Tahapan Umum Radiograf (OSCE Teknik Periapikal dan Oklusal) dan Interpretasi Radiologi (Periapikal, Panoramik, Impaksi Gigi Molar)

INDIKASI DAN TAHAPAN SECARA UMUM

Penjelasan lengkap mengenai serba-serbi radiologi dapat diakses dengan klik disini.

Indikasi radiograf periapikal:

  • Melihat keberadaan dan perluasan lesi yang ada di periapikal gigi.
  • Melihat kondisi jaringan periodontal.
  • Melihat kondisi tulang alveolar.
  • Melihat kondisi gigi yang belum / tidak erupsi.
  • Kondisi pre-operatif dan post-operatif bedah apikal.
  • Kondisi pre-operatif dan post-operatif endodontik.
  • Persiapan implant.
  • Persiapan tindakan ekstraksi. 
Indikasi radiograf oklusal:
  • Upper standart occlusal
    • Evaluasi kondisi periapikal gigi anterior RA.
    • Evaluasi keberadaan dan perluasan lesi pada gigi anterior RA.
    • Evaluasi kondisi fraktur gigi atau akar gigi anterior RA.
    • Melihat posisi gigi C yang tidak erupsi, lebar buco-palatal gigi C yang tidak erupsi.
    • Melihat kondisi odontoma dan supernumerary.
  • Upper oblique occlusal
    • Evaluasi kondisi periapikal gigi posterior RA.
    • Evaluasi keberadaan dan perluasan lesi pada gigi posterior RA.
    • Evaluasi kondisi fraktur gigi atau akar gigi posterior RA.
    • Evaluasi kondisi dasar antral.
    • Evaluasi posisi atau bentuk akar dari gigi posterior RA terhadap dasar antral.
  • Vertex occlusal
    • Melihat posisi gigi C yang tidak erupsi serta lebar buko-palatal gigi tersebut.
  • Lower 90 occlusal
    • Evaluasi keberadaan dan perluasan kalkulus radiopak yang terbentuk dari kelenjar ludah submandibula.
    • Evaluasi lebar buko-lingual RB.
    • Evaluasi lebar buko-lingual gigi RB yang tidak erupsi.
    • Evaluasi pergeseran lengkung RB akibat fraktur.
  • Lower 45 occlusal
    • Evaluasi kondisi periapikal gigi anterior RB.
    • Evaluasi keberadaan dan perluasan lesi apikal gigi anterior RB.
    • Evaluasi kondisi fraktur gigi anterior RB.
  • Lower oblique occlusal
    • Evaluasi keberadaan dan perluasan kalkulus radiopak yang terbentuk dari kelenjar ludah submandibula.
    • Evaluasi kondisi gigi M3 yang impaksi.
    • Evaluasi perluasan lesi pada akar gigi posterior RB.
Langkah-Langkah:
  • Persiapan operator (Menggunakan APD)
  • 7S - Anamnesa:
    • Menyapa pasien.
    • Memastikan identitas pasien (Nama, TTL, medrek).
    • Surat konsul.
    • Memastikan gigi yang akan difoto radiograf.
    • Riwayat dan kondisi medis. Untuk perempuan, perlu ditanyakan kondisi kehamilan.
    • Riwayat foto ronsen / radiograf (1 Tahun terakhir).
  • Inform Consent:
    • Menjelaskan tujuan dari radiograf, yakni sebagai pemeriksaan penunjang agar diagnosa yang ditegakkan tepat dan dapat memberikan rencana perawatan yang optimal.
    • Menjelaskan alur / tahapan proses, yakni:
      • Berkumur cairan antiseptik.
      • Melepaskan aksesoris logam.
      • Menggunakan apron / baju pelindung.
      • Film akan dimasukkan kedalam mulut pasien, tidak perlu khawatir untuk filmnya telah didisenfeksi dan tidak akan terasa sakit.
      • Mempertahankan posisi kepala untuk tidak bergerak selama beberapa detik, sekitar 10-30 detik. Tidak boleh bergerak, tujuannya adalah untuk memperoleh hasil foto yang baik.
