • Cheilosis / dry lips: Hanya bibir kering, pecah-pecah, deskuamasi, tidak ada tanda-tanda inflamasi. Etiologi: dehidrasi atau kurang cairan.
  • Cheilitis Granulomatosis.
    • Etiologi: Idiopatik, salah satu tanda Melkersson Rosenthal Syndrome.
    • Klinis: Bengkak satu sisi bibir saja (Atas atau bawah saja), asimtomatik.
      • Perbedaan dengan angioedema: Bibir bengkak kedua sisi bahkan sampai mata.
    • Histopatologis: Ada granuloma tipe tuberkoloid non kaseating.
    • Treatment: Rujuk ke Sp.PM.
  • Pemphigus Vulgaris (PV).
    • Penyakit autoimun
      • Menyerang desmoglein 1 dan desmoglein 3. Di lapisan spinosum.
        • Desmoglein adalah lem yang merekatkan antar sel. Ketika rusak, maka sel tidak menempel satu sama lain, dan terbentuk suprabasal cleft (Celah) dan terisi dengan cairan. Secara klinis terbentuklah bulla.
    • Klinis: Terdapat lesi bula.
      • Atap lesi PV lebih ke permukaan sehingga lebih tipis. Hal ini menyebabkan bula PV lebih kendor.
    • Pemeriksaan: Nicholsky Sign (+) = Tekan bula maka melebar, bukan pecah.
    • Pengobatan:
      • Rujuk ke Sp.PM: Berikan kortikosteroid sistemik.
  • Mucous Membrane Pemphigoid (MMP).
    • Penyaki autoimun
      • Menyerang hemidesmosom. Di lapisan spinosum.
        • Hemidesmosom adalah lem yang merekatkan sel dengan basement membrane.
          • Ketika rusak akan membentuk subepidermal cleft dan terisi cair. 
    • Klinis: Terdapat lesi bula, terdapat manifestasi / keluhan di mata (Ocular Cicatrical Pemphigoid / Symblepharon).
      • Atap lesi MMP terletak lebih profunda dibandingkan PV, sehingga atapnya lebih tebal. Hal ini menyebabkan bula MMP lebih tegang. 
    • Pemeriksaan: Nicholsky Sign (+) = Tekan bula maka melebar, bukan pecah.
    • Pengobatan:
      • Rujuk ke Sp.PM: Berikan kortikosteroid sistemik.
    • Lapisan kulit (CGSB):
      • Corneum.
      • Granulosum.
      • Spinosum.
      • Basalis -> Perubahan warna.
Gambaran Histologis Perbedaan antara PV dengan MMP
  • Ranula.
    • Klinis: Benjolan dibawah lidah berisikan cairan saliva, berwarna kebiruan / transparan / sama dengan jaringan sekitar.
    • Diagnosis banding:
      • Kista Dermoid mirip dengan ranula, namun membedakannya adalah dengan letak lesi. Ranula di lateral, sedangkan kista dermoid tepat di midline dan berisikan cairan kristal kolestrin. Letaknya bisa dekat jakun, namun ketika lidah bergerak, jakun tidak bergerak.
      • Kista Duktus Tiroglosus, benjolannya dekat dengan jakun / Adam's apple. Yang khas adalah ketika pasien menelan atau menggerakkan lidah, jakun ikut bergerak.
      • Kista Epidermoid, lebih dekat dengan permukaan. Secara klinis terdapat blackhead.
    • Pengobatan:
      • Marsupialisasi.
  • Mukokel.
    • Klinis: Dekat dengan bibir, rekuren, warna biru / bening, berisi cairan saliva.
    • Predisposisi: Trauma.
    • Jenis:
      • Retensi: Cairan salivanya tertahan di duktus saliva minor yang mengalami kerusakan akibat trauma.
      • Ekstravasasi: Duktus saliva minornya ruptur karena trauma, sehingga saliva keluar dibawah mukosa, bukan diatas mukosa. 
