Susunan Gingiva Normal Secara Selular, Mikrovaskular, dan Jaringan Serta Pemeriksaannya dalam Pengisian Status Periodonsia
Pendahuluan. Gingiva tersusun atas jaringan ikat yang dibentuk oleh fibroblast. Fibroblast dapat ditemukan diantara serat fiber. Fibroblast berasal dari sel mesenkim dan berperan penting dalam perkembangan, pertahanan dan perbaikan jaringan ikat gingiva. Fibroblast akan mensintesis kolagen dan fiber elastis serta glikoprotein dan glikosaminoglycans dari substansi amorf interseluler. Jaringan gingiva mengandung beberapa jenis sel, diantaranya: Mast cells, makrofag (Sistem pertahanan fagosit), histosit (Sistem pertahanan fagosit), sel adiposa, eosinofil, sel plasma, limfosit, dan neutrofil [1].
Mikrovaskular memegang peranan penting dalam drainase cairan jaringan dan menyebarkan inflamasi. Tiga sumber suplai darah ke gingiva adalah sebagai berikut:
- Supraperiosteal arteriol di sepanjang permukaan fasial dan lingual dari tulang alveolar, dimana kapiler memanjang di sepanjang epitel sulkular dan di antara rete pegs dari permukaan gingiva eksternal. Terkadang cabang arteriol melewati tulang alveolar ke ligamen periodontal atau melewati puncak tulang alveolar.
- Vessels of the periodontal ligament, yang meluas ke gingiva dan beranastomosis dengan kapiler di daerah sulkus.
- Arteriol, yang muncul dari puncak septa interdental dan memanjang sejajar dengan puncak tulang untuk beranastomosis dengan: 1) Pembuluh darah ligamen periodontal; 2) Kapiler di daerah sulkus gingiva dan pembuluh darah yang mengalir di atas puncak tulang alveolar [1].
Untuk memahami proses inflamasi, silahkan klik disini!
Gingiva normal pada orang dewasa akan melindungi tulang alveolar dan akar gigi di bagian koronal dari cemento enamel junction (CEJ). Secara anatomis, gingiva terbagi menjadi empat bagian, yakni:
- Marginal gingiva/free marginal gingival/unattached gingiva
- Gingiva marginal atau unattached gingiva merupakan batas gingiva yang mengelilingi gigi seperti kerah. Gingiva marginal dibatasi dari gingiva cekat/attached gingica yang berdekatan dengan depresi linier dangkal yang disebut free gingival groove. Gingiva marginal umumnya memiliki ketebalan 1 mm dan membentuk dinding jaringan lunak pada gingival sulcus. Gingival sulcus dapat dipisahkan dari permukaan gigi dengan probe periodontal. Titik paling apikal dari gingiva marginal disebut gingival zenith. Dimensi apicocoronal dan mesiodistal dari gingival zenith bervariasi antara 0,06 dan 0,96 mm [1].
- ->Tanda (+) adalah gingival zenith [4].
- Gingival sulcus
- Sulkus gingiva adalah celah dangkal atau ruang di sekitar gigi yang dibatasi oleh permukaan gigi di satu sisi dan epitel yang melapisi gingiva marginal di sisi lain. Sulkus gingiva berbentuk V dan hampir tidak memungkinkan masuknya probe periodontal. Penentuan klinis kedalaman sulkus gingiva merupakan parameter diagnostik yang penting. Kedalaman sulkus gingiva normal adalah 2-3 mm [1].
- Attached gingiva
- Attached gingiva merupakan kelanjutan dari gingiva marginal. Gingiva ini memiliki karakteristik yang firm, resilient, dan terikat erat pada periosteum yang mendasari tulang alveolar. Aspek fasial dari attached gingiva meluas ke mukosa alveolar yang relatif longgar dan dapat digerakkan; dibatasi oleh mucogingival junction. Ketebalan dari attached gingiva menjadi parameter penting lainnya. Hal ini diukur dari mucogingival junction menuju permukaan eksternal terdalam dari sulkus gingiva. Ketebalan ini sangat bervariasi dari setiap gigi, namun umumnya ketebalan terbesar terletak regio gigi insisif (3,5-4,5 mm di maksila, 3,3-3,9 mm di mandibula) dan menyempit pada regio gigi posterior (1,9 mm pada gigi premolar pertama maksila, 1,8 mm pada gigi premolar pertama mandibula) [1].