    • Efek samping: Mual, bibir kering, pusing. Namun tidak perlu khawatir sebab hal ini jarang terjadi, sebab prosedur yang dilakukan telah sesuai standar operasional dan dalam dosis rendah sehingga aman untuk tubuh. Ditambah telah terdapat baju pelindung yang dikenakan sebelumnya.
    • Saran pasca tindakan: Makan makanan yang bergizi dan tinggi anti-oksidan seperti daging, susu, telur, dan buah-buahan.
    • Menanyakan kembali apakah pasien telah paham. Jika telah paham dan tidak ada pertanyaan lagi, silahkan menandatangani inform consent.
  • Mempersilahkan pasien masuk ke ruang radiograf.
  • Menginstruksikan untuk berkumur dengan cairan antiseptik.
  • Melepaskan aksesoris logam, jika ada.
  • Memasangkan apron pada pasien.
  • Mempersilahkan pasien untuk duduk dengan bersandar, bidang oklusal sejajar dengan lantai
  • Mendisinfeksi film sebelum digunakan.
  • Teknik foto ronsen.
    • Paralel
      • Mempersiapkan film holder dan ring locator. 
        • Film holder anterior: Kuning.
        • Film holder posterior: Merah.
        • Ring locator: Kuning.
        • Jenis film holder:
          • Untuk gigi biasa: Super bite.
          • Untuk gigi perawatan endodontik: Endo bite.
      • Memasangkan film pada film holder yang sesuai. Sisi sensitif film yang memiliki dot, diletakkan searah dengan arah datangnya sinar X dan dot berada di insisal / oklusal gigi yang akan difoto.
      • Memasukkan film holder kedalam mulut pasien, disesuaikan dengan gigi yang akan difoto.
        • RA: Film sejajar dengan palatal vault.
        • RB: Film di sulkus lingual atau dasar mulut.
      • Memastikan film sejajar dengan sumbu panjang gigi.
      • Menginstruksikan pasien untuk mengigit bite-holder.
      • Memposisikan tabung sinar X tepat pada locator ring
      • Pastikan arah sinar tegak lurus dengan film.
    • Bisektris
      • Memposisikan film sedekat mungkin dengan gigi yang akan difoto. Sisi sensitif film yang memiliki dot, diletakkan searah dengan arah datangnya sinar dan dot berada 1-2 mm diatas insisal / oklusal gigi yang akan difoto.
      • Disinfeksi jari pasien, dan menginstruksikan untuk mempertahankan posisi film dengan bantuan ibu jari (Gigi anterior) atau jari telunjuk (Gigi posterior). Jelaskan untuk mempertahankan posisi film namun tidak menekuknya sebab dapat mempengaruhi kualitas gambar yang diambil. 
      • Memposisikan tabung sinar X dengan menyesuaikan sudut vertikal (V) dan horizontal (H) gigi yang akan difoto.
        • I RA = [V:55] ; [H:0].
        • C RA = [V:50] ; [H:45].
        • P RA = [V:40] ; [H:75].
        • M RA = [V:35] ; [H:90].
        • I RB = [V:-25] ; [H:0].
        • C RB = [V:-20] ; [H:45].
        • P RB = [V:-15] ; [H:75].
        • M RB = [V:-5] ; [H:90].
      • Memposisikan titik penetrasi tabung sinar X.
        • I1 = Fossa nasalis tegak lurus garis khayal RA atau RB.
        • I2 = 0,5 cm disebelah titik penetrasi I1.
        • C = Cuping hidung / alar nasi tegak lurus garis khayal RA atau RB.
        • P1 = Pupil mata tegak lurus garis khayal RA atau RB.
        • P2 = 0,5-1 cm disebelah titik penetrasi P1.
        • M1 = Sudut mata tegak lurus garis khayal RA atau RB.
        • M2 = 1 cm disebelah titik penetrasi M1.
        • M3 = 1 cm disebelah titik penetrasi M2.
