Analisa Sefalometri Steiner
Analisis sefalometri dapat dilakukan melalui berbagai teknik, seperti analisis Steiner, Tweed, dan Wylie. Namun semua analisa ini diawal dengan hal yang sama. Hal pertama yang perlu dilakukan untuk menganalisa hasil sefalometri adalah menentukan titik landmark pada cephalogram. Beberapa landmark itu diantaranya:
- S = Titik tengah dari sella tursica
- N = Titik paling anterior pada sutura frontonasal.
- Or = Titik paling inferior pada lengkung orbita.
- A = Titik pada kurvatura tulang alveolar terdalam rahang atas.
- B = Titik terdalam pada kontur anterior simfisis mandibula.
- Pog = Titik paling anterior dari tulang dagu.
- Gn = Titik paling anteroinferior dari tulang dagu (diantara Pog dan Me).
- Me = Titik paling inferior dari simfisis mandibula.
- Go = Titik paling posteroinferior dari sudut mandibula.
- Po = Titik paling superior dari external auditory meatus.
- Analisa skeletal - SNA.
- -> SNA
- Titik-titik analisa:
- S (Sella): Terletak ditengah-tengah sella tursika (hypophysial fossa).
- N (Nasion): Titik paling anterior dari sutura naso frontalis.
- A (Subspinal): titik terdalam pada kurvatura tulang alveolar antara spinal nasalis anterior dan posterior.
- Tujuan: menunjukan posisi sagittal maksila terhadap basis krani anterior.
- Kriteria:
- SNA < 80: Retrognati.
- SNA 80-84: Ortognati.
- SNA > 84: Prognati.
- Analisa skeletal - SNB.
- -> SNB
- Titik-titik analisa:
- S (Sella): Terletak ditengah-tengah sella tursika (hypophysial fossa).
- N (Nasion): Titik paling anterior dari sutura naso frontalis.
- B (Supramental): Titik terdalam pada kontur anterior dari symphysis mandibular, antara interdental dengan pogonion.
- Tujuan: menunjukan posisi sagittal mandibula terhadap basis krani anterior.
- Kriteria:
- SNB < 78: Retrognati.
- SNB 78-82: Ortognati.
- SNB > 82: Prognati.
- Analisa skeletal - ANB.
- -> ANB
- Titik-titik analisa:
- A (Subspinal): titik terdalam pada kurvatura tulang alveolar antara spinal nasalis anterior dan posterior.
- N (Nasion): Titik paling anterior dari sutura naso frontalis.
- B (Supramental): Titik terdalam pada kontur anterior dari symphysis mandibular, antara interdental dengan pogonion.
- Tujuan: Menunjukan hubungan maksila dan mandibula dalam arah sagital.
- Kriteria:
- ANB > 4: Distal jaw relationship (Skeletal kelas II).
- ANB 0 – 4 : Neutral jaw relationship (Skeletal kelas I).
- ANB < 0: Mesial jaw relation ship (Skeletal kelas III).
- Analisa skeletal - Occlusal Plane Angle.
- -> Sudut Bidang Oklusal
- Garis – garis analisis:
- Garis yang menghubungkan S (sella) dan N (Nasion).
- S: Terletak ditengah-tengah sella tursika (hypophysial fossa).
- N: Titik paling anterior dari sutura naso frontalis.
- Garis yang ditarik dari titik tengah overbite gigi insisif pada saat oklusi dengan titik kontak paling distal gigi-gigi molar terakhir pada saat oklusi.
- Kriteria:
- Sudut < 5: Bidang oklusal landai.
- Sudut 14: Bidang oklusal normal.
- Sudut > 30: Bidang oklusal curam.
- Analisa skeletal - Mandibula Plane Angle.
- -> Mandibula Plane Angle
- Garis – garis analisis:
- Garis yang menghubungkan S (sella) dan N (Nasion).
- S: Terletak ditengah-tengah sella tursika (hypophysial fossa).
- N: Titik paling anterior dari sutura naso frontalis.
- Garis yang ditarik dari gn (gnation) dan go (gonion).