- Interdental gingiva
- Interdental gingiva merupakan embrasure/depresi yang terletak pada jarak interproksimal dibawah titik kontak gigi. Interdental gingiva dapat berbentuk piramida atau col. Ujung papila yang pertama akan terletak tepat di bawah titik kontak; sedangkan papila terakhir akan berbentuk depresi seperti lembah yang menghubungkan papila fasial-lingual dan membentuk kontak interproksimal [1].
- ->Piramidal [1]->Col [1]
Dalam pengisian status periodonsia, operator perlu memeriksa beberapa hal berkaitan dengan gingiva. Beberapa hal yang perlu diperiksa, diantaranya:
- Bentuk
- Gingiva sehat/normal memiliki bentuk tampilan scalloped dengan papila interdental terlihat "tajam" serta berkontak dengan gigi tetangganya. Gingival groove dapat tampak dan terdemarkasi pada gingival margin. Gingiva dengan inflamasi atau oedem akan memiliki bentuk tampilan yang membulat dengan tepi bergulung [2].
- ->Gingiva normal [2]
- -> Gingiva oedem/inflamatif [2]
- Warna
- Gingiva sehat memiliki warna pink coral atau dalam beberapa sumber menyebutnya sebagai salmon pink seperti yang dapat dilihat pada gambar diatas. Dalam beberapa kasus, operator dapat menemui gingiva sehat yang terpigmentasi karena adanya sintesis melanin pada lapisal basal di epitelium gingivanya. Sedangkan, untuk gingiva yang mengalami kelainan atau inflamatif, umumnya akan menampilkan warna kemerahan/eritematous sebagai reaksi pertahanan tubuh terhadap agen penginfeksi, seperti yang terlihat pada gambar diatas [2].
- -> Gingiva normal yang terpigmentasi [2]
- Konsistensi
- Gingiva sehat akan memiliki konsistensi yang keyal, frim, resilient, melekat erat dengan periosteum yang mendasari tulang alveolar. Sedangkan pada gingiva inflamatif/memiliki kelainan, akan terasa lunak dan longgar ketika dipalpasi [1,2].
- Permukaan
- Gingiva sehat akan memiliki permukaan yang kesat dan bertekstur. Sedangkan untuk gingiva yang inflamatif atau oedem akan memperlihatkan permukaan yang licin [2].
- Stippling
- Permukaan gingiva yang sehat akan menunjukkan tekstur stippling atau seperti kulit jeruk (khususnya di attached gingiva). Stippling merupakan lekukan epitelium yang disebabkan oleh serat kolagen yang melekat pada jaringan pengikat papila di attached gingiva. Pada pemeriksaan stippling, operator akan memberikan tanda (+) jika terlihat adanya stippling, dan memberi tanda (-) jika tidak ada stippling [2].
- -> Stippling [2]
- Pitting Test
- Pitting test merupakan pengujian untuk mengetahui ada tidaknya oedematus pada gingiva. Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara menekan gingiva secara perlahan dengan instrumen tumpul atau jari operator. Jika gingiva memerlukan waktu yang lama untuk kembali ke bentuk semula, maka operator dapat memberi tanda (+) yang menandakan adanya inflamasi pada gingiva. Sebaliknya, jika gingiva segera kembali ke bentuk semula, operator dapat memberi tanda (-) yang menandakan tidak ada inflamasi pada gingiva.
- Interdental Papilla
- Interdental papilla merupakan bagian dari gingiva yang mengisi ruang interdental diantara dua gigi yang berdekatan dari akar sampai proksimal. Pada gingiva yang sehat/normal, papila interdental akan berbentuk piramidal/lancip atau berbentuk col [1].