        • Garis khayal RA = Garis dari tragus hingga alar nasi / cuping hidung.
        • Garis khayal RB = Garis dari tragus hingga sudut bibir.
      • Pastikan arah sinar tegak lurus dengan garis bisektris, yakni garis lurus ditengah sudut yang terbentuk diantara film dengan sumbu panjang gigi.
    • Oklusal
      • Upper standar occlusal.
        • Film diletakkan di permukaan oklusal gigi RB.
        • Tabung sinar X berada diatas kepala pasien, tepatnya diatas batang hidung pasien, membentuk sudut 65-70 derajat terhadap film.
      • Upper oblique occlusal.
        • Film diletakkan di permukaan oklusal gigi RB.
        • Tabung sinar X berada disamping wajah pasien, membentuk sudut 65-70 derajat terhadap film.
      • Vertex Occlusal.
        • Film diletakkan di permukaan oklusal gigi RB.
        • Tabung sinar X berada diatas kepala pasien, menghadap kearah saluran akar gigi insisif RA.
      • Lower 90 occlusal.
        • Film diletakkan di permukaan oklusal gigi RB.
        • Pasien diinstruksikan untuk sedikit menengadah keatas.
        • Tabung sinar X berada di garis median tubuh, tepatnya dibawah dagu pasien, membentuk sudut 90 derajat terhadap film.
      • Lower 45 occlusal.
        • Film diletakkan di permukaan oklusal gigi RB.
        • Tabung sinar X berada di garis median tubuh, tepatnya pada puncak tertinggi dagu, membentuk sudut 45 derajat terhadap film.
      • Lower oblique occlusal.
        • Film diletakkan di permukaan oklusal gigi RB.
        • Pasien diinstruksikan untuk menengok kearah yang menjauhi tabung sinar X.
        • Tabung sinar X berada dibawah dan belakang dari sudut mandibula, sejajar / mengarah ke sisi lingual mandibula. 
  • Instruksi kepada pasien untuk mempertahankan posisi kepala dan tidak bergerak selama beberapa saat, untuk memberikan hasil gambaran yang optimal.
  • Izin untuk berpindah ke ruangan control panel, tidak lupa menutup semua pintu di ruangan radiograf.
  • Memastikan control panel telah sesuai sebelum melakukan foto ronsen.
    • Jenis radiograf: Konvensional atau digital.
    • Jenis gigi: Dewasa atau desidui.
    • Jenis akar gigi: Tunggal atau jamak.
    • Dosis:
      • Periapikal gigi I: 1,98 Mili Sivert.
      • Periapikal gigi C, P, M: 2,47 Mili Sivert.
      • Oklusal: 2,22 Mili Sivert.
  • Menekan tombol foto selama 5-10 detik.
  • Melepaskan film dan apron pada pasien, serta menginstruksikan pasien untuk menunggu di ruang tunggu.
  • Processing film:
    • Membilas film.
    • Masuk ke dalam kamar gelap.
    • Melepaskan warpper film dan mengambil lembar film didalamnya. Memastikan untuk tidak menyentuh bagian tengah film (Hanya memegang sisi film saja).
    • Developing = Memasukkan film ke cairan developer selama 8-10 detik untuk mengendapkan perak halida pada film dan menghasilkan gambaran radiolusen.
    • Rinsing = Membilas cairan developer selama 15-30 detik di air biasa.
    • Fixing = Memasukkan film ke cairan fixer selama 5-10 menit untuk melarutkan kristal yang tidak tembus oleh sinar X dan menghasilkan gambaran radiopak.
    • Cleansing = Membersihkan caira fixer dengan air mengalir selama 30-60 detik.
    • Drying = Mengeringkan film dengan hair dryer atau diletakkan di drying cabinet.
  • Memberikan hasil foto kepada pasien.