- Gn: Titik paling anteroinferior dari tulang dagu (diantara Pog dan Me).
- Go: Titik paling posteroinferior dari sudut mandibula.
- Kriteria:
- Sudut > 32: pertumbuhan wajah vertikal.
- Sudut < 32: pertumbuhan wajah horizontal.
- Analisa dental - Upper Incisor Line (I-NA).
- -> Garis I-NA
- Jarak diukur dari permukaan labial gigi insisiv RA ke garis N-A.
- N (Nasion): Titik paling anterior dari sutura naso frontalis.
- A (Subspinal): Titik terdalam pada kurvatura tulang alveolar antara spinal nasalis anterior dan posterior.
- Kriteria:
- Jarak I-NA < 2 mm : Retroposisi.
- Jarak I-NA 4 mm: Normal.
- Jarak I-NA > 6 mm: Proposisi.
- Analisa dental - Sudut Upper Incisor Line (INA).
- -> Sudut INA
- Sudut yang dibentuk dari perpotongan garis N-A dengan garis sumbu gigi insisif rahang atas.
- N (Nasion): Titik paling anterior dari sutura naso frontalis.
- A (Subspinal): Titik terdalam pada kurvatura tulang alveolar antara spinal nasalis anterior dan posterior.
- Kriteria:
- Sudut I-NA < 15: Retrusi.
- Sudut I-NA 15-32 (rata-rata 22): Normal.
- Sudut I-NA > 32: Protusi.
- Analisa dental - Lower Incisor Line (I-NB).
- -> Garis I-NB
- Jarak diukur titik terdepan permukaan labial gigi insisiv RB ke garis N-B.
- N (Nasion): Titik paling anterior dari sutura naso frontalis.
- B (Supramental): Titik terdalam pada kontur anterior dari symphysis mandibular, antara interdental dengan pogonion.
- Kriteria:
- Jarak I-NB < 2 mm : Retroposisi.
- Jarak I-NB 4 mm: Normal.
- Jarak I-NB > 6 mm: Proposisi.
- Analisa dental - Sudut Lower Incisor Line (INB).
- -> Sudut INB
- Sudut yang dibentuk dari perpotongan garis N-B dengan garis sumbu gigi insisif rahang bawah.
- N (Nasion): Titik paling anterior dari sutura naso frontalis.
- B (Supramental): Titik terdalam pada kontur anterior dari symphysis mandibular, antara interdental dengan pogonion.
- Kriteria:
- Sudut I-NB < 15: Retrusi.
- Sudut I-NB 25: Normal.
- Sudut I-NB > 32: Protusi.
- Analisa dental - Inter-Incisal Angle (I-I).
- -> Sudut I-I
- Sudut ini dibentuk dari garis sumbu panjang gigi insisif RA dan RB.
- Kriteria:
- Sudut I - I <120: Protrusi
- Sudut I - I 131: Normal.
- Sudut I - I >150: Retrusi.
- Analisa dental - R.Holdaway.
- -> R.Holdway
- Selisih jarak horizontal gigi insisiv RB dengan jarak horizontal pog ke garis N-B.
- N (Nasion): Titik paling anterior dari sutura naso frontalis.
- B (Supramental): Titik terdalam pada kontur anterior dari symphysis mandibular, antara interdental dengan pogonion.
- Pog: Titik paling anterior dari tulang dagu.
- Kriteria: 2 -3 mm (normal).
- Analisa jaringan lunak (S-Line).
- -> S-Line
- Steiner S-line untuk menentukan keseimbangan wajah jaringan lunak. Menurut Steiner, bibir dalam keseimbangan yang baik, apabila menyentuh perpanjangan garis dari kontur jaringan lunak dagu ke pertengahan S yang dibentuk dari tepi bawah hidung hingga kontur depan dagu. Garis ini disebut sebagai S-line.
- Kriteria:
- Bibir di belakang s-line: Retrusif / Resesif.
- Bibir menyentuh s-line: Normal
- Bibir di depan s-line: Protrusif.
Komentar
Posting Komentar