    • Secara klinis, tidak dapat dibedakan jenisnya, tapi harus melalui histopatologis. 
    • Perawatan: Eksisi, rujuk ke Sp.BM.
  • Hemangioma.
    • Predisposisi: Muncul spontan / herediter / trauma.
    • Klinis: Papul/ plak biru keunguan, asimtomatik.
      • Di labial: Mirip mukokel (Isi saliva), hemangioma isinya pembuluh darah.
      • Bisa dilidah.
    • Pemeriksaan:
      • Diaskopi: Menekan dengan gelas objek, hemangioma berubah warna jadi pucat, diaskopi (+). Ranula (-).
      • Pulsasi hemangioma (+) karena isi didalamnya adalah pembuluh darah.
    • Lesi jinak.
      • Oma yang ganas: Limfoma, Hodkin.
    • Perawatan: Rujuk Sp.PM --> Sclerotherapy untuk menghilangkan pembuluh darah yang abnormal.
  • Frictional Keratosis/ Traumatic Keratosis.
    • Klinis: Plak putih, ada sesuatu yang tajam, tidak bisa dikerok, hiperkeratinisasi, asimtomatik.
      • Permukaan epitel semakin tebal dan ujung saraf semakin jauh dari permukaan kulit. Hal ini menyebabkan asimtomatik pada pasien.
      • Jika ulser, epitel menipis, sehingga saraf perifer semakin dekat dengan permukaan kulit
    • Predisposisi: Permukaan tajam.
    • Perawatan:
      • Hilangkan predisposisinya.
      • Jika tajam dari perwatan ortho cekat: Berikan ortodontic wax.
  • Traumatic Fibroma.
    • Predisposisi: Trauma.
    • Klinis: Oma dari sel fibroblast, tidak mudah berdarah, nodul, bertangkai, warna serupa dengan jaringan sekitar, biasanya di mukosa non keratin
      • Fibroblast menghasilkan kolagen --> Warna serupa dengan jaringan sekitar.
      • Tidak mudah berdarah karena berisikan kolagen
    • Diagnosis banding:
      • Epulis fibromatosa: Letaknya ada di gingiva.
    • Perawatan:
      • Hilangkan traumanya.
      • Fibroma dilakukan eksisi.
  • Linear Gingival Erythema.
    • Predisposisi: HIV AIDS
    • Klinis: Mirip gingivitis, lesi eritematous, memanjang diseluruh margin gingiva.
      • Perbedaan dengan gingivitis biasa: Cek BOP, jika (+) maka gingivitis, namun jika (-) maka LGE.
    • Perawatan: Rujuk Sp.PM.
  • Pleomorfik Adenoma.
    • Benjolan di regio kelenjar parotis.
    • Tidak mengganggu saat makan dan berbicara.
    • Lesi mobile, sakit bila ditekan.
    • IO tidak ada kelainan.
    • Rustle body.
  • Ankyloglosia.
    • Tongue tie.
    • Perlekatan frenulum lingualis mendekati ujung lidah.
  • Hodgkin Lymphoma.
    • HPA: Ada sel Reed Sternberg.
  • Papiloma.
    • Epitel berpapil-papil.
    • Benjolan bertangkai mirip jari.

Lesi Hiperpigmentasi
  • Eksogen
    • Predisposisi: Dari luar
    • Beberapa contoh penyakit:
      • Heavy Metal Poisoning.
        • Predisposisi: Pekerjaan.
        • Gejala: Pusing, mual, muntah.
        • Klinis: Warna hitam, abu.
        • Jenis berdasarkan etiologi:
          • Zinc poisoning: Pabrik batre.
          • Mercury poisoning: Skin care abal-abal, makan ikan laut, pemurnian emas.
          • Cobalt poisoning: Pabrik cat.
          • Lead / timbal poisoning: Bengkel, asap knalpot, polisi lalu lintas, pabrik tinta (Jaman dulu).