GAMBARAN PERIAPIKAL (BISEKTRIS- PARALLEL) 

Dalam menginterpretasi gambaran periapkal, perlu diperhatikan  beberapa bagian dari foto, diantaranya adalah:

  1. Mahkota
  2. Akar
  3. Membran periodontal
  4. Lamina dura
  5. Furkasi
  6. Puncak tulang alveolar
  7. Periapikal
Setelah gambaran diisi dengan keterangan yang benar maka wajib dilakukan penyimpulan melalui:
  1. Kesan
  2. Suspek radiografis
Cara menginterpretasi yang benar dari setiap bagian:
  • Mahkota:
    • Kondisi atau kelainan pada mahkota berupa gambaran radiolusen atau radiopak.
    • Arah perjalanan / kedalaman kelainan, seperti oklusal sampai dentin atau dari mesial sampai mendekati pulpa atau sudah sampai kamar pulpa.
  • Akar:
    • Jumlah akar, seperti dua, tunggal, atau tiga.
    • Bentuk akar, seperti bengkok kearah distal, konvergen, divergen.
    • Kondisi patalogis, seperti ada garis fraktur, resorbsi interna ataupun eksterna.
  • Membran periodontal (MP):
    • Dalam batas normal
    • Melebar: Membran yang mengalami peradangan ditandai dengan grais radiolusent sepanjang akar dapat sebagian atau keseluruhan. Umumnya, membran periodontal yang menebal akan diikuti dengan menebalnya atau terputusnya lamina dura.
    • Menghilang: Ditunjukkan dengan tidak adanya membran, namun digantikan dengan lesi yang jauh lebih besar di periapikal. Umumnya, menghilangnya membran periodontal akan diikuti dengan menghilangnya lamina dura.
  • Lamina dura (LD):
    • Dalam batas normal.
    • Terputus: Bila terdapat bayangan radiopak disepanjang tulang baik keseluruhan ataupun sebagian.
    • Menebal: Apabila bayangan radiopak terlihat jelas disepanjang tulang alveolar.
    • Menghilang: Apabila lamina dura telah tertutup oleh lesi ataupun lainnya yang berukuran lebih besar.
  • Furkasi:
    • Dalam batas normal
    • Bayangan radiolusen bila terdapat lesi ataupun furkasi yang terbuka.
    • Radiopak apabila ada lesi yang radiopak.
  • Puncak tulang alveolar
    • Dalam batas normal
    • Resorbsi secara horizontal, vertikal ataupun kawah. Untuk mengetahuinya, maka dapat menarik garis khayal dari CEJ antara dua gigi yang berdampingan, lalu bandingkan dengan penurunan tulang alveolar. 
      • Jika penurunan sejajar dengan CEJ, maka berbentuk penurunan horizontal.
      • Jika penurunan membentuk sudut dengan CEJ, maka berbentuk penurunan vertikal.
      • Jika membentuk kawah / cekungan, maka berbentuk penurunan kawah / crater.
  • Periapikal
    • Dalam batas normal.
    • Lesi radiolusent: Biasanya diikuti dengan menghilangnya membran periodontal dan lamina dura.
      • Abses: Berbatas tidak jelas dan tidak tegas.
      • Granuloma: Berbatas jelas namun tidak tegas.
      • Kista: Berbats jelas dan tegas, terkortikasi.
  • Kesan
    • Terdapat kelainan pada ... (Sebutkan aspek saja yang mengalami kelainan / tidak dalam. batas normal), seperti: Kelainan pada mahkota, membran periodontal dan lamina dura.
  • Suspek radiografis
    • Berisi kemugkinan diagnosa radiografis yang ditentukan berdasarkan keterangan, seperto contoh: Periodontitis apikalis ec nekrosis pulpa.
    • Beberapa tanda untuk suspek:
      • Periodontitis = MP melebar; LD menebal.
      • Abses = MP melebar; LD terputus atau menghilang; Lesi berbatas tidak jelas dan tidak tegas.
      • Granuloma = MP melebar; LD terputus atau menghilang; Lesi berbatas jelas dan tidak tegas.
      • Kista = MP menghilang; LD menghilang; Lesi berbatas jelas dan tegas.
Contoh Interpretasi 1: Objek gigi 31