- Stillman's Cleft
- Stillman's cleft merupakan lekukan pada margin gingiva dengan kedalaman yang bervariasi, berbentuk V seperti kerah baju. Celah ini akan meluas dan memperlihatkan permukaan akar jika resesi pada gingivanya juga meluas. Operator akan memberi tanda (+) jika menemukan stillman's cleft dan memberi tanda (-) jika tidak menemukannya [2].
- -> Stillman's cleft [2].
- Mc Call's Festoon
- Mc call's festoon merupakan pembesaran pada margin gingiva seperti pelampung. Hal ini terjadi ini sebagai respon jaringan terhadap resesi lebih lanjut di luar garis mukogingiva. Pada tahap dini, warna dan konsistensinya tidak berubah kecuali jika terjadi inflamasi sekunder akibat plak. Operator akan memberi tanda (+) jika menemukan mc call's festoon dan memberi tanda (-) jika tidak menemukannya [2].
- -> Mc call's festoon [2].
- Resesi Gingiva
- Resesi gingiva merupakan kondisi terbukanya permukaan akar gigi karena semakin menurunnya tepi gingiva kearah cemento enamel junction (CEJ). Resesi gingiva dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yakni:
- Resesi anatomis: Resesi yang disebabkan karena posisi gigi di luar lengkung normal, morfologi akar, perlekatan frenulum yang terlalu koronal, attached gingiva yang sempit, dan faktor keturunan.
- Resesi fisiologis: Resesi yang disebabkan akibat pergerakan gigi secara ortodontik, baik kearah lingual maupun labial, dan pertambahan usia.
- Resesi patologis: Resesi yang disebabkan karena trauma sikat gigi, malposisi gigi, merokok, restorasi yang tidak adekuat, trauma oklusi, prosedur operasi periodontal, dan oral hygiene yang buruk sehingga menyebabkan peradangan gingiva [3].
- Klasifikasi resesi gingiva menurut Miller:
- Kelas 1: Resesi marginal yang tidak mencapai mucogingival junction dan tidak ada kehilangan tulang alveolar atau jaringan lunak pada area interdental.
- Kelas 2: Resesi marginal yang mencapai atau melebihi mucogingival junction dan tidak ada kehilangan tulang alveolar atau jaringan lunak pada area interdental.
- Kelas 3: Resesi marginal yang mencapai atau melebihi mucogingival junction dan terdapat kehilangan tulang alveolar serta jaringan lunak dibawah CEJ pada area interdental, namun masih lebih koronal dibandingkan perluasan apikal resesi jaringan marginal.
- Kelas 4: Resesi marginal yang mencapai atau melebihi mucogingival junction dengan kehilangan tulang alveolar dan jaringan lunak pada area interdental setinggi perluasan apikal dari resesi jaringan marginal [3].
- -> Klasifikasi resesi [3]
- Perawatan untuk resesi gingiva:
- Bedah: Bertujuan menghilangkan keluhan berupa rasa sakit dan mengembalikan fungsi gingiva, menutup daerah resesi gingiva, dan mengeliminasi hipersensitivitas dentin. Beberapa teknik bedah yang dapat dilakukan adalah soft tissue graft, bedah flap periodontal (koronal, apikal, dan lateral).
- Non-bedah: Bertujuan menghilangkan keluhan rasa sakit dan memperbaiki masalah estetik. Hal yang dapat dilakukan untuk memperoleh estetik yang baik adalah dengan membuat gingiva tiruan/artifisial [3].
Sumber:
- Newman MG, Takei H, Klokkevold PR, Carranza FA. Carranza's clinical periodontology. Elsevier health sciences; 2011 Feb 14.
- Wolf HF, Edith M, Rateitschak KH, Hassell TM. Color Atlas Of Periodontology. New York: Thieme. 2005. 8,26 p.
- Krismariono A. Prinsip Dasar Perawatan Resesi Gingiva. dentika Dental Journal. 2014;18(1):96-100.
- Chu SJ, TAN JH, Stappert CF, Tarnow DP. Gingival zenith positions and levels of the maxillary anterior dentition. Journal of Esthetic and Restorative Dentistry. 2009 Apr;21(2):113-20.
Komentar
Posting Komentar