            • Ada ciri khas klinis berupa garis kecoklatan di gusi pasien yang disebut sebagai Burtonian Line
          • Bismuth poisoning: Pasien sakit lambung minum obat peptobismol.
  • Endogen
    • Predisposisi: Dari dalam tubuh.
      • Beberapa contoh penyakit:
        • Addison Syndrome.
        • Rasial Pigmentation.
          • IO: Lesi datar, multipel, generalised.
        • Makula Melanotica.
          • Lesi datar, soliter.
          • Predisposisi: Herediter.
          • Ukuran bisa membesar seiring bertambahnya usia.
          • Ada kemungkinan bisa berubah jadi keganasan Malignant Melanoma.
            • Ciri: Batas tidak reguler, kemerahan, simtomatik.
          • Perawatan: KIE, rujuk ke Sp.Kulit.
        • Nevus Pigmentosus / Tahi Lalat Nonjol.
          • Lesi nodul, hiperpigmentasi, soliter, berbatas jelas.
          • Predisposisi: Herediter.
          • Ukuran bisa membesar seiring bertambahnya usia.
          • Bisa jadi Malignant Melanoma.
            • Ciri: Batas tidak reguler, kemerahan, simtomatik.
          • Perawatan: KIE, rujuk ke Sp.Kulit.
        • Ephelis.
          • Lesi datar, multipel
          • Predisposisi: Usia. Intensitas warna akan meningkat ketika usia ikut bertambah, dari awal sudah ada namun warnanya belum terlalu terlihat.
          • Semakin bertambahnya usia, jumlah ephelis bertambah, namun ukuran tidak berubah.
        • Freckle / Melasma.
          • Lesi datar, multipel.
          • Predisposisi: Sinar UV.
  • Depigmentasi
    • Vitiligo.
      • Klinis: Lesi datar yang bernama lesi cafe-au-lait (Warna putih, coklat dan hitam) dikarenakan proses melanogenesisnya tidak merata.
      • Predisposisi: Herediter.
      • Perawatan: Rujuk ke Sp.Kulit.
  • Pigmentasi Hemoglobin
    • Sel yang menyebab:
      • Hemoglobin.
        • Varicosities / Lingual Varix: Pewarnaan pembuluh darah dibawah lidah.
        • Hemangioma.
        • Angiosarcoma.
        • Kaposi sarcoma.
      • Hemosiderin.
      • Melanin.

Sindrom
  • Steven Johnson Syndrome = Bula, melepuh, habis minum obat, epidermolisis < 10%.
  • Frey Syndrome = Keringat berlebih di daerah pelipis, hipersalivasi / Sialorrhea akibat trauma saraf, predisposisi trauma (Habis oprasi, kecelakaan). 
  • Sjorgen Syndrome = Hiposalivasi, mata dan mulut kering, 
  • Behcet Syndrome = Ulser di mata (Hipopion - akumulasi pus), mulut dan genital (3M).
    • Mata bisa kemerahan saja, tidak selalu ada pus.
  • Kelly Syndrome / Sindrom Kombinasi:
    • Tanda-tanda 3 RA dan 1 RB:
      • RA: 
        • Resorbsi progresif di anterior RA.
        • Resorbsi menyebabkan flabby ridge di anterior RA.
        • Pembesaran tuberositas maksilaris.
      • RB:
        • Ekstrusi gigi anterior rahang bawah.
    • Predisposisi: Pasien menggunakan GTL RA dan GTSL RB.
  • Melkersson Rosenthal Syndrome = Ada Cheilitis Granulomatosis (Bengkak di salah satu bibir).  Histologi: Ada granuloma tipe tuberkoloid non kaseating.
    • Fissured tongue.
    • Facial paralysis.
  • Crouzon Syndrome
    • Cleido-cranial-synostosis, penyatuan prematur pada sutura di kranial --> Perkembangan otak terhambat.
