Gigi Tiruan Lengkap (GTL) - Hasil Diskusi Desain

Indikasi utama didalam kasus Gigi Tiruan Lengkap adalah: Hilangnya oklusal stop

  • Oklusal stop adalah hubungan atau kontak antara gigi (terdapat 2 di posterior dan 1 di anterior)
  • Jika oklusal stop hilang, maka tidak ada kontak oklusi
  • Oklusal stop menjadi syarat utama untuk memperoleh posisi stabil
Konsep desain GTL adalah harus memperhatikan 3 hal, yakni:
  • Retensi = Mencegah gaya ke arah oklusal
    • Adhesi = Daya tarik antara saliva dan landasan; Daya tarik antara saliva dan mukosa
    • Kohesi = Daya tarik antara saliva dan saliva
    • Friksi = Gaya tarik antara cangkolan dan gigi (Landasan dan mukosa; Landasan dan tulang alveolar; Gigi sandaran dan artifisial)
    • Tegangan permukaan
      • Atmosferik = Tekanan udara dibawah landasan 0 atm dan diatas landasan 1 atm
      • Gaya kunyah ke apikal
  • Stabilisasi = Mencegah gaya ke arah lateral
    • Adaptasi = Landasan kontak dengan mukosa
    • Perluasan landasan 
    • Garis fulkrum
    • Menyusun gigi diatas alveolar ridge
    • Menentukan gigi non-anatomis
    • Menyusun gigi sesuai kurva spee, kurva monson, dan kurva wilson
    • Menentukan lebar oklusal gigi tiruan (Sekecil mungkin)
  • Support = Mencegah gaya ke arah apikal / tulang
    • Tooth support
    • Mucosal support
    • Tooth and mucosal support
Perbedaan utama dari GTSL (Gigi Tiruan Sebagian Lepasan) dan GTL (Gigi Tiruan Lengkap) adalah ada tidaknya oklusal stop. Untuk GTSL, operator cukup menyesuaikan dengan oklusi yang sudah ada, sebab oklusal stop masih ada. Sedangkan untuk GTL, operator perlu membuat oklusi baru dikarenakan pasien telah kehilangan oklusal stop, sehingga hal ini berhubungan dengan sistem stomatognati pasien.

Penyusunan GTL perlu menentukan relasi sentrik. Tujuannya adalah untuk memperoleh kestabilan GTL. Relasi sentrik dan oklusi sentrik berbeda.
  • Relasi sentrik = Hubungan rahang atas dan rahang bawah, dimana posisi kepala kondilus berada didalam fossa gleinoidalis.
  • Oklusi sentrik = Hubungan antara gigi, dimana mencapai gigitan maksimal (Cusp to fossa).
Skema oklusi didalam penyusunan GTL yang digunakan didalam requirement Koas adalah Bilateral Balance Occlusion, yang mengartikan bahwa semua tekanan di semua titik adalah sama. Skema ini digunakan untuk memastikan agar GTL tidak terlepas saat digerakkan secara fungsional. Perlu diketahui bahwa oklusi pada gigi normal dan GTL berbeda. Jika pasien dengan oklusi normal (Gigi asli) dan diinstruksikan melakukan gerakan edge to edge, maka oklusi posterior akan terbuka. Sedangkan didalam GTL, ketika pasien diinstruksikan untuk edge to edge, maka oklusi di anterior dan posterior akan tetap berkontak. 

Konsep oklusi berimbang (Hanau) memperhatikan 5 hal:

  • Inklinasi sudut insisal (Diperoleh saat penyusunan gigi)
  • Inklinasi sudut kondilus
  • Inklinasi sudut bonjol (Diperoleh saat penyusunan gigi)
  • Ketinggian lengkung kompensasi (Diperoleh saat penyusunan gigi)
  • Bidang orientasi
Hal yang perlu diperhatikan didalam penyusunan gigi GTL adalah gerakan mandibula. Pergerakkan mandibula terdapat 2, yakni:
  • Translasi = Gerakan sliding yang dapat mengarah ke lateral (Bennet kanan, Bennet kiri, Protrusif antero-posterior).
  • Rotasi = Gerakan berputar pada fossa saja.
Melalui pergerakkan mandibula, maka didapati dua jenis oklusi, yakni:
  • Oklusi statis atau oklusi sentrik = Hanya rotasi dan tidak bergerak.
  • Oklusi dinamis atau oklusi eksentrik = Melibatkan pergerakkan translasi berupa lateral kanan, lateral kiri, antero-posterior.
Dimensi vertikal = Titik di rahang atas dan bawah diantara subnation menuju gnation. Titik penentuan dimensi vertikal dilihat dari jaringan kerasnya, sehingga dapat ditentukan juga melalui radiograf panoramik dan sefalometri. Penentuan dimensi vertikal dapat dilakukan dengan berbagai teknik. Beberapa teknik diantaranya adalah:
  • Metode two dot point = Penentuan secara ekstraoral dari Subnation menuju Gnation.
  • Metode willis gauge = Menggunakan alat gauge untuk mengukur 1/3 muka bawah. 
Saat insersi GTL, maka diperlukan pemeriksaan terhadap oklusi sentrik dan oklusi eksentrik. Cara memeriksanya adalah 
  • Oklusi sentrik = Pasien menggigit articulating paper lalu diinstruksikan untuk beroklusi. Latih pasien untuk membuka-tutup mulut secara pendek sembari mengigit. Hal ini untuk memastikan bahwa pasien terbiasa dengan gerakan rotasi mandibula (Oklusi statis). Hasil dari articulating paper harus memiliki teraan yang seimbang. Jika terdapat teraan yang lebih tebal, maka dilakukan selective grinding pada permukaan fossa giginya saja (Oklusi sentrik = Cusp to fossa). 
  • Oklusi eksentrik = Pasien menggigit articulating paper lalu diinstruksikan untuk melakukan beberapa gerakkan secara terpisah untuk memastikan setiap permukaan GTL memiliki teraan yang seimbang. Gerakan itu diantaranya:
    • Bennet kanan = Instruksikan untuk menggerakkan gigitan ke arah kanan (Gerakkan bennet kanan). Dalam gerakan ini, maka working site adalah disebelah kanan (Cusp to cusp) dan balancing site adalah disebelah kiri (Cusp to fossa). Teraan yang muncul harus seimbang pada kedua site tersebut. Jika ada yang lebih tebal, maka dilakukan selective grinding dengan konsep BULL (Buccal Upper, Lingual Lower) yang berarti melakukan pengurangan pada permukaan bukal gigi RA dan pengurangan pada permukaan lingual gigi RB.
    • Bennet kiri = Instruksikan untuk menggerakkan gigitan ke arah kiri (Gerakkan bennet kiri). Dalam gerakan ini, maka working site adalah disebelah kiri (Cusp to cusp) dan balancing site adalah disebelah kanan (Cusp to fossa). Teraan yang muncul harus seimbang pada kedua site tersebut. Jika ada yang lebih tebal, maka dilakukan selective grinding dengan konsep BULL (Buccal UpperLingual Lower) yang berarti melakukan pengurangan pada permukaan bukal gigi RA dan pengurangan pada permukaan lingual gigi RB.
    • Protrusif antero-posterior = Instruksikan untuk menggerakkan gigitan ke antero-posterior. Teraan yang muncul harus seimbang pada permukaan anterior dan posterior. Jika ada yang lebih tebal, maka dilakukan selective grinding dengan konsep MUDL (Mesial UpperDistal Lower) yang berarti melakukan pengurangan pada permukaan mesial gigi RA dan pengurangan pada permukaan distal gigi RB.
Arah resorbsi tulang:
  • Rahang atas = Posterior, apikal. Oleh sebab itu RA terkesan menciut / mengecil saat tidak memiliki gigi.
  • Rahang bawah = Anterior. Oleh sebab itu RB terkesan melebar saat tidak memiliki gigi.

Contoh Desain GTL:
Insersi:
  • Memastikan setiap permukaan GTL sudah mengkilap dan tidak ada permukaan yang tajam dan berporus.
  • Permeriksaan:
    • Arah pemasangan: Sudah sesuai dengan arah surveying.
    • Adaptasi: Semua permukaan GT berkontak dengan mukosa secara merata (Diperiksa dengan kaca mulut); Pastikan tidak ada bagian yang terlalu tebal menekan / menimbulkan sakit (Diperiksa dengan pressure indicator paste / ZOE / Alginat untuk bagian berlebih); Sayap / tepi landasan tidak melebihi mucobucofold.
    • Retensi: Perluasan landasan tidak melebihi mukobukofold (Diperiksa dengan kaca mulut); Periksa retensi dengan menarik gigi artifisial ke arah oklusal (Tidak boleh lepas); Menarik cangkolan (Jika ada) ke arah oklusal (Tidak boleh mengungkit); Retensi landasan dengan mukosa diperiksa dengan menarik bibir dan pipi. 
    • Oklusi sentrik: Cek dengan articulating paper U-Shape (Jika ada yang berlebih, kurangi dengan konsep PUBL / Palatal Upper, Buccal Lower).
    • Oklusi eksentrik / Stabilisasi: Cek dengan articulating paper U-Shape.
      • Bennet kanan: Berlebih --> BULL
      • Bennet kiri: Berlebih --> BULL
      • Antero-posterior: Berlebih --> MUDL
    • Support: Menekan di oklusal salah satu sisi rahang (Tidak boleh ada yang terungkit)
    • Estetik: Labial/buccal support dari sulkus naolabial dan filtrum (Tidak boleh terlalu cembung); High lip line, Low lip line, Median line, DV, Proporsi wajah normal.
    • Fonetik: Diajak bicara menggunakan huruf S, D, P, T, N, P, F, V

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Latihan Soal (Seluruh Departement)

BM / BEDAH MULUT (Catatan UKMP2DG)

IPM (Catatan UKMP2DG)