Contoh Interpretasi 2: Objek gigi 12 dan 21




GAMBARAN PANORAMIK

Dalam menginterpretasi gambaran panoramik, perlu diperhatikan 5 area utama, yakni:
  1. Area 1: Gigi geligi
  2. Area 2: Maksila - Sinus - Nasal
  3. Area 3: Mandibula
  4. Area 4: TMJ
  5. Area 5: Os. Vertebrae dan Ramus mandibula
Setelah gambaran diisi dengan keterangan yang benar maka wajib dilakukan penyimpulan melalui:
  1. Kesan
  2. Suspek radiografis
Cara menginterpretasi yang benar dari setiap bagian:
  • Area 1
    • Missing teeth
    • Persistensi
    • Impaksi: Impaksi (posisi: Vertikal, horizontal, mesioangular, distoangular), Bidang tertinggi oklusal berada (sejajar oklusal gigi M2, diantara serviko-oklusal gigi M2, dibawah servikal gigi M2), disertai atau tidak disertai keterlibatan sinus atau kanalis mandibular.
    • Kondisi akar
    • Kondisi tulang alveolar
    • Kondisi periapikal
  • Area 2
    • Kelainan pada foramen apikal gigi geligi, seperti keterlibatan sinus pada akar gigi 18
    • Kelainan di daerah sinus
    • Kelainan yang dapat terlihat pada daerah nasal
  • Area 3
    • Kelainan yang terlihat pada daerah mandibula setelah foramen apikal gigi yang meluas hingga ke area mandibula, seperti lesi berbatas jelas dan tegas. Nanti dijabarkan juga mengenai lesinya dengan meliputi:
      • Site: Apikal gigi 38
      • Size: Berdiameter + 2 mm
      • Shape: Bulat
      • Symetry: Asimetri (Hanya berdampak pada satu sisi saja, dextra atau sinistra), Simetris (Berdampak pada dua sisi, dextra dan sinistra).
      • Border: Berbatas jelas dan tegas, terkortikasi
      • Content: Radiopak, radiolusen, radio-mixed
      • Association: Keterlibatan dengan kanal mandibula, dampak pada area sekitar (Seperti meresorbsi akar gigi 37, dll)
  • Area 4
    • Kondisi bentuk TMJ (Simetris / Asimetris) antara kiri dan kanan
    • Bentuk dari kepala kondilus (oval, ovoid / bulat, flat, konkavkonveks
    • Bentuk eminensia (Box, Sigmoid, Flat, Deformed)
  • Area 5
    • Segala bentuk kelainan yang terlihat (radiolusen ataupun radiopak)
    • Jika tidak terdapat kelainan: Dalam batas normal
  • Kesan
    • Kelainan pada area 1,2,3,4 dan atau 5
  • Suspek radiologis
    • Kemungkinan diagnosa radiografis berdasarkan kelainan yang ada
      • Contoh:
        • Karies profunda gigi 16, 17, 25, 45
        • Missing teeth 12, 11, 21, 22
        • Periodontitis apikal kronis ec radiks gigi 16, 26, 36
        • Periodontitis apikal kronis ec gangren pulpa 16, 26, 36
        • Impkasi gigi 18 kelas III C posisi vertikal dengan keterlibatan sinus maksilaris
Impaksi Molar:
  • Kelas menurut Pell and Gregory
    • Kelas:
      • I = Ruangan antara ramus mandibula dan permukaan distal gigi molar kedua cukup bagi ukuran mesiodistal gigi molar ketiga.
      • II = Ruangan antara ramus mandibula dan permukaan distal gigi molar kedua kurang dari ukuran mesiodistal gigi molar ketiga.
      • III = Seluruh atau sebagian besar gigi molar ketiga berada didalam ramus mandibula
    • Posisi:
      • A = Bagian tertinggi gigi molar ketiga terletak setinggi atau diatas garis oklusal gigi molar kedua
      • B = Bagian tertinggi gigi molar ketiga terletak dibawah bidang oklusal, tetapi diatas garis servikal gigi molar kedua
      • C = Bagian tertinggi gigi molar ketiga terletak dibawah servikal gigi molar kedua.
  • Posisi menurut Winter
    • Mesioangular
    • Distoangular
    • Horizontal
    • Vertikal
    • Bukoangular
    • Linguoangular
    • Inverted
  • Keterlibatan dengan sinus maksilaris atau kanal mandibula: Cukup diperhatikan apakah akar gigi yang impaksi bersentuhan dengan sinus maksila (Untuk gigi RA) atau kanal mandibula (Untuk gigi RB). Kanal mandibula
Contoh interpretasi 1: Terdapat lesi pada area 3

Contoh Interpretasi 2: Impaksi

    Komentar

    1. maaf sebelumnya, apa ada sumbernya dari informasi diatas? terimakasih sebelumnya

      BalasHapus

    Posting Komentar

    Postingan populer dari blog ini

    Latihan Soal (Seluruh Departement)

    BM / BEDAH MULUT (Catatan UKMP2DG)

    PROSTODONSIA (Catatan UKMP2DG)