    • Gangguan mental dan kognitif. 
    • Mata menonjol keluar (Eksoftalmus).
    • Jarak interkantus jauh.
  • Down Syndrome
    • Kelainan di kromosom 21.
    • Klinis:
      • Jarak interkantus jauh.
      • Ukuran gigi kecil / mikrodontia.
      • Rahang bawah kecil / mikrognatia.
      • Lidah besar / makroglosia.
  • Akromegali
    • Tangan dan kaki besar.
    • Tinggi badan, berat badan normal.
    • Dewasa, prognatism, diastema, kuku keras dan tebal, tangan seperti sekop.
  • Gigantisme
    • Seluruh tubuh besar.
    • Tinggi badan dan berat badan tidak normal.
    • Anak, prognatism, makrocephali.
  • Burning Mouth Syndrome = Tidak ada gejala klinis tapi mulut terasa panas dan pedas, menopause, DM. Berbeda dengan Xerostomia dengan gejala hiposalivasi sehingga sulit menelan.
  • Dwarfisme
    • Mukanya tua, tapi TB dan BB tidak sesuai dengan usianya.
    • Kelainan genetik tumbuh kembang, pendek.
    • Sistem reproduksi normal.
  • Kretinisme
    • Biasa terjadi di anak-anak.
    • Mukanya terlihat seperti anak kecil serta TB, BB, ukuran skeletal lebih kecil dibandingkan anak-anak seusianya.
    • Defisiensi hormon tiroid.
    • Sistem reproduksi tidak berkembang.
  • Addison Syndrome
    • Hipokortisol / Kortisol turun, makula hiperpigmentasi general di mulut, nyeri sendi.
  • Cushing Syndrome
    • Hiperkortisol / Kortisol naik, obesitas, moonface, buffalo hump di belakang leher.
    • Biasa terjadi pada pasien yang sedang terapi kortikosteroid.
  • Bechwith-Wiedermann Syndrome = Makroglosia.
  • Pierre-Robin Syndrome = Mikrognatia / RB kecil, Retroglossoptosis / Lidah ke belakang.
  • Chediak Higashi Syndrome
    • Kerusakan gen LYST --> Lisosom di pasien jadi raksasa di neutrofil / sel leukosit-imun --> Fungsi neutrofil tidak normal --> Mudah terkena infeksi. 
    • Klinis:
      • Partial albinism: Rambut pirang, mata tetap hitam.
      • Gangguan perdarahan, mudah berdarah.
      • Infeksi bakteri yang bersifat rekuren.
      • Periodontitis agresif.
  • Ehler Danlos Syndrome (EDS)
    • Kerusakan gen C1r dan C1s --> Merusak protein serine protease --> Sendi, ligament, dan kulit pada pasien menjadi hiperekstensif. Hal ini termasuk pada ligament periodontal yang hiperekstensif --> Periodontitis.
  • Leukocyte Adhesion Deficiency (LAD) =
    • Kerusakan pada integrin / CD18.
    • Meknisme normal: Pembuluh darah melebar --> Leukosit nempel di pembuluh darah / Adhesi di sisi dalam lumen pembuluh darah --> Diapedesis / nembus pembuluh darah --> Site of action.
      • Di penyakit ini, leukosit tidak punya integrin sehingga tidak bisa nempel ke pembuluh darah / Adhesi sehingga tidak bisa berpindah ke site of action / Diapedesis. Perlu diingat bahwa hal ini tidak menghentikan pelepasan mediator inflamasi.
      • Pelepasan mediator inflamasi yang banyak --> Osteoklast banyak --> Kerusakan tulang.
      • Proliferasi jaringan gingiva.
      • Infeksi akut yang ekstrim.
  • Papillon-Levefre Syndrome =
    • Kerusakan pada gen CTSC yang menghasilkan protein Cathepsin C.
    • Gejala khas:
      • Palmoplantar hiperkeratosis: Kulit menebal.
      • Periodontitis.
  • Grinspan Syndrome
    • DM, hipertensi, OLP.
  • Metabolic Syndorme (MS) = DM, hipertensi saja.
    • 5 Kriteria MS:
      • Obesitas abdominal/ central --> Gendut di perut.
      • Tekanan darah tinggi.
      • High density lipoprotein (HDL) rendah.
      • Trigliserida / lemak tinggi.
      • Kadar glukosa puasa tinggi.
  • Hipertrichosis = Tumbuh rambut berlebih di tempat yang tidak seharusnya.
  • Crohn Disease = Autoimun menyerang saluran gastrointestinal, ada IO mucosal tag, ulserasi linear, mucogingivitis, dan cobblestone.
  • Sindrom Peutz-Jeghers = Berhubungan dengan GI, ada mukokutan pigmentasi.

Variasi Normal
  • Fordyce Granule / Spot.
    • Klinis:
      • Lesi makulopapular.
      • Warna putih kekuningan.
      • Biasa di mukosa bukal.
      • Asimtomatik.
      • Penyebab: Kelenjar sebasea yang prominent
  • Linea Alba.
    • Klinis:
      • Plak.
      • Garis putih setinggi oklusal di mukosa bukal.
      • Bilateral.
      • Asimtomatik.
      • Terdapat indentasi gigi.
  • Morsicatio Buccarum / Cheek Biting.
    • Klinis:
      • Plak putih, tidak bisa dikerok, irregular.
      • Unilateral.
    • Predisposisi: Mengigit pipi bagian dalam saat stress.
  • Geographic Tongue / Benign Migratory Glosisitis.
    • Klinis:
      • Bercak kemerahan / eritematous (Atrofi) di dorsal lidah berbentuk seperti pulau.
      • Berbatas jelas garis putih / dibatasi batas leukoplaki, dinding keratotik.
      • Berpindah tempat.
      • Atrofi tidak beraturan.
      • Hanya di mukosa berkeratin.
      • Simtomatik.
  • Stomatitis Areata Migrans.
    • Klinis:
      • Bercak kemerahan, seperti Geographic tongue.
      • Hanya di mukosa non keratin.
  • Fissured tongue / Scrotal Tongue / Plicated Tongue.
    • Klinis:
      • Pendalaman fisura yang ada di dorsum lidah.
    • Pengobatan:
      • Bersihkan lidah.
      • Jika sakit atau tidak nyaman, berikan terapi simtomatik.
  • Crenated Tongue / Scalloped Tongue.
    • Klinis:
      • Indentasi / jejas permukaan lingual gigi di lateral lidah.
      • Asimtomatik.
    • Etiologi: Biasanya di pasien makroglosia, linguoversi, konstraksi lengkung gigi
  • Bifid Tongue.
    • Lidah terbelah dua.
  • Leukoedema.
    • Klinis: 
      • Selaput putih pada mukosa bukal kanan dan kiri.
      • Asimtomatik.
      • Hilang jika ditarik.
    • Predisposisi: Trauma, ras afrika.
  • White Sponge Nevus.
    • Klinis: 
      • Plak putih pada mukosa bukal (Unilateral atau bilateral).
      • Asimtomatik.
      • Tidak bisa dikerok.
      • Tidak hilang jika ditarik.
    • Predisposisi: Herediter / keturunan.
  • Torus Palatinus / Mandibularis.
    • Klinis:
      • Penonjolan tulang di palatum durum atau mandibular berwarna sama dengan jaringan sekitar.
      • Palpasi keras.
      • Jika sering kegesek, nyeri tekan bisa (+). Bisa juga nyeri tekan (-).
    • Tipe:
      • Flat: Menonjol, permukaan atasnya rata.
      • Lobular: Berlobus-lobus, jumlahnya lebih dari 1.
      • Spindle: Permukaan irregular, terlihat seperti ada garis-garis.
      • Nodular: 1 benjolan saja, berbentuk seperti kubah.
    • Perawatan: Torektomi / Eksisi torus.
  • Varicosities.
    • Pembuluh darah yang ada di ventral lidah / sublingual, yang letaknya sangat superficial sehingga memberikan penonjolan dan pewarnaan kebiruan.
  • Papilla Circumvallata Prominent.
    • Berada di posterior dorsal lidah.
  • Papilla Foliata Prominent.
    • Berada di lateral posterior lidah.
  • Median Rhomboid Glositis
    • Klinis:
      • Daerah atrofi berwarna merah di midline dorsal lidah.
Jika habis cabut, terdapat tulang yang tajam / eksostosis. Mau dibuatkan GT. Maka bisa dilakukan:
  • Alveolektomi
  • Alveoloplasti
  • Relief dan berikan softliner.

Pemeriksaan Anatomi Patologi
  • Eksisi Biopsi.
    • Pengambilan massa keseluruhan.
    • Lesi tidak ganas.
      • Batas jelas, berkapsul, mobile / bisa digerakkan.
  • Insisi Biopsi.
    • Pengambilan massa sebagian saja.
    • Lesi ganas.
      • Tidak berbatas jelas, tidak berkapsul, tidak bisa digerakkan, ekspasif, metastase..
      • Tujuannya untuk mengurangi kemungkinan rekurensi dan metastasis.
Gambaran Eksisi dan Insisi
  • Frozen-section Biopsy.
    • Dilakukan saat proses oprasi / durante operasi.
    • Pemeriksaan ini unutk lesi yang bersifat rekurensi tinggi. Tujuannya adalah untuk memastikan margin operasi sudah bersih dari sel tumor/kanker tersebut.
      • Contoh: Ameloblastoma: Tumor jinak yang locally malignant.
    • Caranya: Margin dibekukan dengan nitrogen cair, dipotong, dan diperiksa dibawah mikroskop. 
  • Punch Biopsy.
    • Lesi berbentuk eksofitik, ukuran kecil kurang dari 1 cm di ekstraoral.
    • Untuk lesi jinak.
Gambaran Punch Biopsy
  • Fine Needle Aspiration Biopsy (FNAB).
    • Spesimen diambil dengan jarum.
    • Yang disedot adalah jaringan, bukan cairan.
      • Jarum yang digunakan adalah jarum khusus dimana saat diaspirasi, ujung dari needle akan melengkung.
    • Umumnya untuk lesi bersifat profunda, contohnya yang didalam kelenjar.
      • Contoh kasus: pleumorfic adenoma.
  • Exfoliative Cytology.
    • Swab
      • Mengambil sel di permukaan dengan cara mengulas.
      • Alat: Cytology brush, cotton bud.
      • Indikasi: Permukaan lesi halus dan lunak.
      • Jenis:
        • Mikological swab
        • Bakteriological swab
    • Scrab
      • Mengambil sel dengan cara dikerok.
      • Alat: Blade, Wooden stick.
      • Indikasi untuk permukaan lesi keras, kasar.
        • Contoh kasus: Hiperkeratosis.
    • Smear
      • Pake object glass, langsung diletakkan di lesi.
      • Indikasi: Lesi yang mudah dijangkau.
  • Pewarnaan Papanicolau --> Teknik pewarnaan.
    • Orange --> Sel permukaan.
    • Biru --> Sel di area basal.
    • Jadi untuk teknik pengambilan exfoliative cytology, ini hanya mengambil bagian permukaan saja. Jika saat diperiksa terdapat warna biru, maka dicurigai ada keganasan.

Sistematic Disease
  • Hipertensi.
    • Klasifikasi:
    • Obat-obatan yang biasa digunakan:
      • Calcium chanel bloker: Obat yang belakangnya "-dipin".
      • Beta bloker: Obat yang belakangannya "-olol".
      • ACE inhibitor: Obat yang belakangnya "-pril".
      • Obat-obatan yang digunakan:
    • Contoh kasus:
      • TD normal, minum obat hipertensi saja --> Boleh ditindak.
      • Hipertensi tidak terkontrol --> Tidak boleh ditindak.
      • TD normal tapi minum antikoagulan --> Tidak boleh ditindak, harus rujuk ke dokter yang memberikan obat antikoagulan untuk diberhentikan.
        • Contoh obat antikoagulan:
          • Warfarin --> Diberhentikan minimal 5 hari sebelum tindakan.
            • Khusus Warfarin, kita harus tau nilai INR (International Normalised Ratio) sebelum tindakan.
              • Bedah Minor: INR 2-3.
              • Bedah Mayor: INR 1,6-1,9.
              • Jika belum mencapai nilai INR tersebut, maka tidak boleh ditindak karena nilai ini menilai kecenderungan pendarahan pasien. Jika sudah sesuai nilainya, maka kecenderungan pendarahan normal.
          • Heparin --> Minimal diberhentikan 4 jam, yang aman 1 hari sebelum.
          • Aspirin / Asam asetilsalisilat --> Diberhentikan 2-5 hari sebelum tindakan.
          • Clopidogrel --> Diberhentikan 5 hari sebelum tindakan.
    • Bahan anastesi lokal yang boleh:
      • Mepificain 3% tanpa epinefrin.
      • Lidocain 2% tanpa epinefrin.
  • Diabetes Mellitus.
    • Jenis:
      • DM 1: Insulin dependent diabetes melitus: Pankreas tidak bisa menghasilkan insulin sama sekali --> Sel beta pankreas rusak.
      • DM 2: Non Insulin dependent diabetes melitus: Kerusakan reseptor insulin, pankreas masih bisa menghasilkan insulin tapi jumlahnya kurang.
    • Pemeriksaan:
      • HbA1c: <6,5%
        • Hanya untuk pasien yang telah terdiagnosa DM.
        • Paling akurat untuk mendiagnosa DM terkontrol atau tidak. 
        • Hanya bisa dilakukan per 3 bulan sekali.
      • Gula darah puasa: <126 mg/dl.
        • Pasien belum terdiagnosa, namun mau di-diagnosa.
      • Gula darah sewaktu: 120-200 mg/dl.
        • Pasien yang mau ditindak saat itu juga.
    • Perawatan di pagi hari.
    • Tidak boleh epinefrin / adrenalin --> Meningkatkan glukosa pasien --> DM semakin parah.
    • Bahan anastesi lokal yang boleh:
      • Mepificain 3% tanpa epinefrin.
      • Lidocain 2% tanpa epinefrin.
    • Obat yang biasa digunakan pasien DM:
  • Anemia. 
    • Hb < Normal.
    • Anastesi tidak boleh apinefrin.
    • Jenis anemia:
      • Mikrositik: Ukuran sel kecil.
        • Volume sel darah merah kecil --> MCV (Mean Corpuscular Volume) kecil.
        • Perlu dilihat kembali serum besi nya:
          • Normal: 
            • Thalasemia = Ada kerusakan rantai alfa dan beta globulin.
            • Sideroblastik = Tidak ada kerusakan rantai alfa dan beta globulin.
          • Kurang dari normal:
            • Apakah ada riwayat penyakit kronik? (Hepar, gagal ginjal)
              • Jika tidak ada: Anemia Defisiensi Besi.
              • Jika ada: Anemia karena Penyakit Kronik sehingga eritropoietin (Sel untuk membentuk sel darah merah) tidak bekerja dengan baik.
      • Normositik: Ukuran sel normal.
        • Volume sel darah merah normal --> MCV (Mean Corpuscular Volume) normal.
        • Perlu dilihat kembali retikulosit:
          • Tinggi:
            • Anemia hemolitik: Tidak ada riwayat perdarahan akut.
            • Perdarahan Akut: Ada riwayat perdarahan akut (Habis kecelakaan).
          • Normal atau rendah:
            • Lihat jumlah leukosit dan trombosit:
              • Jika leukosit tinggi, trombosit rendah: Anemia karena Leukemia.
              • Jika tidak ada kelainan (Jumlah normal): Anemia Aplastik.
      • Makrositik: Ukuran sel besar.
        • Volume sel darah merah besar --> MCV (Mean Corpuscular Volume) besar.
        • Perli dilihat nutrisi nya:
          • Metilmalonik acid tinggi: Anemia defisiensi B12.
          • Kurang asam folat: Anemia defisiensi folat.
Gambaran Diagnosa dari Anemia
  • Heart disease.
    • Ischemic heart disease / Penyakit jantung koroner.
      • Arteri koronaria tersumbat --> Berfungsi memberi nutrisi dan oksigen kepada otot jantung.
        • Lama-lama otot jantung mati --> tidak bisa pompa darah --> Infark.
      • Kasih obat anti-koagulan / pengencer darah --> Tidak terbentuk trombus / gumpalan darah agar tidak semakin menyumbat arteri koronaria.
      • Waspada jika mau melakukan tindakan invasif karena dapat menyebabkan bleeding tidak terkontrol. Harus diberhentikan terlebih dahulu untuk obatnya. 
      • Jika sumbatan > 50%, maka pasien dipasangkan ring / Percutaneous Transluminal Coronary Angiography.
        • Menahan lumen koronaria tetap terbuka --> Pembuluh darah terbuka
      • Perbedaan ring jantung dengan phase maker
        • Phase maker untuk pasien dengan detak jantung yang tidak berarturan. Jadi alatnya memberikan gelombang untuk memperbaiki detak dari otot jantung.
          • Tidak boleh scaling ultrasonic.
        • Ring maker untuk tetap membuka lumen koronaria sehingga pembuluh darah tetap dapat masuk. Jadi tindakan invasif tidak boleh dilakukan sebelum pemberhentian obat.
          • Tindakan invasif: Yang berdarah seperti root planing, scaling subgingival.
      • Tidak boleh epinefrin.
    • Valvular / Katup Jantung dan Penyakit Jantung Kongenital
      • Streptococus Alpha, Beta, dan Delta Hemoliticus --> Masuk ke pembuluh darah --> Inflamasi pada sel otot jantung --> Gangguan pada katup jantung.
      • Boleh dilakukan perawatan invasif hari yang sama, tapi harus beri antibiotik profilaksis 30-60 menit untuk penyakit berikut:
        • Infective endokarditis.
        • Penyakit jantung bawaan.
        • Penyakit katup jantung.
        • Demam rematik.
      • Antibiotik:
        • Amoxicilin 2 gram (Dewasa) atau 50 mg/kg (Anak)
  • Hemofilia.
    • Tipe:
      • A = Defisiensi faktor VIII.
      • B = Defisiensi faktor IX.
      • C = Defisiensi faktor XI.
  • Diabetic Ketoacidosis.
    • Bau aseton.
    • 3 Komponen di darah yang naik: 
      • Aseton.
      • Aseto-asetat.
      • 3 beta hidroksibutirat.
    • Manifestasi oral:
      • Gigi goyang.
      • Xerostomia.
      • Gingivitis.
  • Gangguan Ginjal.
    • Rusak --> Tidak bisa kencing --> Urea berputar di tubuh --> Uremic Stomatitis (Lapisan kuning di mulut pasien).
    • Mulut bau kencing.
Obat Antibiotik yang Digunakan Didalam Perawatan:

Resep Obat Keseluruhan Penyakit

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Latihan Soal (Seluruh Departement)

BM / BEDAH MULUT (Catatan UKMP2DG)

PROSTODONSIA (Catatan UKMP2DG)